Anda di halaman 1dari 6

Pemilihan Pengobatan Herbal

1. Botani dan Kimia Tumbuhan


a. Tripterygium wilfordii
- Botani
Tanaman Tripterygium wilfordii adalah tanaman yang berasal dari
Cina. Biasa digunakan untuk pengobatan rheumatoid arthritis (RA). Penelitian
juga menyampaikan bahwa pengobatan dengan Tripterygium wilfordii adalah
pengobatan paling efektif. (Ernst E, 2006)
Eksperimen telah dilakukan dengan menggunakan ekstrak dari
tanaman Tripterygium wilfordii yang hasilnya dapat menghambat berbagai
model peradangan nonspesifik dan respons hipersensitivitas. (Lipsky Peter,
2002)
- Aktivitas Biologis
Dalam pengobatan menggunakan Tanaman Tripterygium wilfordii
yang berperan penting ialah bagian dari ekstrak yang didapat yakni ekstrak
etanol/etil asetat. Ekstrak akar aktif yang memiliki dampak terapeutik dan
terdapat beberapa 70 senyawa yang telah teridentifikasi seperti diterpinoid,
triterpinoid, dan seskuiterpinoid. (Ernst E, 2006)
b. Jahe (Zingiber officinale)
- Botani
Jahe dengan nama latin Zingiber officinale merupakan golongan
tumbuhan yang termasuk rimpang. Tanaman ini masuk dalam family
Zingiberaceae. Sejak pada zaman kuno, tanaman ini telah banyak digunakan
sebagai ramuan obat dan rempah-rempah. Zingiberis officinale sangat
berperan penting dalam berbagai penyakit seperti asma, diabetes, stroke,
dan sembelit. Zingiber officinale dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan
oleh pasien yang terkena rheumatoid arthritis. (Rownak., 2014)
- Aktivitas Biologis
Efek anti inflamasi jahe telah dibuktikan secara ilmiah yang
menunjukkan adanya efek penghambatan potensial untuk mengurangi
sintesis prostaglandin yang merupakan dasar dari peradangan.
Diarilheptanoid yang memiliki gugus katekol menunjukkan adanya aktivitas
terhadap 5-lipoksigenase yang selanjutnya menghambat biosintesis
leukotrien yang dapat menghasilkan efek antiinflamasi. . Oleh karena itu, jahe
dapat mengurangi peradangan yang terkait dengan RA. (Rownak., 2014)

Gambar. Struktur kimia jahe yang memiliki efek antiinflamasi (Rownak., 2014)

c. Justicia gendarussa
- Botani
Justicia gendarussa Burm F. termasuk ke dalam keluarga Acanthaceae
yang merupakan tanaman hijau yang menyukai naungan, cepat tumbuh, dan
banyak ditemukan di daerah lembab. Tanaman ini berasal dari Cina dan
didistribusikan secara luas di India, Sri Lanka, dan Malaysia. Dalam
pengobatan tradisional India dan Cina, daun tanaman Justicia gendarussa
Burm F direkomendasikan untuk mengobati penyakit seperti demam,
hemiplegia, rematik, radang sendi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri otot,
gangguan pernapasan, dan gangguan pencernaan. (Paval, 2009)

- Aktivitas Biologis
Ekstrak etanol dari J. gendarussa diuji menggunakan prosedur standar
untuk mengidentifikasi keberadaan sterol dan flavonoid. Senyawa tersebut di
uji dengan menggunakan metode kromatografi kertas preparative.
Dalam penelitian analisis fitokimia dari J. gendarussa ekstrak daun
menunjukkan adanya flavonoid vitexin dan apigenin. Ekstrak J. gendarussa
mengandung sitosterol, alkaloid, gula pereduksi, serta sterol. Untuk Apigenin
disampaikan dapat memberikan efek anti-inflamasi seperti menurunkan stres
oksidatif dan mencegah ekspresi beberapa faktor inflamasi. Sedangkan untuk
vitexin flavonoid sebagai agen anti-inflamasi yang kuat, vitexin dapat
memberikan aktivitas anti-inflamasi dengan menghambat jalur 5-
lipoxygenase, yang bersama-sama dengan jalur COX-2, hal ini sangat penting
dalam memproduksi dan mempertahankan peradangan. (Paval, 2009)

d. Salacia reticulate
- Botani
Salacia reticulata (SR) adalah tanaman asli Sri Lanka. Dalam
pengobatan tradisional, yang disebut ''Ayurveda,''. Dalam hal ini yamg
digunakan sebagai pengobatan tradisional ialah akar dan batang SR. melalui
penelitian yang dilakukan tanaman SR telah digunakan untuk pencegahan
rematik, gonore, penyakit kulit dan diabetes. (Mano, 2012)
- Aktivitas Biologis
Diketahui bahwa SR mengandung senyawa unik seperti salacinol,
kotalanol dan mangiferin. Salacinol dan kotalanol dilaporkan menghambatA-
aktivitas glukosidase. sedangkan Mangiferin dilaporkan menurunkan ekspresi
fruktosa-1,6- bisfosfatase (FBP). Pada penelitian, perlakuan dengan SRL
dikaitkan dengan penurunan kadar mRNA yang mengkode RANKL, MMP-2,
MMP-3, cathepsin K dan c-fos. Aktivasi osteoklas juga ditekan oleh SRL.
Namun, pengobatan SRL tidak mempengaruhi konsentrasi serum PGE2atau
IL-1 dan kadar mRNA yang mengkode TNF-A, IL-1, IL-6, IL-10. (Mano, 2010)

e. Ziziphora clinopodiodes
- Botani
Ziziphora clinopodioides Lam (Lamiaceae), umumnya dikenal sebagai
blue mint bush dalam bahasa Inggris, banyak tumbuh di Iran, Turki, dan Irak.
Secara tradisional, telah digunakan sebagai karminatif, anti-muntah, obat
penenang, dan anti-inflamasi. Evaluasi farmakologis telah menunjukkan
bahwa ia memiliki berbagai khasiat obat yang berharga, seperti antijamur,
anti bakteri, antiinflamasi, antioksidan dan sifat antihipertensi
Ziziphora clinopodioides telah digunakan dalam pengobatan
tradisional untuk sifat anti-inflamasi. Studi saat ini diyakini pertama kali
melaporkan potensiZ. clinopodioides ekstrak untuk memperbaiki peradangan
sendi menggunakan model peradangan sendi kronis (FCA-induced
rheumatoid arthritis).(Shabbir, 2018)
- Aktivitas Biologis
Pada evaluasi fitokimia tanaman Ziziphora clinopodioides telah
menunjukkan adanya flavonoid dan terpenoid yang berperan memberi efek
anti inflamasi. Ziziphora clinopodioides pada gangguan inflamasi dan
menunjukkan bahwa perlindungan terhadap peradangan mungkin dikaitkan
dengan penghambatan autacoids. Data menunjukkan bahwaZ. clinopodioides
memperbaiki edema inflamasi ketika diuji menggunakan model inflamasi
akut yang berbeda. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa tanaman kaya
akan minyak esensial yang mungkin bertanggung jawab untuk perbaikan
rheumatoid arthritis dan edema kaki inflamasi. (Shabbir, 2018)

Ernst E, . 2006. (2006). A systematic review of randomised clinical trials of Tripterygium


wilfordii for rheumatoid arthritis. 13, 371–377.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2006.01.010

Lipsky Peter, 2002. (2002). Benefit of an Extract of Tripterygium Wilfordii Hook F in Patients
With Rheumatoid Arthritis. 46(7), 1735–1743. https://doi.org/10.1002/art.10411

Mano, H. 2009. (2010). Effects of the Sri Lankan medicinal plant , Salacia reticulata , in
rheumatoid arthritis. 89–96. https://doi.org/10.1007/s12263-009-0144-3

Mano, H. 2012. (2012). Anti-proliferative effects of Salacia reticulata leaves hot-water


extract on interleukin-1 β - activated cells derived from the synovium of rheumatoid
arthritis model mice.

Paval, J. 2009. (2009). Anti-arthritic potential of the plant Justicia gendarussa Burm F. 64(4),
357–362. https://doi.org/10.1590/S1807-59322009000400015

Rownak., J. 2014. (2014). Zingiber officinale : A Potential Plant against Rheumatoid Arthritis.
2014.

Shabbir, A. 2018. (2018). Biomedicine & Pharmacotherapy Ziziphora clinopodioides


ameliorated rheumatoid arthritis and in fl ammatory paw edema in di ff erent models of
acute and chronic in fl ammation. 97(November 2017), 1710–1721.
https://doi.org/10.1016/j.biopha.2017.11.118

Anda mungkin juga menyukai