1, 2011
ISSN : 2087-5045
ISSN : 2087-5045
SCIENTIA
JURNAL FARMAS I DAN KES EHATAN
T E RBIT D UA KALI S ET AHUN
S E T IAP BULAN FE BR UARI D AN AG UST US
D E W AN R E D A KS I
Penanggung Jawab :
Prof. H. Syahriar Harun, Apt
Pemimpin Umum :
DR.H.M. Husni Mukhtar,MS, DEA, Apt
Redaktur Pelaksana :
Verawati, M.Farm, Ap t
Eka Fitrianda, M.Farm, Ap t
Sekretariat :
Afdhil Arel, S.Farm, Ap t
Khairul
Dewan Penyunting :
Prof.H. Syahriar Harun,Apt
Prof.DR.H. Amri Bakhtiar,MS,DESS,Apt
Prof.DR.H. Almahdy, MS, Apt
DR.H.M. Husni Mukhtar, MS, DEA, Apt
DR. H. Yufri Aldi, MSi, Apt
Drs. B.A. Martinus , MSi
Hj. Fifi Harmely, M.Farm ,Ap t
Farida Rahim, M.Farm, Ap t
Revi Yenti, M.Si, Apt
Verawati, M.Farm, Ap t
Ria Afrianti, M.Farm ,Ap t
Eka Fitrianda, M.Farm, Ap t
Penerbit :
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STIFI) Perintis Padang
ISSN : 2087-5045
Gambar Cover : sirloinskipper.fotopages.com
Alamat Redaksi/Tata Usaha :
STIFI Perintis Padang
Jl. Adinegoro Km. 17 Simp. Kalumpang Lubuk Buaya Padang
Telp. (0751)482171, Fax. (0751)484522
e-mail : stifpadang@gmail.com
website : www.stifi-padang.ac.id
ISSN : 2087-5045
SALAM REDAKSI
Jurnal Scientia edisi Agustus 2013 kembali terbi t dengan muatan artikel-artikel
dalam terbitan kali ini mengangkat tema dari beragam bidang seperti teknologi farmasi,
farmakologi dan kimia farmasi.
Dari bidang teknologi farmasi di publikasikan mengenai formulasi masker peel-off,
edible film dan gel penyubur rambu t. Ketiga formula ini mengandung ekstrak bahan alam
sebagai zat aktifnya. Bidang farmakologi diwakili oleh penelitian terha dap aktivitas
penyembuhan luka dari daun kirinyuh, pengaruh kulit manggis terha dap kadar glukosa darah,
asam urat dan kolesterol, dan penelitian mengenai pengaruh garam bleng terhadap prilaku
anak mencit. Dari bidang kimia farmasi diteliti mengenai kadar flavonoid to tal dan aktivitas
anti oksidan dari kulit buah manggis muda dan ma tang.
Semoga kehadiran jurnal Scientia ini dapat memperkaya khazanah keilmuan para
pembaca sekalian, serta memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu kefarmasian dan
keseha tan.
Padang, Agusuts 2013
Salam Sehat
ISSN : 2087-5045
D A F T A R IS I
46-- 50
51-- 54
FO RMULASI EDIBLE FILM EKS TRAK DAUN KEMANGI (Ocimum americanum L.)
SEBAGAI PENYEGAR MULUT
Fifi Harmely, Chris Deviarny, Wenna Syukri Yenni
55--5 8
59--6 3
64--6 7
68--7 2
73--7 5
76--8 2
ISSN : 2087-5045
Halaman 46 - 82
PENDAHULUAN
Daun kirinyuh (Eupatorium odoratum L.)
dari family Asteraceae merupakan salah satu
dari sekian banyak tumbuhan yang berkhasiat
obat di Indonesia. Daun kirinyuh mengandung
beberapa senyawa utama seperti tannin,
flavonoid, saponin, dan steroid (Benjamin,
1987). Secara tradisional daun kirinyuh
digunakan sebagai penyembuhan luka, obat
kumur untuk sakit pada tenggorokan, obat batuk
dan obat malaria, untuk pengobatan luka pada
kulit, mencegah atau membunuh Neisseria
gonorrhoe,
antidiare,
adstringent,
antispasmodik, antihipertensi, anti inflamasi dan
diuretik (Vital and Rivera, 2009).
Penelitian terhadap khasiat tradisional
daun kirinyuh untuk menyembuhkan luka telah
dilakukan. Penelitian ini dilakukan terhadap
hewan uji mencit jantan dan menunjukkan hasil
bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi
10% memberikan efek penyembuhan luka lebih
cepat. Parameter yang diamati adalah persentase
penyembuhan luka dengan mengukur rata-rata
diameter luka (Afrianti, dkk, 2010).
ISSN : 2087-5045
METO DA PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat alat gelas standar
Laboratorium, timbangan digital, lemari
pendingin, botol maserasi, rotary evaporator,
gunting bedah, pH meter inolab, desikator, krus
porselin, pipet mikro, incubator, microtome,
teaching microscope, kertas saring, kertas xylon,
46
ISSN : 2087-5045
48
S
k
o
r
K
e
r
a
p
a
t
a
n
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Tanpa
Perlakuan
Perlakuan
Pembanding
Hari ke14
Hari ke21
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kerapatan serabut kolagen yang dihasilkan
pada jaringan hewan uji kelompok II
(perlakuan) berbeda nyata dari pada
kerapatan serabut kolagen yang dihasilkan
pada jaringan hewan uji kelompok I (tanpa
perlakuan) dan kelompok III (pembanding)
2. Ekstrak etanol daun kirinyuh dapat
mempercepat penyebaran serabut kolagen,
di mana kerapatan serabut kolagen yang
ISSN : 2087-5045
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, R., R. Yenti, L. Afriani, 2010, Studi
pendahuluan ekstrak etanol daun kirinyuh
tehadap penyembuhan luka, Laporan
Penelitian STIFI, Padang.
Benjamin, V.T ., A, Sofowora., B.O, Oguntimein
and S.I, Inya-agha, 1987, Phytochemical
and Antibacterial Studies on The
Essential Oil of Eepatorium Odoratum,
Available
online
at
http://www.Pharmaceutical Biology.htm/,
diakses : 5 Juli 2010.
Black , JM., & Matassarin Jacobs, E., 1997,
Medical Surgical Nurcing : Clinical
Management for Continuity of Care, (5 th
ed.),
WB
saunders
company,
Philadelphia.
Culvenor, C.C.J and J.S. Fitzgerald, 1963, A
field Method for Alkaloids Screening of
Plants, J. Pharm, Sci, 52 : 303-304.
Robins, S.L., and V, Kumar, 1995, Buku Ajar
Patologi I, Edisi 4, Alih Bahasa : Staf
Pengajar
Laboratorium
Patologi
Anatomik
Fakultas
Kedokteran
Universitas Airlangga, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
Simes, J. J.H,. J. G. T racy, L.J. Dunston, 1959,
an Australian Phytichem Common Wealth
49
ISSN : 2087-5045
50
ABSTRACT
The influence of decocta of mangosteen pericarp (Garcinia mangostana, L.) in blood glucose, uric
acid and chlosterol level on male albino mice had been studied. T he animal were grouped into 4 groups :
group I (no treatment), group II (treated by 250 mg/20 gBB potassium oxonate), group III (treated by
0,26 mg/20 gBB decocta of mangosteen pericarp) and group IV (treated by 0,52 mg/20 gBB decocta of
mangosteen pericarp). Level of each parameter was examined by using a kit test based on enzymatic
method. Results showed that decocta of mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) could decrease
blood glucose, cholesterol, and uric acid levels significantly (p < 0,05).
Keywords : decocta,Garcinia mangostana L., Uric acid, cholesterol, glucose
PENDAHULUAN
Senyawa
berkhasiat
antioksidan
digunakan secara luas sebagai bahan kandungan
suplemen makanan dan vitamin dengan harapan
dapat membantu menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit-penyakit seperti kanker,
jantung koroner dan penyakit degeneratif
lainnya. Selain itu senyawa antioksidan juga
digunakan secara luas untuk kepeluan industri
seperti sebagai zat pengawet makanan dan
kosmetik. Senyawa antioksidan alami yang
berasal dari tumbuhan obat telah banyak
dieksplorasi seperti senyawa golongan fenolat,
flavonoid dan xanton
Kulit buah G. mangostana mengandung
golongan senyawa xanthon yang bersifat
antioksidan dan memperlihatkan berbagai
aktivitas seperti antikanker, anti inflamasi, anti
mikroba dan hepatoprotektor. (Putra, 2011).
Senyawa alfa mangostin dari ekstrak kulit buah
manggis dapat menurunkan kadar kolesterol
mencit pada berbagai dosis ( Dachriyanus, et al.,
2007). Penelitian lain menunjukkan hasil bahwa
ekstrak etanol kulit buah manggis dapat
menurunkan kadar glukosa ( Pasaribu, 2012)
Pada saat ini masyarakat mengkonsumsi
kulit buah manggis dengan cara meminum air
rebusan atau pun seduhan kulit buah untuk
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah timbangan analitik, lumpang dan
stamper, pipet tetes, gelas ukur, beaker gelas,
sudip, spatel, sonde, alat suntik, thermometer,
pinset, corong, lampu spritus, alat gunting bedah
atau silet, kapas, kandang hewan, timbangan
hewan, label, alat digital (Easy Touch GCU)
dan strip glukosa darah, strip kolesterol, dan
strip asam urat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kulit buah manggis
(Garcinia mangostana.L), aquadest, Na.CMC,
NaCl fisiologis, makanan standar mencit, kain
flanel dan potassium oksonat.
51
ISSN : 2087-5045
52
Tabe l 2. Kadar glukosa, koleste rol dan asam urat darah mencit
No
Kelompok
Kadar glukosa
Kadar koleste rol
he wan uji
(mg/dl), (x SD, (mg/dl), (x SD, n=5)
n=5)
1
2
3
4
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Dosis 0,26 ml/ 20
g BB
Dosis 0,52 ml/ 20
g BB
74,2 5,89
56,8 3,03
149,2 18,79
138,8 8,52
<2
4,42 0,62
3,04 0,62
41,2 2,38
125,4 7,71
2,68 0,41
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka
diperoleh kesimpulan bahwa pemberian dekokta
dari kulit buah manggis ( Garcinia mangostana
L.) berpengaruh dalam menurunkan kadar
glukosa, kolesterol dan asam urat darah mencit
putih jantan dan telah di uji statistik terdapat
perbedaan bermakna antara kadar glukosa,
kolesterol yang dibandingkan dengan kontrol
negatif dan asam urat yang dibandingkan dengan
kontrol positif asam urat masing-masing pada
p<0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Dachriyanus, Katrin D.O., Ernas O., Suhatri.,
Mukhtar H. M., 2007, Uji Efek AMangostin terhadap Kadar Kolesterol
Total, Trigliserida, Kolesterol HDL dan
Kolesterol LDK Darah Mencit Jantan
ISSN : 2087-5045
54
ABSTRACT
A research to formulate edible film from Ocimum americanum L. leaf extract as a mouth freshener
had been done by varying the concentration of ethanolic extract which were 2,5%, 5%, and 7,5%. The
evaluation done to each formula included: the observation on organoleptic characteristics, the panelis
preference test, drying shrinkage, thickness, friability, pH and flavonoid content. From the result of the
evaluations, it could be concluded that the edible film from Ocimum americanum L. leaf extract was
qualified a s a edible film . T he results of statistic analysis using kruskal wallis methode for panelis
preference showed that the most favorite edible film was F0, but the most refreshing one was F3.
Keywords : Edible film,basil leaf extract, Ocimum americanum L., mouth freshener
PENDAHULUAN
Kemangi (Ocimum americanum L.)
merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat
untuk mengatasi bau mulut. Menurut penelitian
in vitro daun kemangi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri-bakteri patogen pada
mulut, seperti Candida albicans, Streptococcus
mutans, dan Lactobacillus casei (Thaweboon,
2009). Kandungan kimia yang terdapat pada
daun kemangi adalah minyak atsiri seperti sineol
dan eugenol, saponin, flavonoid, polifenol dan
tannin (Pitojo, 1996). Kemangi dapat dimakan
segar sebagai lalapan dengan cara memakan atau
mengunyah secara langsung. Cara ini tentu
dipandang kurang praktis, oleh karena itu perlu
dibuat suatu sediaan untuk meningkatkan
kepraktisan, kemudahan pemakaian, dan
penerimaan masyarakat, ekstrak daun kemangi
telah diformulasikan dalam bentuk permen
(Nirmala, dkk, 2011). Sekarang diperlukan
inovasi baru selain sediaan yang telah ada
sebelumnya, peneliti mencoba membuat sediaan
penyegar mulut dari ekstrak daun kemangi
dalam bentuk edible film.
Edible film merupakan suatu lapisan tipis,
terbuat dari bahan yang bersifat hidrofilik dari
protein maupun karbohidrat serta lemak atau
campurannya. Edible film berfungsi sebagai
bahan pengemas yang memberikan efek
pengawetan. Edible film dapat menjadi barrier
terhadap oksigen, mengurangi penguapan air
ISSN : 2087-5045
dan
memperbaiki
penampilan
produk.
Penggunaan Edible film dapat mencegah proses
oksidasi, perubahan organoleptik, pertumbuhan
mikroba atau penyerapan uap air. Edible film
juga dapat digunakan sebagai pembawa
antioksidan yang dapat melindungi produk
terhadap proses oksidasi lemak (Krochta, 1992).
Se diaan penyegar mulut dalam bentuk edible
film ini sudah ada di pasaran, produknya
menggunakan mentol sebagai zat aktif yang
memberikan kesegaran di mulut.
METO DE P ENELITIAN
Bahan-Bahan
Bahanbahan yang digunakan adalah
daun kemangi (Ocimum americanum L.), etanol
70%, etanol 96%, pati jagung, HPMC, sorbitol,
Na Sakarin, Ol. MP, menthol, nipagin, nipasol,
essen melon, kloroform, FeCl3 , HCl(p), serbuk
Mg, norit, H2 SO4(p) dan aquadest.
Alat-Alat
Alat yang digunakan adalah alat-alat gelas
standar labor, botol maserasi, rotary evaporator,
hot plate, magnetic stirrer, oven, desikator, alat
cetak edible film hasil modifikasi, alat uji
ketebalan film (mikrometer skrup), pH meter
inolab, dan Roche friabilator.
55
PROSEDUR PENELITIAN
Pembuatan ekstrak kental daun kemangi
Sampel daun Kemangi diambil di
daerah Tangah Sawah Kota Bukittinggi.
Se banyak 200 g daun segar dimaserasi dengan
pelarut etanol 70% selama 3x5 hari. Maserat
yang diperoleh disaring dan filtrat diuapkan
pelarutnya dengan rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental (Voight, 1995).
F0
0
6
4
4
0,25
0,1
1
0,18
0,02
0,25
100
ISSN : 2087-5045
Formula
F1
F2
2,5
5,0
6
6
4
4
4
4
0,25 0,25
0,1
0,1
1
1
0,18 0,18
0,02 0,02
0,25 0,25
100
100
F3
7,5
6
4
4
0,25
0,1
1
0,18
0,02
0,25
100
KESIMPULAN
Ekstrak
daun
kemangi
(Ocimum
americanum L.) dapat diformulasi dalam bentuk
sediaan edible film dan formula F3 memberikan
efek antihalitosis (menyegarkan mulut) yang
paling baik
DAFTAR PUSTAKA
ArifinM.F., L. Nurhidayanti, Syarmalina, Rensi,
2010, Formulasi Edible Film Ekstrak
Daun Sirih (Piper bettle L.) Seba gai
Antihalitosis, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia , 8 (1) : 61-68
Badan Standarisasi Nasional, 2008, SNI3547.22008, Mutu Kembang Gula, Badan
Standar Nasional, Jakarta..
Krochta, J.M., 1992, Control of Mass Tranfer in
Foods with Edible Coating and Film ,
Advances Food Engineering. Elsevier Sci.
Publ. Co.Inc. New York.
.Nirmala, W., E. Budiyanto. A.Y. Wardani. H.
Stiyawan, 2011, Pemanfaatan Ekstrak
Daun Kemangi (Ocimum canum) sebagai
Permen Herbal Pencegah Bau Mulut,
FMIPA
UNY,Yogyakarta.http://seminar.uny.ac.id
[25Juni 2012]
ISSN : 2087-5045
58
ABSTRACT
Research in the influence of bleng salt (containing borax) on behavior development of mice had
been done. In this research, pregnant mice were divide into 4 groups, each group consisting of 3 mice,
namely: control group which was given aqua dest only; group treated by bleng salt in 3 mg/20 g body
weight; group treated by bleng salt in 6 mg/20 g dose; and group treated by bleng salt in 12 mg/20 g dose.
Each animal was given the bleng salt solution orally during 9 days, started from 6 th day until 14th day of
pregnancy (during organogenesis). The neonatal mice were observed for their behaviour development
from 5 days after birth (PND5, Post Natal Day-5) until PND-21 by behavioral test battery method.
Parameters measured were the percentage of succes reflex ability, motoric and sensoric ability. Based on
the results, it could be concluded that treatment of bleng salt during gestation (period of organogenesis)
had not influence the development of central nervous system (CNS) of mice, but effected reflex ability
and reflex motoric skills at PND-8.
Keywords : bleng salt, organogenesis period, battery behaviour test, CNS
PENDAHULUAN
Garam bleng merupakan salah satu zat
aditif yang sering digunakan oleh produsen
makanan
(Cahyadi,
2008).
Garam
blengmengandung boraks dengan rentang kadar
1,087%-1,395% (Wijayanti, 2007). Menurut
Permenkes RI No 722/Menkes/IX/1988 boraks
termasuk kedalam kategori zat aditif berbahaya
dan dilarang penggunaannya. Larangan ini
didasarkan atas efek buruk yang ditimbulkan
oleh boraks, diantaranya penggunaan oral dari
senyawa boraks dapat menimbulkan kejang,
pendarahan pada lambung, kerusakan jaringan,
kerusakan membran, diare serta muntah dan
seringnya mengkonsumsi makanan berboraks
ini juga akan menyebabkan gangguan otak, hati,
dan ginjal (Qudni, 1993). Bahkan dalam jangka
waktu lama dapat menginduksi timbulnya
kanker (Ahmad dan Almahdy, 1994; Dressbach,
1983). Senyawa yang bisa merangsang
timbulnya kanker biasanya juga bersifat
mutagenik
dan
teratogenik
(Wilson,
1975).Larangan ini juga dipertegas oleh hasil
penelitian yang menyatakan boraks memiliki
efek teratogenik pada mencit (Ahmad dan
Almahdy, 1994), dapat menurunkan kualitas
ISSN : 2087-5045
59
ISSN : 2087-5045
60
yang
akan
Tabe l 1. Hasil uji kemampuan reflek anak mencit setelah induknya dibe rikan
garam bleng pada masa organogenesis
Je nis uji
Umur
Dosis
(Hari)
K (-)
P1
P2
P3
5
10,594,75
10,274,79
9,534,09
9,534,19
Reflek
membalikkan
badan (detik)
6
94,44 %b
94,44%b
55,55%a
41,66%a
Reflek
9,62
9,62
9,62
11,78
menghindari
jurang (%)
Reflek
ge otaksis
ne gatif (%)
100,00%
0,00
94,44%
9,62
77,78%
19,24
83,33%
11,78
Tabe l 2. Hasil uji kemampuan be renang (motorik) anak mencit setelah induknya dibe rikan garam
bleng pada masa organogenesis
Je nis uji
Dosis (mg/Kg BB)
Kontrol
P1
P2
P3
PND-8
1,78 a0,83
2,78 b 0,44
1,88 a0,60
2,33 ab 0,81
Sudut ke pala (%)
1,890,19
2,000,00
1,890,19
1,331,15
Arah be renang (%)
1,000,00
1,000,00
1,000,00
0,670,57
Penggunaan anggota badan (%)
Pada uji kemampuan mengangkat badan
dan anggota belakang, anak mencit kelompok
kontrol telah dapat melakukan pada PND-11 dan
ISSN : 2087-5045
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian garam bleng selama gestasi (masa
organogenesis)
secara
umum
tidak
mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat
anak mencit kecuali terhadap kemampuan reflek
menghindari jurang dan uji motorik kemampuan
renang pada posisi sudut kepala PND-8.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J., 1986, Methods in Behavioral
Teratology in Handbook of Behavioral
Teratology (E. P. Riley, and C. V.
Vorhees, Eds.), pp. 67-79, Plenum Press,
New York, London
Ahmad, A dan Almahdy, A, 1994, Pengujian
Sifat Teratogen Boraks pada Mencit
ISSN : 2087-5045
Putih,
Jurnal
Matematika
dan
Pengetahuan Alam Vol 03 No. 1
Cahyadi, W., 2008, Analisis dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Dewanto, G., W.J. Suwono, B. Riyanto dan Y.
T urana, 2009, Panduan Praktis
Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf,
EGC, Jakarta
Dressbach,R. H., 1983, Handbook of Poisoning,
11 th, Lange Medical Pub, Los AlcosCalifornia
Ishikawa, H., and T oru Yamauchi, 2003,
Analysis of Teratogenic Effects of
Maternal Treatmen with 2-Brimopropane
in Mice, J Occup Health
Kaspul, 2004, Kualitas Spermatozoa Tikus Putih
(Ratus norvegicus L) Setelah Perlakuan
dengan Boraks, Bioscienticiae, Volume
01 No. 02: 1-9
Manson, J.M, Zenict, H., & Castow RD, 1982,
Teratology Test Methods for Laboratory
Animal, Recent Press, New York
Qudni, D., 1993, Pola Distribusi dan Akumulasi
Boraks dalam Tubuh Kelinci, Skripsi
Sarjana Farmasi FMIPA Unand, Padang
Satyanegara (ed), 2010, Ilmu Bedah Saraf Ed.
4, Gramedia, Jakarta
Virgianti, D.P. dan Pawestri, H.A., 2005,
Pengaruh Pendedahan Morfin Terhadap
Perilaku Masa Prasapih Mencit (Mus
musculus) Swiss-Webster. Cermin Dunia
Kedokteran No. 149
Wijayanti, R., 2007, Analisis Kadar Pengawet
Boraks Pada Bleng dan Kerupuk Puli
yang Diproduksi oleh Beberapa Home
Industri Kabupaten Magetan, Farmasi,
Universitas Muhammadiyah, Malang
Wilson, J.G., and J. Warkany, 1975, Teratology
Principle anf Techniques, University of
Chaniago Press, Chicago
Winarno, F.G., 1994, Bahan Tambahan Untuk
Makanan dan Kontaminan, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta
Yuwardi, 2012, Awas, Borax Mengancam ,
Padang Ekspres Edisi 11 Oktober
2012:p.11
63
ABSTRACT
This research was done to formulate a hair growth enhancer gel containing sgueezed water derived
from pulm of Musa brachycarpa as active ingridient in concentration 10% (F1), 20% (F2), 30 % (F3) and
using Hydroxypropilmethylcellulose (HPMC) 4% as gel former. Gel from each formula was then
evaluated for its organoleptic characteristics, homogeneity, pH, distribution on skin, stability tet and skin
iritation. Evaluation of activity as hair growth enhancer was done by using albino mouse. Hair on the
back of animals were falled out. The animals were then grouped into 5 group based on the treatment
applied to their back : group I (treated by gel base), group II (treated by gel comparator), group III
(treated by F1 gel), group IV (treated by F2 gel) and group V (treated by F3 gel). The parameter observed
in each group was the time needed for hair on the back to grow until reach the same length as in another
skin area. The gel evaluation results showed that all of the gel formulat
Keywords : Gel, Musa brachycarpa, hair growth enhancer
PENDAHULUAN
T anaman pisang berasal dari Asia
T enggara yang kini sudah tersebar luas ke
seluruh dunia termasuk Indonesia. T anaman
pisang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
hidup manusia. Selain buahnya, bagian tanaman
yang lain seperti bonggol, daun, batang dan
jantungnya juga dapat dimanfaatkan. Dari
seluruh bagian tanaman pisang, bagian yang
jarang digunakan oleh masyarakat adalah
bonggol
pisang,
sehingga
kita
bisa
memanfaatkannya menjadi sesuatu yang
berguna. Bonggol pisang mengandung protein
dan vitamin B2 yang diketahui dapat
merangsang
pertumbuhan
rambut
dan
mempertahankan
kesehatan
rambut
(Agus,2004). Bonggol pisang mengandung
banyak cairan yang bersifat menyejukkan dan
berkhasiat menyembuhkan. Perasan air bonggol
pisang batu (Musa brachycarpa) secara empirik
telah digunakan sebagai penyubur rambut.
Masalah rambut yang hampir setiap orang
pernah mengalaminya adalah kerontokan
rambut. Kerontokan rambut dapat terjadi secara
normal atau tidak normal, tergantung dari
banyaknya helai rambut yang rontok setiap
harinya. Jika kerontokan rambut yang terjadi
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat standar laboratorium, juser,
cawan penguap, pH meter, timbangan analitik,
kain kasa, beker glass, batang pengaduk, tabung
reaksi, lemari pendingin, piknometer, pisau
64
Pengolahan Sampel
Bonggol pisang dibersihkan dan buang
bagian yang keras kemudian ditimbang.
Bonggol pisang dipotong kecil-kecil dan ambil
airnya dengan memerasnya pakai juiser.
Peme riksaan pe rasan air bonggol pisang batu
Pemeriksaan perasan air bonggol pisang
batu meliputi pemeriksaan organoleptis,
kelarutan, penetapan susut
pengeringan,
penetapan kadar abu, dan pemeriksaan pH.
Pemeriksaan kandungan kimia meliputi
pemeriksaan flavonoid, saponin, fenolik, steroid
terpenoid, alkaloid dan juga dilakukan
identifikasi protein dan vitamin B2.
Formula Gel
Tabe l 1 . Formula basis gel dan gel ekstrak bonggol pisang
Bahan
F0
F1
F2
10
%
20
%
Perasan air bonggol pisang
3 tts
3 tts
3 tts
Oleum rose rum
4%
4%
4%
HPMC
10%
10%
10%
Propilenglikol
0.1%
0.1%
0.1%
Nipagin
100 ml
100 ml
100 ml
Aquadest sampai
Pembuatan Gel
Gelas piala kosong dimasukkan aquadest
dan dilarutkan nipagin kedalamnya, aduk sampai
larut kemudian dimasukkan HPMC, biarkan 3060 menit setelah mengembang masukkan
propilenglikol aduk sampai terbentuk gel yang
homogen. Lalu tambahkan perasan air bonggol
pisang batu aduk. T ambahkan oleum rosarum 3
tetes aduk sampai massa gel homogen.
Evaluasi Se diaan Gel
a. Organoleptis, yaitu pengamatan terhadap
bentuk, warna dan bau yang dilakukan
secara visual
b. Homogenitas,
dilakukan
dengan
mengoleskan 0,1 g gel pada keping kaca
transparan dengan tipis dan merata, dimana
harus menunjukkan susunan yang homogen
diba wah mikroskop (Depkes RI,1979).
c. Pemeriksaan pH, menggunakan pH meter
dengan mengukur 1 g formula gel yang
diencerkan dengan air suling hingga 10 ml.
ISSN : 2087-5045
d.
e.
f.
F3
30 %
3 tts
4%
10%
0.1%
100 ml
Pemeriksaan stabilitas
gel dengan
pendinginan, dilakukan dengan menyimpan
sediaan gel dalam botol plastik di lemari
pendingin suhu -5 OC selama 24 jam,
kemudian dibiarkan pada suhu kamar.
Formula gel yang tidak menunjukkan
pemisahan dinilai sebagai sediaan stabil
(Voight,1994).
Uji iritasi kulit, dilakukan dengan
mengoleskan 100 mg gel pada lengan
dalam dengan luas 2 cm 2 , ditutup dengan
perban dan plester lalu dibiarkan selama 24
jam. Gel dioleskan lagi selama 3 hari dan
amati gejala iritasi yang mungkin timbul
pada kulit seperti eritema atau vesika.
Apabila tidak menimbulkan iritasi pada
kulit, maka formula dinyatakan memenuhi
persyaratan
(Depkes
RI a,1989
;
Voight,1994 ; Wassiatmadja,1997).
Uji daya menyebar; gel sebanyak 500 mg
diletakkan hati-hati diatas grafik yang
dilapisi plastik transparan, dibiarkan
beberapa saat dan ukur diameter daerah
65
Tabe l 2. Hasil peme riksaan bahan baku pe rasan air bonggol pisang batu
No
Peme riksaan
Persyaratan
Pengamatan
( De pKes RIb ,1989 )
1. Organoleptis
- Bentuk
- cairan
- cairan
- Warna
- bening kekuningan
- bening kekuningan
- Bau
- khas
- khas
2.
3.
4.
5.
Kelarutan
- dalam air
- dalam etanol 96%
- dalampropilenglikol
Susut pengeringan
Kadar abu
pH
- larut
- agak sukar larut
- sukar larut
(60 80) %
(4 12) %
5 10
- larut
(1 : 22)
- agak sukar larut (1 : 60)
- sukar larut (0,1 : 70)
70,40 %
4,19 %
5,35
Tabe l 3. Pengamatan kondisi pe rtumbuhan bulu mencit se telah pembe rian gel perasan air bonggol
pisang batu se bagai penyubur rambut de ngan melihat waktu pe rtumbuhan bulu mencit
putih jantan
No Formula
Waktu pe rtumbuhan bulu mencit mencit (hari)
k1
k2
k3
k4
F0
10
20
26
32
1
F1
6
10
14
20
2
F2
5
7
12
19
3
F3
4
6
10
13
4
Pembanding
4
7
11
16
5
KESIMPULAN
Perasan air bonggol pisang batu dapat
diformulasi dalam bentuk sediaan gel dimana
pada konsentrasi 30% memberikan waktu
pertumbuhan bulu maksimal yang paling
singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, K dan Agus R, 2004, Budi Daya
Tanaman
obat
Secara
Organik,
Argomedia Pustaka, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope
Indonesia Edisi III, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI a, 1989, Formularium
Kosmetika Indonesia, Jakarta.
ISSN : 2087-5045
67
ABSTRACT
A formulation research of peel off mask from extract ethanol of teki grass root tuber (Cyperus
rotundus L.) has been done by varying the extract ethanol from teki grass root tuber with percentage 1%,
3%, 5%. The parameter evalution included the observation on organoleptic, visual homogenity, pH,
power of spread test, iritation test, dry time test, temperature stabilition test, elasticity test, and the
panelist preference test. The result of evalution shows that the peel off mask from extract ethanol of teki
gras root tuber was quality as a peel off mask and the best formula was F3 which had concentration of
extract 5%.
Keywords : Masker, Peel Off, Cyperus rotundus
PENDAHULUAN
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) dari
famili Cyperaceae dikenal masyarakat sebagai
gulma pertanian yang biasa dijumpai pada lahan
terbuka. Namun demikian, rumput teki juga
telah dimanfaatkan secara tradisonal sebagai
obat sakit gigi, obat borok, untuk kumur, obat
kecut (anti kejang) terhadap sakit mencret , sakit
dada, luka terpukul, memar, gatalgatal di kulit
dan bisul, pendarahan dan keputihan, penenang,
dan kosmetika.
Rimpang
rumput
teki
diketahui
mengandung minyak atsiri dengan aroma khas
menyegarkan (sedikit berbau mentol) dan
memberi rasa dingin (Heyne, K., 1987).
Masyarakat sering memanfaatkannya sebagai
pencuci mulut dan bedak dingin. Beberapa
penelitian juga telah dilaporkan rumput teki
mempunyai aktivitas sebagai antibakteri (Abdul,
2008), sebagai antioksidan (Nagulendran, 2007),
dan telah ada diformulasi dalam sediaan krim
wajah (Rajvanshi et al, 2011).
Berdasarkan pemanfaatan tradisional
sebagai bedak dingin maka dilakukan penelitian
untuk memformulasi ekstrak rimpang rumput
teki dalam bentuk masker peel off. Masker peel
off merupakan salah satu bentuk masker wajah
yang berbahan dasar gel, digunakan dengan cara
dioleskan di wajah dan dibiarkan sampai
mengering. Air yang terkandung didalamnya
ISSN : 2087-5045
METO DE P ENELITIAN
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
Rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L),
etanol, PVA 72000 (polivinil alcohol),
propilenglikol, PVP K 30 (Polivinil pirolidon),
metil paraben, propil paraben, air suling, dapar
asetat pH 4, dapar fosfat pH 7, kloroform,
serbuk Mg dan HCl, norit, H2 SO4 (pekat),
H2 SO4 2 N, asam asetat anhidrat, kloroform
amoniak 0,05 N, pereaksi mayer, sediaan
masker pembanding (masker peel off O).
Alat-alat
Alat yang digunakan adalah botol kaca,
corong, kertas saring, destilasi vakum, rotary
evaporator, timbangan analitik, pisau, gelas
ukur, labu ukur, beaker glass, tabung reaksi,
erlenmeyer, cawan penguap, kaca arloji, kaca
objek, kaca ukuran 5 x 50 mm, spatel, sudip,
68
PROSEDUR PENELITIAN
Ekstraksi rimpang rumput teki
Rimpang rumput teki dibersihkan
kemudian ditumbuk kasar, dan di masukkan
kedalam botol maserasi ditambah etanol 95 %
direndam selama 3 kali 24 jam sambil sekalikali di aduk, kemudian maserat dikumpulkan
dan diuapkan dengan penguap vakum, lalu
dipekatkan secara in vacuo dengan rotary
evaporator hingga didapatkan ekstrak kental.
Pembuatan se diaan maske r peel off rimpang
rumput teki
a. Formula basis gel
Komposisi
PVA 72000
Propilenglikol
Formula (%)
10
10
PVP K30
Propil paraben
Metil paraben
5
0,05
0,1
Etanol
Aqua rosae
Air suling ad
12,5
1
100
Pembuatan basis
Semua bahan ditimbang, Polivinil alcohol
72000 ditambah dengan air suling sebanyak
enam kalinya lalu dipanaskan dalam gelas piala,
diaduk sampai warnanya bening dan homogen.
PVP K30 diaduk dalam lumpang dengan
penambahan sedikit air suling. Kedua masa
tersebut
dicampurkan
dan
ditambah
propilenglikol, diaduk sampai homogen. Metil
paraben dan propil paraben yang sebelumnya
telah dilarutkan dengan etanol ditambahkan lalu
diaduk, kemudian tambahkan aqua rosae aduk
sampai terbentuk masa yang homogen.
ISSN : 2087-5045
b.
Komposisi
Ekstrak
rimpang teki
Basis ad
F0
(%)
0
Formula
F1
F2
(%) (%)
1
3
F3
(%)
5
100
100
100
100
70
6,43
6,44
5,71
5,41
6,23
8,17
9,37
11,01
7,08
8,93
10,67
6,68
8,10
10,04
5,98
7,02
8,76
6,13
7,53
9,34
00.21.17
00.25.05
00.27.48
260 %
306,6 %
293,3 %
pH
Daya
Menye bar
-Be ban 1
gram
-Be ban 2
gram
-Be ban 5
gram
Uji waktu
mengering
F3
Uji Elastisitas
KESIMPULAN
Pada evaluasi masker peel off ekstrak
etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
L.) memberikan hasil yang baik dan memenuhi
syarat sebagai sediaan masker wajah.
Secara statistik dengan metoda uji
Kruskal Wallis terhadap uji kesukaan pada ke
empat formula ternyata F3 merupakan formula
masker yang paling disukai diantara formula
lainnya.
ISSN : 2087-5045
00.28.55 00.23.01
300 %
233,3 %
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Zeid., Nima, M., Jabier, Majid, S., Wagi,
Raghidah, I., Hussain, Huda, Abd Al
Kareem., 2008, Extraction, Identification
and Antibacterial Activity of Cyperus Oil
from Iraqi C, rotundus, Eng &
Technology, Vol 26, No 10.
Departemen
Kesehatan
R.
I.,
1985,
Formularium Kosmetik
Indonesia
(Cetakan 1), Jakarta.
Departemen Kesehatan R. I., 1995 a, Materi
Medika Indonesia, Jilid VI, Jakarta.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia,
Jilid I (T erjemahan), Yayasan Sarana
Wanajaya, Jakarta.
Morris, K., 1993, Depilatories, Mask, Scrubs
and Bleaching Preparation. In H. Butler.
Pauchers Perfumes, Cosmetics and
Soaps, London.
Nagulendran, RR., Velavan, S., Mahesh, R.,
Beegum, V., Hazeena., 2007, In Vitro
Antioxidant
Activity
and
Total
Polyphenenolic Content Of Cyperus
Rotundus Rhizomes,
Rajvanshi, A., Sharma, S., Khohra, LS., Sahu,
RK., Jangde, R, 2011, Formulation And
Evaluation of Cyperus Rotundus And
Cucumis sativus Based Herbal Face
Cream, University Institute of Pharmacy
71
ISSN : 2087-5045
72
ABSTRACT
The research about estimating amoun of total flavonoid and antioxidant activity test from etanol
extract of Mangostanas mesocarp fruit (G.mangostana L.,) has done. The amount of total flavonoid is
estimated by spectrophotometric method, but the antioxidant activity is estimated by arrest test of free
radical DPPH (2,2-diphenyl1-1-picryl hidrazil). The amount of total flavonoid of mature and raw
mesocarp ethanol extract is each from 4,57 mg/g and 6,165 mg/g. The antioxidant activity of ethanol
axtract mangostanas mesocarp fruit in mature sample is 63,74 g/ml and ra w sample 37,79 g/ml. T his
result is lower than quersetin amount which is 7,124 g/ml.
Keywords : Flavonoid, Quercetin, DPPH, Garcinia mangostana L.,
PENDAHULUAN
Garcinia
mangostana
L.
(Fam.
Guttiferae) atau lebih dikenal sebagai manggis
merupakan tumbuhan yang populer pada saat ini
karena berkembangnya penelitian mengenai
manfaatnya di bidang farmasi dan industri
makanan. Secara tradisional kulit buah manggis
telah lama dimanfaatkan masyarakat untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti
infeksi kulit, diare, anti asma, disentri, penurun
panas, obat batuk dan obat setelah melahirkan,
amandel, penyakit kulit (T jahjaningtyas, 2011).
Ekstrak kulit buah manggis kaya akan
metabolit sekunder seperti xanton, fenolat,
tannin, isoflavon, flavon dan lain-lain.
Komposisi dan kadar dari metabolit sekunder ini
akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur
tumbuhan. Sebagai contoh, kadar xanton pada
kulit manggis um ur 1 bulan se besar 14,67 mg/g,
kadar xanthone pada buah umur dua bulan
sebesar 16,21 mg/g, umur tiga bulan 15,74
mg/g, dan umur empat bulan 15,68 mg/g. Kadar
xanton justru lebih meningkat jika buah
disimpan hingga empat minggu setelah dipetik
mencapai 34,36 mg/g (Mardiana, 2011).
Selain xanton, flavonoid merupakan
golongan metabolit sekunder lainnya yang
terdapat dalam kulit buah manggis dan memiliki
berbagai potensi sebagai obat salah satunya
adalah
sebagai
antioksidan.
Perbedaan
ISSN : 2087-5045
METO DO LO GI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Rotary
evaporator (Heidolph), Spektrofotometer UVVis (T 70), oven, timbangan analitik, botol
maserasi, labu ukur dengan berbagai ukuran,
gelas ukur dengan berbagai ukuran, beker glass,
Erlenmeyer, cawan penguap, krus porselen, kaca
arloji, pipet mikro, pipet gondok, batang
pengaduk, tabung reaksi, corong, plat tetes,
spatel, gegep, kertas saring Whatman No. 41 dan
pipet tetes.
Bahan yang digunakan adalah kulit
manggis matang dan muda (G. mangostana L.),
73
ISSN : 2087-5045
Keterangan :
Abs. Kontrol
74
1.
Sampel
Matang
Muda
Kandungan
Manggis
Absorban
(A)
1.
2.
3.
1.
2.
3.
0,438
0,445
0,443
0,518
0,523
0,523
Flavonoid
Kulit
Kadar
Flavonoid
Total
(mg/g)
KESIMPULAN
4,5652
6,1549
DAFTAR PUSTAKA
Mardiana, L., 2011, Ramuan dan Khasiat Kulit
Manggis, Penebar Swa daya, Jakarta.
Molyneux, P., 2004, The Use of Stable Free
Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
for Estimating Antioxidant Activity, J.
Sci. Tecnol, 26 (2), 211-219
Okawa, M., J. Kinjo, T. Nohara and M. Ono,
2001, Modification Method DPPH (1,1diphnyl-2-picrylhydrazyl)
radical
scavenging activity of flavonoids obtained
from some medical plants, Biol. Pharm.
Bull., Vol. 24 (10), 1202-1205.
T jahjanigtyas, 2011. Manggis Ratu Buah Kaya
Mamfaat, Surabaya
Zhinshen, J., T . Mengcheng and W. Jianming,
1999, The Determination of Flavonoid
Contents in Mulberry and Their
Scavenging Effects on Superoxide
Radicals, Food Chem., 64 : 555-559.
75
ABSTRACT
Activity of ethanol extract of herb ciplukan (Physalis angulata L.) as active cutaneous
antianaphylaxis in white female mice . T he sensitisasi on 15 white mice that has been grouped randomly
preceded by injecting intraperitoreally a albumin solution 0,2 ml/ 20g BB of as 10% (b/v). On days 7
and 14 a injecting subcutan albumin solution was again 0,1 ml/20g BB of as 10% (b/v) . 15 mice that
had experienced sensitization were divided into 5 groups. On the 15 th day of the first group, given the
carrier test preparation orally, groups II, III, and IV were given suspensions ciplukan extract orally at a
dose of 1.3 mg/20g BB, 2.6 mg / 20g BB, 5.2 BB mg/20g and the group V wa s given prednisone orally
for 6 days. On day 21, all mice were given injecting intra vena of evans blue solution 0,1 ml/20g BB of as
0.25% (b/v). Half an hour later given a injecting intracutaneous of albumin solution 0,1 ml/20g BB of as
10% mL/20 g (b/v) . The Anaphylaxtis reactions were observed by the time of occurrence , diameter, and
the intensity of the blue color . The results showed that the ethanol extract of herbs ciplukan (Physalis
angulata L.) can reduce active cutaneous anaphylaxis reactions were significantly (P <0.05)
Keywords : Physalis angulata L., Antianaphylaxis, Sensitisasi, Albumin Solution, T ime of Occurrence,
Diameter , Intensity of The Blue Color
PENDAHULUAN
Pada zaman modern ini, reaksi
hipersensitifitas tipe cepat atau anafilaksis atau
yang lebih dikenal dengan alergi merupakan
penyakit yang sering dijumpai di masyarakat,
dan masih menjadi masalah karena sukar untuk
disembuhkan. Walaupun umumnya tidak terlalu
berbahaya, namun pada kondisi tertentu reaksi
anafilaksis dapat mengancam kehidupan
penderitanya. (Nugroho,2004; Jasaputra,2007)
Hipersensitifitas
merupakan
reaksi
imunologik secara tidak wajar pada seseorang
yang sebelumnya pernah tersensitisasi dengan
antigen
yang
bersangkutan
sehingga
menimbulkan
reaksi
berlebihan,
yang
bermanifestasi pada radang atau kerusakan
jaringan. Pada keadaan normal, mekanisme
petahanan tubuh baik humoral maupun selular
tergantung dari aktifasi sel B dan sel T . Aktifasi
berlebihan oleh antigen akan menimbulkan
suatu keadaan imunopatologi yang disebut
reaksi hipersensitifitas (Kresno, 2001)
ISSN : 2087-5045
Bahan
Bahan yang akan digunakan adalah :
herba ciplukan, etanol, air suling, NaCl
fisiologis 0,9 %, albumin ( putih telur) 10%,
NaCMC, mencit putih betina, prednison,
pewarna biru evans, krim perontok bulu.
METO DE P ENELITIAN
Penentuan Dosis
1. Dosis Antigen
Dosis antigen yang dipakai adalah dosis
terkecil yang dapat menimbulkan reaksi
anafilaksis yaitu albumin (putih telur ayam )
10% b/v (Aldi, 2009)
2. Dosis Ciplukan
Dosis sediaan uji yang dipakai
berdasarkan pemakaian pada manusia yaitu 15g
herba segar, yang kemudian ditentukan dosis
ekstraknya berdasarkan rendemen yang didapat
yaitu 3,316/100 X 15 g = 0,497g yang bulatkan
menjadi 0,5g Dosis ekstrak yang didapat
dikonfersikan terhadap mencit, sehingga
didapatkan dosis untuk mencit yaitu 0,5g X
0,0026 = 0,0013g/20g = 65mg/kg BB. Variasi
dosis berikutnya diambil dengan cara perkalian
dua hingga didapatkan dosis 130mg/kg BB dan
dosis 260mg/kg BB (Dalimartha,2006).
3. Dosis Sediaan Pembanding
Zat pembanding yang digunakan adalah
prednison. Dosis yang dipakai berdasarkan
pemakaian manusia yaitu 5 mg yang kemudian
dikonfersikan dikonfersikan terhadap mencit
sehingga didapatkan dosis mencit 5mg X 0,0026
= 0,013mg/20g BB = 0,65mg/kg BB
Pembuatan se diaan uji
Pembuatan Suspensi Ekstrak Ciplukan
Ekstrak ditimbang sesuai dosis yang
direncanakan, kosentrasi yang dibuat adalah
1,3%. T imbang ekstrak sebanyak 130 mg
masukan kelumpang, tambahkan NaCMC 0,5%
yang telah dikembangkan dengan air panas
sebanyak 20 kalinya, dan digerus kemudian
diencerkan dengan air suling sampai 10 mL.
Pembuatan larutan antigen
Antigen yang digunakan adalah albumin
(putih telur ayam) yang dimbang sebanyak 1g
77
PROSEDUR PELAKSANAAN
Skor
3
4
ISSN : 2087-5045
78
Waktu Timbulnya
Bentolan Biru (Detik)
250
200
150
100
50
0
Diameter (mm)
Dosis 65 mg/
kg BB
Dosis 130
mg/ kg BB
Dosis 260
mg/ kg BB
Pembanding
kontrol
Waktu (Jam)
Dosis 65
mg/ kg BB
2
Dosis 130
mg/ kg BB
1,5
1
Dosis 260
mg/ kg BB
0,5
Pembandin
g
Waktu (Jam)
Kelompok Perlakuan
20
15
10
5
0
Diameter (mm)
Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan sampel
segar dari herba ciplukan
karena secara
tradisional herba ciplukan digunakan dengan
cara merebus herba ciplukan segar dan
meminum air rebusannya (Dalimartha, 2006 ).
Se belum ekstraksi dilakukan, sampel terlebih
dulu dirajang halus dengan tujuan untuk
memperluas
bidang
permukaan
dan
mempercepat proses penetrasi pelarut kedalam
sel tanaman dan juga proses pelarutan senyawasenyawa yang terkandung didalam sampel
(Harbone,1987).
Ekstraksi sampel dilakukan dengan
metoda maserasi karena pengerjaannya lebih
mudah, tidak memerlukan perlakuan khusus dan
tidak memerlukan panas sehingga dapat
mencegah terjadinya kerusakan zat termolabil
akibat suhu tinggi (Djamal, 1990). Pelarut yang
digunakan adalah etanol, karena pelarut ini
relatif kurang toksik dibanding pelarut organik
lainnya. Disamping itu juga berdasarkan sifatnya
sebagai pelarut universal yang mampu
melarutkan hampir semua zat, baik yang bersifat
polar, semipolar maupun nonpolar. Etanol yang
digunakan adalah etanol 96% karena sampel
yang digunakan adalah sampel segar. Ekstrak
etanol yang didapatkan dipekatkan dengan
rotary evaporatorsehingga didapatkan ekstrak
kental etanol herba ciplukan 26,53 gram dari
79
KESIMPULAN
1. Ekstrak ciplukan
dapat menghambat
terjadinya reaksi anafilaksis kutan aktif.
2. Peningkatan dosis ekstrak dalam range 65
260 mg/kg BB dapat meningkatkan
penghambatan reaksi anafilaksis kutan aktif
pada mencit putih betina
DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Y., 2009, Aktifitas Skopoletin Dari Ekstrak
Etanol Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia.L.) Terhadap IgE, IL4 dan IL10
Pada Keadaan Alergi, Unifersitas
Andalas, Padang
Badan Pengawas Obat Dan Makanan, 2006,
Monografi
Ekstrak
Tumbuhan
ObatIndonesia,Volume 2, Jakarta
81
ISSN : 2087-5045
82
ISSN : 2087-5045