Anda di halaman 1dari 15

1

A. Judul : Pengaruh Kunyit terhadap Inflamasi Mukosa Gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar.

B. Latar Belakang Masalah Kejadian gastritis akut di Indonesia sekitar 4 juta orang per tahun, dengan persentase laki-laki 12% dan perempuan 10% (Fauci et al, 2010). Penyebab gastritis akut antara lain stress, alkohol, bakteri, dan NSAID. Berkaitan dengan hal ini masyarakat berusaha untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut dengan berbagai cara. Pengobatan yang umumnya dilakukan oleh masyarakat adalah konvensional, tradisional, atau campuran. Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 1.300 diantaranya digunakan sebagai obat tradisional. Berdasarkan potensi ini, produk obat tradisional dapat dikembangkan secara luas (Suriawiria, 2002). Gerakan kembali ke alam (back to nature) banyak didengungdengungkan. WHO (World Health Organization) sejak tahun 1997 telah mencanangkan program hidup sehat melalui Back To Nature atau Kembali Ke Alam (Suriawiria, 2002). Seiring dengan kemajuan dunia kedokteran, orang biasa mengonsumsi obat-obat buatan industri farmasi. Namun, kenyataan membuktikan bahwa pengobatan tradisional memiliki banyak kelebihan, misalnya tingkat bahaya lebih rendah daripada obat-obatan kimia. Penerimaan tubuh manusia terhadap obat dari bahan tumbuh-tumbuhan pun ternyata lebih mudah (Muhlisah, 2008). Salah satu tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat adalah kunyit. Kunyit merupakan tumbuhan herbal yang mengandung berbagai zat kimia, terutama kurkumin dan minyak atsiri (Sudarsono, 1996). Kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit sebagai salah satu senyawa hasil isolasi maupun kurkuminnya mempunyai aktivitas yang sangat luas, antara lain sebagai anti oksidan, anti hepatotoksik, anti inflamasi dan anti reumatik. Kurkumin juga dilaporkan menimbulkan sifat anti inflamasi pada mencit yang diinduksi karagen (Tarwiyah, 2001). Inflamasi (radang) merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan

oleh cedera atau kerusakan pada jaringan, yang berfungsi untuk menghancurkan, mengurangi atau mengurung (sekuester) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Sudarsono, 1996). Tanda-tanda pokok peradangan akut mencakup edema, kemerahan, panas, nyeri, dan gangguan fungsi (Price, Wilson, 1995). Pemicunya antara lain infeksi, toksin mikroba, trauma, agen fisik atau kimia tertentu, kematian jaringan, benda asing, dan reaksi imun, serta dapat juga diinduksi oleh penggunaan NSAID (Mendjiwa, 2010). NSAID terutama sering digunakan oleh masyarakat untuk menghilangkan nyeri. Hal ini justru memperparah keadaan nyeri tersebut, karena NSAID dapat menghilangkan barrier yang ada di gaster, sehingga memperparah keadaan inflamasi tersebut (Price & Wilson, 2007). Hal-hal yang terjadi pada proses radang akut sebagian besar dimungkinkan oleh pelepasan berbagai macam mediator kimia, antara lain amina vasoaktif, protease plasma, metabolit asam arakhidonat, produk leukosit dan macam lainnya (Robins, 1999). Dalam pengobatan tradisional kunyit dipakai secara turun-temurun

sebagai obat tradisional terutama pada masyarakat timur. Biasanya masyarakat mengacu pemakaian obat tradisional dalam sediaan rebusan, namun

kenyataan proses penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Kusumaningrum, 2008). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) terhadap inflamasi mukosa gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar percobaan. Pemilihan NSAID dikarenakan merupakan model yang menggambarkan proses inflamasi pada penelitian di saluran cerna dan salah satu penyebab inflamasi pada saluran cerna.

C. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) terhadap tanda-tanda inflamasi mukosa gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar .

D. Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) terhadap tanda-tanda inflamasi mukosa gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar

E. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah berupa artikel ilmiah yang selanjutnya dapat menjadi landasan ilmiah dalam pemanfaatan Kunyit. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat : 1. Menambah khazanah ilmu dan menjadi sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut. 2. Menjadi alternatif pengobatan inflamasi khususnya pada mukosa gaster.

G. Tinjauan Pustaka G.1. Kunyit (Curcuma domestica VAL.) G.1.1 Definisi Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan, Cina Selatan, Indonesia, dan Filipina (Kementerian Ristek, 2003). G.1.2 Morfologi Seperti anggota famili Zingiberacea lainnya, Curcuma longa adalah tanaman herba biasa yang ketinggiannya mencapai 1 meter, memiliki rimpang yang tebal dan berdaging serta daun dalam bentuk pelepah. Rimpang adalah bagian terpenting dari tanaman ini. Rimpang kunyit terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu rimpang utama atau rimpang induk yang berbentuk seperti telur, yang merupakan perpanjangan batang dan yang membentuk umbi. Rimpang bercabang banyak, berbentuk silinder, dan panjang, yang tumbuh ke arah bawah dari rimpang utama. Permukaan luarnya berwarna cokelat tua kekuningan, dengan keriput yang berbentuk longitudinal, dan ditandai dengan cincin-cincin cokelat tua kekuningan yang tertutup oleh parut daun (Budhwaar, 2006).

G.1.3 Kandungan kimia tanaman kunyit Kandungan kimia zat-zat yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4%. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen, turunan fenilpropana turmeron, kurlon kurkumol, aril kurkumen, dan humulen. fruktosa, glukosa, pati, dan dammar. Mineral yaitu besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, kobalt, dan bismuth (Sudarsono, 1996). G.1.4 Manfaat kunyit Kunyit termasuk tanaman yang mempunyai banyak guna,terutama bagian rimpangnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan pewarna tekstil dan masakan serta kerajinan tangan, penyedap masakan, bumbu, rempah-rempah, dan bahan kosmetik (Rukmana, 1994). Kandungan utama kurkumin dan minyak atsiri berfungsi untuk pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba (broad spectrum), anti kolesterol, anti tumor (menginduksi apostosis), anti rheumatoid arthritis (rematik), antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat cacing, obat sakit perut, dan memperbanyak ASI. Kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai antihepatotoksik, antelmintik, antiedemik, analgesik,

antiinflamasi dan antioksidan (Kiso et al, 1983 ; Masuda et al, 1993). G.2. NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) G.2.1 Definisi Non Steroid Anti Inflammatory Drugs merupakan obat antiinflamsi yang bekerja selektif ataupun nonselektif yang mempengaruhi metabolisme asam arakhidonat. Asam arakhidonat berasal dari banyak fosfolipid membran sel yang diaktifkan oleh cedera. Asam arakhidonat dapat dimetabolisme dalam dua jalur yang berbeda, jalur cyclooxygenase I (COX-1) dan cyclooxygenase II (COX-2) menghasilkan sejumlah prostaglandin dan tromboksan dan jalur lipooxygenase (LOX) menghasilkan leukotrien (Price & Wilson, 2007). Terdapat dua mekanisme utama terjadinya inflamasi gaster karena NSAID, yaitu: 1) secara langsung atau dengan iritasi topikal di epitelium gaster, dan 2) inhibisi sistemik dari sintesis prostaglandin endogen dari mukosa dengan menghambat enzim COX-1 dan COX-2 baik lokal maupun sistemik. Cara kedua

menghambat COX untuk mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin, dimana prostaglandin ini berfungsi untuk menjaga keutuhan mukosa gaster, homeostasis platelet, dan menjaga fungsi ginjal. Terdapat dua macam COX, COX-1 dapat ditemui hampir di seluruh jaringan tubuh, namun COX-2 jarang ditemukan dan biasanya muncul pada inflamasi (misalnya athritis) (Dugowson, 2006). G.3. Inflamasi G.3.1 Definisi Menurut Mycek (2001), inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan. Gejala proses terjadinya inflamasi akut meliputi kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor), dan perubahan fungsi (functio laesa). Menurut Price & Wilson (2007), tanda-tanda pokok peradangan : a. Rubor (Kemerahan) merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebur, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. b. Kalor (panas) terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37 0C, yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab darah yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal. c. Dolor (sakit) dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu seperti

histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit. d. Tumor (pembengkakan) merupakan segi paling menyolok dari peradangan akut. Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini, reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yangg disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat. e. Functio laesa (perubahan fungsi) adalah reaksi peradangan yang telah dikenal. Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, berfungsi secara abnormal. Akan tetapi tidak diketahui secara detail bagaimana fungsi jaringan yang meradang tersebut terganggu. G.3.2 Mekanisme Anti-inflamasi Rimpang Kunyit Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator inflamasi antara lain amin, seperti histamin dan 5-hidroskitriptamin, lipid seperti prostaglandin, peptida kecil seperti bradikinin, dan peptida besar seperti interleukin-1 (Mycek, 2001). Prostaglandin merupakan senyawa eicosanoid yang disintesis dari asam arakhidonat oleh enzim COX-2 yang aktif selama peradangan. Prostaglandin meningkatkan sensitivitas sensor saraf terhadap rangsangan nyeri, juga meningkatkan permeabilitas vaskular dan bertindak sebagai

vasodilator. Leukotrien disintesis sebagai respon terhadap antigen dan tidak disimpang secara intraselular. Leukotrien merupakan produk dari metabolisme asam arakhidonat melalui jalur LOX. Salah satu efek sistemik dari leukotrien inflamasi kulit dan kemotaksis. Leukotrien juga meningkatkan permeabilitas vaskular (Kesuma, 2009). Metabolit arakhidonat merupakan mediator peradangan dimana berasal dari fosfolipid membran sel yang diaktifkan karena cedera. Asam arakhidonat dapat

dimetabolisme dalam dua jalur yang berbeda, yaitu jalur siklooksigenase yang menghasilkan sejumlah prostaglandin dan tromboksan dan jalur lipooksigenase yang menghasilkan leukotrien (Price & Wilson, 2007). Mekanisme antiinflamasi terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin pada radang. Ditambahkan pula oleh Rustam et al (2007), mekanisme kurkumin sebagai antiinflamasi adalah dengan menghambat produksi prostaglandin yang dapat diperantarai melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Lebih spesifik dijelaskan oleh Anindita (2010) bahwa kandungan kurkumin pada kunyit (Curcuma domestica VAL.) akan menghambat proses inflamasi yang berperan sebagai inhibitor enzim COX. G.4. Kerangka Konsep NSAID Curcumoid (Rimpang Kunyit) Manfaat Curcumoid pada saluran pencernaan Pengobatan hepatitis Antimikroba Antitumor Gangguan pencernaan Obat sakit perut Antiinflamasi Antiinflamasi

COX-2 Selektif

COX Non-selektif Lokal Sistemik

Merusak mukosa gaster

Inflamasi mukosa gaster Efek Mengurangi Inflamasi Gaster

= diteliti = tidak diteliti

G.5. Hipotesis Terdapat pengaruh pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) terhadap tanda-tanda inflamasi mukosa gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar. H. Metode Penelitian H.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk mengetahui pengaruh pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) terhadap inflamasi mukosa gaster yang diinduksi oleh NSAID pada tikus galur Wistar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design dengan hewan percobaan sebagai obyek penelitian. H.2 Variabel Penelitian H.2.1 Variabel Bebas Dosis sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.). H.2.2 Variabel Tergantung Gejala / tanda inflamasi H.3 Definisi Operasional Variabel H.3.1 Sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) Sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) dalam penelitian ini

adalah rimpang kunyit sebanyak 100 gram yang telah diparut dan diperas sehingga menjadi sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) dengan

konsentrasi 100%. Kemudian di encerkan dengan aquades untuk mendapatkan konsentrasi 75%, 50%, dan 25%. Pemberian dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari dengan durasi interval 12 jam selama 7 hari. H.3.2 Inflamasi mukosa gaster tikus galur Wistar Inflamasi dalam penelitian ini merupakan tanda radang akut yang ditemukan secara makroskopis pada mukosa gaster tikus galur Wistar yang diinduksi dengan asam mefenamat dosis tunggal. Dosis induksi ditentukan berdasarkan penelitian pendahuluan.

H.4 Populasi dan Sampel H.4.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan percobaan tikus galur Wistar. H.4.2 Unit Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus galur Wistar yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu tikus galur Wistar jantan, berat 150-250 gram, dan kondisi sehat (aktif dan tidak ada cacat anatomi). H.4.3 Replikasi Besar sampel yang akan digunakan sesuai dengan kriteria minimal WHO untuk penelitian eksperimental yaitu 3 replikasi. Untuk menperhitungkan kehilangan unit replikasi, maka ditambahkan dengan faktor koreksi sebanyak 30% (1 replikasi). Jumlah replikasi perkelompok menjadi 4 replikasi sehingga jumlah keseluruhan unit replikasi adalah 20 ekor tikus. H.5 Prosedur Penelitian 1. Tikus galur Wistar sebanyak 3 ekor yang memenuhi kriteria diaklimatisasi kandang selama 7 hari (diberi makan berupa pelet dan diberi minum sepuasnya). Kandang dibersihkan setiap minggu untuk mengurangi stresor bagi tikus akibat bau kotoran tikus. 2. Setelah diaklimatisasi, dilakukan penimbangan berat badan semua tikus kemudian dilihat rerata berat badan tikus untuk menentukan dosis sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) dan Asam Mefenamat yang akan diberikan. 3. Kemudian tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak sederhana (simple random sampling). 4. Asam Mefenamat diberikan per oral menggunakan sonde sesuai dosis yang sudah ditentukan. 5. Melakukan pemberian sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% sesuai dengan kelompok

10

perlakuan, dengan volume sesuai dengan kapasitas lambung hewan coba, dimulai 24 jam setelah induksi. 6. Pada hari ke-8, organ gaster diambil melalui pembedahan hewan coba, yang sebelumnya telah dibius dengan eter. Setelah pengambilan sampel, hewan coba dibunuh dan dikuburkan. 7. Gaster diambil langsung diamati dan difoto gambaran makroskopis menurut metode Kato S et al. (2002) dan setelah diamati, sampel diawetkan dengan larutan formalin 10%. 8. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson atau yang sederajat.

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan pada Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Rencana kegiatan serta waktu pelaksanaan penelitian dijadwalkan sebagai berikut : Tabel 2. : Rencana Kegiatan Penelitian Rencana Kegiatan Persiapan penelitian Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data Penyusunan laporan Keterangan: X1 X2 X3 X4

X : bulan ke-n, dimulai setelah usulan disetujui : pelaksanaan rencana kegiatan

J. Rancangan Biaya Tabel 3. Rancangan biaya penelitian No 1 Uraian Penyusunan usulan penelitian ATK Penelusuran informasi Transportasi Penggandaan usulan penelitian Banyak 1 set 5 orang 5 orang 6 jilid Harga Rp 200.000,00 Rp 150.000,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Jumlah Rp 200.000,00 Rp 750.000,00 Rp 250.000,00 Rp 180.000,00

41 11

2 -

Penelitian Sewa laboratorium

3 x (5 hari kerja) 25 set 25 ekor 5 orang 1 set 1 kali 1 set 10 jilid 5 orang

Rp 100.000,00

Rp 1.500.000,00

3 4 -

Pengadaan bahan - rimpang kunyit, NSAID (Asam Mefenamat) - tikus galur Wistar Transportasi dan komunikasi ATK Pengolahan data Penyusunan laporan penelitian ATK Penggandaan laporan penelitian Transportasi dan komunikasi

Rp 100.000,00 Rp. 50.000,00 Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00 Rp 200.000,00 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00

Rp 2.500.000,00 Rp 1.250.000,00 Rp 500.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00 Rp 200.000,00 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 Rp 9.030.000,00

J U M L A H

K. Daftar Pustaka Anita. (2009). Catatan Farmasi. Available from : http : // minepoems. Com / 2009 / 06/catatan-farmasi.html [Accessed 24 September 2012]. Budhwaar, V. (2006). Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit, cetakan I. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, hal. 45, 48-50, 57. Dugowson, C.E. (2006). Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs. Available from : www.med.nyu.edu [Accessed 22 Oktober 2012]. Hart, T., Shears, P. (1997). Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 1. Jakarta : Hippokrates, hal. 778. Jawetz, Melnick, Adelberg. (2005). Mikrobiologi Kedokteran, Edisi I. Jakarta : Salemba Medika, hal. 92-5, 352, 358-60. Karsinah, dkk. (1994). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi FKUI. Jakarta : Binarupa Aksara, hal. 155, 163-4. Kato, S., et al. (2002). Ulcerogenic Influence of Selective Cyclooxygenase-2 Inhibitors. The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, 303(2), 503-9. Katzung, Bertram G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik, Buku 3, Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, hal. 165. Kementrian Ristek. (2003). Referensi Kesehatan, Available from :

12

http://creasoft.com/2008/05/04/kunyit/feed [Accessed 25 September 2012].


Kesuma, T.W. (2009). Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Sari Etanol Dan Etil

Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val) Terhadap Mencit. Universitas Sumatera Utara : Fakultas Farmasi. Kiso, et al. (1983). Kunyit. Available from : http://warnadunia.com/xmlrpc.php. Kusumaningrum, O.D. (2007). Uji Aktivitas Antipiretik Infusa Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. Available from : http://etd.eprints.ums.ac.id/2241/1/K100040012.pdf. Masuda, et al. (1993). Kunyit. Available from : http://warnadunia.com/xmlrpc.php . Mendjiwa, S. (2010). Turmeric as Anti-Inflamatory. Available from :

www.chemalert.com/chemmgmt [Accessed 22 Oktober 2012]. Muhlisah. (2008). Tanaman Obat Keluarga (TOGA), cetakan II. Jakarta : Penebar Swadaya, hal. 6-7, 37. Mycek, M.J., et al. (2001). Farmakalogi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Widya Medika. Nelson. (2000). Buku Ilmu Kesehatan Anak, Edisi XIV. Jakarta : EGC, hal. 1354. Pelczar, Jr.M.J., Chan, E.C.S. (1988). Dasar-dasar Mikrobiologi, Jilid 2. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal. 452-8. Price, S.A., Wilson, L.M. (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC. Ratiknya, A.W. (2003). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hal. 129-30. Rukmana, R. (2009). Kunyit, cetakan VIII. Yogyakarta: Kanisius, hal. 9,11,13, 17. Rustam, E., et al. (2007). Efek Antiinflamasi Sari Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val) Pada Tikus galur Wistar Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 12 (2), 112-5. Sinaga, S. (2009). Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma domestika, Val) sebagai Pengganti Antibiotik Sintetis dalam Ransum Babi Jantan Kastrasi Periode Grower. Available from : http://unpad.ac.id/SaulandSinaga. Sudarsono, et.al. (1996). Kunyit. Available from : http://warnadunia.com/xmlrpc.php. Suriawiria. (2002). 10 Tanaman Berkhasiat Sebagai Obat, cetakan I. Jakarta : Papas Sinar Sinanti, hal. 9.

13

Suwarno, Y. (2001). Efektivitas Sari rimpang kunyit (Curcuma domestica VAL.) (Curcuma domestica Val) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung. Tanaka, A., et al. (2002). Role of Cyclooxygenase (COX)-1 and COX-2 Inhibition in Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug-Induced Intestinal Damage in Rats. The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, 303(3), 1248-54. Tarwiyah. (2001). Minyak Atsiri Jahe. Available from : http://www.ristek.go.id Tortora. (2007). Microbiology: An Introduction, Cetakan Pertama. San Fransisco : Percetakan Benjamin Cummings, hal. 165 70. Widaya, W. (2007). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/en/index_en.htm [Accessed 25 September 2012].

L. Lampiran Biodata Ketua , Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing L.1 Biodata Ketua Kelompok Nama NIM Angkatan Tempat, Tanggal lahir Alamat No. Hp Karya Tulis yang pernah dibuat Riwayat Penghargaan : Rian Hidayatullah : H1A 009 006 : 2009 : Mataram, 14 Februari 1991 : Jl. Alamanda no. 6 Karang Taruna : 085738155552 ::Ketua Kelompok

(Rian Hidayatullah) L.2 Biodata Anggota Kelompok 1. Nama NIM Angkatan Tempat, Tanggal lahir : Anshoril Arifin : H1A 009 025 : 2009 : Mataram, 26 Juni 1991

14

Alamat No. Hp

: Jl. Halmahera 3b No 4 Rembige : 081803608199

Karya Tulis yang pernah dibuat : Riwayat Penghargaan :Anggota Kelompok

(Anshoril Arifin) 2. Nama NIM Angkatan Tempat, Tanggal lahir Alamat No. Hp : Delfian Oktatugara Rayes : H1A 009 026 : 2009 : Bandar Lampung, 4 Oktober 1991 : Jl. Lestari Pejeruk Bangket Ampenan : 081339818789

Karya Tulis yang pernah dibuat : Riwayat Penghargaan :Anggota Kelompok

( Delfian Oktatugara Rayes ) 3. Nama NIM Angkatan Tempat, Tanggal lahir Alamat No. Hp Karya Tulis yang pernah dibuat : Pandu Tridana Sakti : H1A 010 041 : 2010 : Mataram, 1 September 1993 : Jl. Panji Masyarakat No.6 : 0817365490 : 1. Far Infrared Ray Solusi Mudah dan Murah untuk Mengatasi Diabetes Melitus

2. Swasembada Jagung dengan Silo untuk


Kecukupan BBM bagi Indonesia Riwayat Penghargaan : 1. Juara Harapan 2 Lomba Essay Tingkat Nasional Universitas Udayana

15

2. Juara 3 Lomba Essay Tingkat Nasional Departemen Pertanian RI Anggota Kelompok

( Pandu Tridana Sakti ) 4. Nama NIM Angkatan Tempat, Tanggal lahir Alamat No. Hp : Arina Windri Rivarti : H1A 011 009 : 2011 : Blora, 2 Januari 1993 : Jalan Sumatra no. 8, BTN Gunung Sari Indah : 0878864761890

Karya Tulis yang pernah dibuat : Riwayat Penghargaan :Anggota Kelompok

( Arina Windri Rivarti ) L.3 Biodata Dosen Pembimbing Nama NIP Tempat, Tanggal lahir Alamat No. Hp Karya Tulis yang pernah dibuat : dr. Nurhidayati, M.Kes : 197607122002122002 : Bima, 12 Juli 1976 : Jl. Satelit Raya blok C 08 Graha Satelit : 08123706150 Efek Hepatoprotektif Teripang Pasir

terhadap Induksi CCl4

Dosen Pembimbing,

(Dr. Nurhidayati, M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai