Anda di halaman 1dari 8

ANTI INFLAMASI

Nama : Dharna S B

Local :A

Nim : 21802012

A. Pengertian

Inflamasi merupakan respon terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika

proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-

elemen darah, sel darah putih (leukosit) dan mediator kimia berkumpul

padatempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu

mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan

membasmi agen-agenyang berbahaya pada tempat cidera dan untuk

mempersiapakan keadaan untuk perbaikan jaringan. Meskipun ada hubungan

antara inflamasi dan infeksi, tetapi tidak bolehdianggap sama. Infeksi

disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebabkaninflamasi, tetapi tidak

semua inflamasi disebabkan oleh infeksi. Inflamasi adalahsatu dari respon

utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasidistimulasi oleh

faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin)

yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang didalam sistem

kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.


B. Ciri-ciri atau Tanda Inflamasi

1. Eritema (kemerahan)Merupakan tahap pertama dari inflamasi. Darah

berkumpul pada daerahcedera jaringan akibat pelepasan mediator kimia

tubuh.

2. Edema (pembengkakan) Tahap ke dua dari inflamasi. Plasma merembes

ke dalam jaringan interstial pada tempat cedera. Kinin mendilatasi

arteriol dengan meningkatkan permeabilitas kapiler.

3. Kolor (panas) Panas pada tempat inflamasi dapat disebabkan oleh

bertambahnya penggumpalan darah dan juga dikarenakan pirogen

(substansi yangmenimbulkan demam) yang menggangu pusat pengaturan

panas danhipotalamus.

4. Dolor (nyeri) Disebabkan peningkatan dan pelepasan mediator-mediator

kimia.

5. Function laesa (hilangnya fungsi) Disebabkan karena penumpukan cairan

pada tempat cedera jaringan dankarena rasa nyeri, yang mengurangi

mobilitas pada daerah yang terkena.

C. Mekanisme Iflamasi

Proses inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid,

leukotrien, sitokin, nitrit oksida, dan lain-lain. Menurut Roman (2009), proses

terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan akibat stimulus yang


menyebabkan pecahnya sel mast diikuti denganpelepasan mediator inflamasi,

dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang kemudian menyebabkan

migrasi sel leukosit. Inflamasi dibagi menjadi dua, yaitu inflamasi akut dan

kronis.

 Inflamasi akut terjadi dalam waktu yang lebih singkat yang

melibatkan sistem vaskular lokal, sistem imun dan beberapa sel.

Tanda-tanda paling khas yang menandakan adanya inflamasi

adalah kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), bengkak

(tumor) dan disertai dengan perubahan fungsi lokal.

 Inflamasi kronis berlangsung pada waktu yang lebih lama

(beberapa bulan bahkan bertahun). Pada inflamasi kronis

melibatkan sel darah putih terutama pada sel mononuklear pada

prosesnya

D. Obat Anti Inflamasi

1. Anti Inflamasi Steroid

Obat anti inflamasi golongan steroida bekerja menghambat sintesis

prostaglandin dengan cara menghambat enzim fosfolipase, sehingga

fosfolipid yang berada pada membran sel tidak dapat diubah menjadi asam

arakidonat. Akibatnya prostaglandin tidak akan terbentuk dan efek inflamasi

tidak ada.
2. Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID)

Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid

(NSAID) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa

obat sangat berbeda secara kimiawi. Walaupun demikian obat-obat ini

ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi ataupun efek

samping. Obat antiinflamasi non-steroid adalah golongan obat yang

digunakan untuk mengobati reumatoid artritis, osteoartritis, dan meredakan

nyeri. Obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui 2

mekanisme yaitu topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara topikal

terjadi karena OAINS bersifat lipofilik dan asam, sedangkan efek sistemik

yaitu melalui penghambatan COX-1 sehingga produksi PG terhambat.

E. Contoh obat Anti Inflamasi

1. Golongan steroid

 Dexamethasone

Merek dagang dexamethasone: Alletrol Compositum,

Dexamethasone, Dexaharsen, Dextamine, Etadexta, Kalmethasone,

Mexon, Oradexon, Tobroson.

Indikasi : Peradangan

 Methylprednisolone
Merek dagang methylprednisolone: Advantan, Intidrol Medixon,

Metilgen 8, Methylprednisolone, Medrol, Nichomedson, Ometilson 8,

Rhemafar, Solumedrol, Somerol, Stenirol-8.

Indikasi : Alergi

 Prednison

Merek dagang prednison: Eltazone, Etacortin, Ifison, Inflason,

Lexacort, Pehacort, Prednison, Remacort, Trifacort.

Indikasi :Alergi

 Betametason

Merek dagang: Betam-opthal, Betametason Valerate, Beprosone,

Canedrylskin, Celestik, Diprosone OV, Hufabethamin, Meclovel

Nilacelin, Ocuson.

Indikasi : Peradangan atau alergi

2. Golongan Non Steroid

 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan

pertama kali dibanyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya

efek anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama

seperti aspirin, sedangkan efek anti-inflamasinya terlihat pada dosis

1200-2400 mg sehari. Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan


kadar maksimum dalam plasma dicapai dicapai setelah 1-2 jam. 90%

ibuprofen terikat dalam protein plasma, ekskresinya berlangsung cepat

dan lengkap.

Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan

dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum wanita hamil dan

menyusui

 Salisilat

Asam asetil salisilat yang lebih dikenal dengan asetosal atau aspirin

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang sangat luas

digunakan. Struktur kimia golongan salisilat. Efek samping yang

paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik,

efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat

penghambatan biosintesa tromboksan.

 Aspirin

Aspirin atau asam asetilsalisilat merupakan sejenis obat yang sering

digunakan sebagai penghilang rasa nyeri atau sakit minor, peradangan

atau anti-inflamasi, dan antipiretik (pada demam). Selain digunakan

sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai penyebab (sakit kepala,

nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout, dan sebagainya), dan

untuk kondisi demam, aspirin juga berguna dalam mengobati penyakit


rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk mengencerkan darah dan

mencegah pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan di

dalam vena pada kaki dan panggul.

F. Efek samping anti inflamasi

 Mual muntah

 Alergi

 Tukak pada lambung

 Diare

 Ruam pada kulit


Literature

Gunawan, S. G., 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Departemen

Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia.

Jakarta, hal. 230-246.

Scanlon, V. C., T. Sanders. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology. F. A.

Davis Company, Philadelphia: 622 hlm.

Tortora, G. J., B. Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. John

Wiley & Sons, New York: 1281 hlm

Anda mungkin juga menyukai