Disusun Oleh:
AFFANDI HIDAYAT
NIM: P07120120049
TINGKAT 1B
KESEHATAN MATARAM
T.A. 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah laporan praktikum farmakologi ini dapat terselesaikan.
Melalui laporan praktikum farmakologi ini kita dapat mengetahui tentang cara-cara
pemberian dosis dan respon terhadap obat yang diberikan pada hewan percobaan
mencit.
Laporan praktikum farmakologi ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik hewan percobaan yang dipakai dan dapat menangani hewan percobaan
dengan baik, mengetahui cara-cara pemberian obat pada hewan percobaan, serta
efek farmakologi pada hewan percobaan.
Tidak lupa saya sampaikan terimakasih banyak kepada bapak ibu dosen
dan pembimbing praktikum dengan ilmu yang bapak ibu ajarkan saya bisa
menyelesaikan praktikum beserta laporan.
Saya sadar bahwa laporan ini belum mencapai kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat di perlukan guna perbaikan tugas-tugas
berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekian dan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................ 4
B. Tujuan Praktikum ............................................................................ 6
LAMPIRAN .......................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
ada pada tempat inflamasi dan dicirikan dengan kerusakkan dan penutupan
jaringan dari proses inflamasi. (Gard, 2001)
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang
disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi), namun yang
timbul sebagai respon cedera jaringan dan infeksi. Agen-agen anti-inflamasi
mempunyai khasiat tambahan seperti meredakan rasa nyeri (Analgesik),
dan penurun panas (Antipiretik). Setelah dilakukan riset untuk obat yang
efektiftif dan efek samping minimal, maka dikenalkan obat-obat Anti-
inflamasi non steroid atau NSAID (Non Steroidal Antiinflamatory Drug)
yang mempunyai efek-efek Anti-inflamasi kuat. NSAID memiliki khasiat
analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti
radang). Istilah “non steroid” digunakan untuk membedakan jenis obat-
obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan
tergolong obat-obatan jenis narkotika.
Cara kerja NSAID didasarkan pada penghambatan isoenzim COX 1
(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim
cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin
dan tromboksan dari arachidonic acid. Dengan terhambatnya isoenzym ini,
maka prostaglandin yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri,
merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi itu pun tidak terbentuk.
Bagian tanaman kelor memiliki substansial aktivitas anti-inflamasi.
Misalnya, ekstrak akar menunjukan secara signifikan aktivitas anti-
inflamasi pada kaki tikus yang diinduksi karagenan edema (Ezeamuzie et
al, 1996;.. Khare et al, 1997). Selain itu, n-butanol ekstrak biji Kelor
menunjukkan aktivitas anti inflamasi terhadap ovalbumin-induced
peradangan saluran napas pada marmut (Mahajan et al., 2009).
B. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari daya anti inflamasi obat golongan steroid dan non steroid
pada binatang dengan radang buatan.
2. Mempelajari daya antiinflamasi tanaman obat / produk herbal tertentu.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
6
menghambat pengeluaran prostaglandin pada tikus, kelinci, dan marmut.
Penghambatan pengeluaran asam arakidonat dari fosfolipida juga akan
mengurangi produk-produk siklooksigenase dan lipookseigenase sehingga
akan mengurangi mediator peradangan. Kedua enzim, tersebut dapat
dihambat oleh benoksaprofen.
7
lutut kemudian diukur volume udem dengan mencelupkan telapak kaki
sampai tanda ke dalam air raksa pada alat plestimograf sebagai volume
udem awal.
8
4. Tiga puluh menit setelah pemberian obat telapak kaki kanan disuntik
(subplantar) dengan karagenin 0,1 ml/100 gr BB tikus. Selanjutnya
volume udem diukur setiap 30 menit selama 3 jam.
D. Hasil Praktikum
Setelah saya melakukan uji anti inflamasi pada hewan mencit maka
dapat diketahui bahwa, udem pada hewan uji disalah satu pengukurnya
didapatkan hasil sebesar 0,35 ml ini adalah ukuran udem dari salah satu
hewan uji pada tiap kelompoknya. Setelah dilakukan percobaan anti
inflamasi kepada seluruh kelompok di dapatkan hasil bahwa Na Diklofenak
sebesar 0,70 % dan Prednison sebesar 0,73%
F. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Higgs, G.A., dan Whittle, B.J.R., 1980, The Therapeutic and Toxic Effect of Anti
Springer, Jerman
10