Anda di halaman 1dari 22

TUGAS FARMAKOLOGI II

MAKALAH TENTANG OBAT ANTI INFLAMASI

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1
DINDA DAMAYANTI : 17.014.AF

DELI : 17.012.AF

A.ASTRIYANI HARUN : 17.001.AF

FAUZANDRA IFMAYANTI : 17.016.AF

JEMITO SANDI SAMOLO : 17.022.AF

JUMRIANA : 17.024.AF

AGUSTINA RANDA MARO : 17.004.AF

AYU ANJANI : 17.010.AF

HAERUL JUFRI : 17.018.AF

ICE NURHALIMAH : 17.020.AF

ASTI BUTTUBULAWAN : 17.008.AF

ANDI FARIN AIRAH PUTRI : 17.006.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidaya-

nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Shalawat beriring salam selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW,

karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah kita dapat merasakan kenikmatan

dunia seperti sekarang ini.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas yang diberikan olah dosen pada mata kuliah

farmakologi. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan

wawasan bagi pembaca sekalian.

Kami selaku penyusun berharap semoga Makalah yang telah kami

susun ini bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan

terutama tentang Anti Inflamasi

Mudah-mudahan makalah yang telah berhasil kami susun ini bisa

dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya kritik, saran dan

masukan sangat diharapkan

Makassar, 25 Maret 2019

Penyusun,
Kelompok I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan terjadinya interaksi

bila tercampur dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan,

minuman ataupun obat-obatan. Interaksi obat adalah perubahan efek

suatu obat akibat pemakaian obat dengan bahan-bahan lain tersebut

termasuk obat tradisional dansenyawa kimia lain. Di dalam tubuh obat

mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan

lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi,

metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila

berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan

suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat

makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.

Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika

proses inflamasi berlangsung terjadi reaksi vaskuler dimana cairan,

elemenelemen dalam darah, sel darah putih, dan mediator kimia

berkumpul pada tempat cedera jaringan. Penyakit ini ditandai dengan

munculnya warna kemerahan, bengkak, nyeri dan disertai panas. Anti

inflamasi adalah usaha tubuh menginaktivasi atau merusak organisme


yang menyerang, menghilangkan zat iritan dan mengatur perbaikan

derajat.

Obat anti inflamasi non steroid (AINS) merupakan obat yang paling

banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dari dokter. Obat-

obat golongan ini merupakan suatu obat yang heterogen secara kimia.

Klasifikasi kimiawi AINS, tidak banyak manfaat kliniknya karena ada AINS

dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada

obat AINS yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa.

Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan

atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).

1.2. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anti Inflamasi ?

2. Jelaskan Mekanisme terjadinya inflamasi disertai gambar?

3. Apa sajakah Mediator pencetus inflamasi ?

4. Apakah Tanda-tanda terjadinya inflamasi?

5. Sebutkan Pembagian obat anti inflamasi ?

6. Sebutkan penggolongan obat anti inflamasi ?

7. Buatlah Tabel sediaan Obat Anti Inflamasi !

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anti Inflamasi

2. Mengetahui Mekanisme terjadinya inflamasi disertai gambar


3. Mengetahui mediator pencetus inflamasi

4. Mengetahui tanda-tanda terjadinya inflamasi

5. Mengetahui Pembagian obat anti inflamasi

6. Mengetahui penggolongan obat anti inflamasi

7. Mengetahui sediaan Obat Anti Inflamasi .


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)

Istilah Inflamasi berasal dari bahasa latin inflammmare, yang

berarti “Membakar” Inflamasi disebut juga dengan peradagan, merupakan

respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa

pengiriman cairan,senyawa terlarut maupun sel-sel dari sirkulasi darah

menuju ke jaringan interstisial pada daerah luka (Nugroho, 2012)

Inflamasi adalah reaksi fisiologik setempat dari badan terhadap

stimuli/rangsangan atau iritan noksius setiap iritan baik traumatic, kimiawi

maupun kerusakan jaringan (Groessman, 1995)

Inflamasi atau pembengkakan jaringan merupakan reaksi cepat

atas kerusakan jaringan baik dalam respon terhadap luka, gigitan

serangga, atau cedera akibat pukulan keras (Aryulina, dkk, 2006)

2.2 Mekanisme terjadinya Inflamasi

Proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan

akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti dengan

pelepasan mediator inflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi

yang kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit (Roman, 2009).


2.3 Mediator pencetus Inflamasi

Proses inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid,

leukotrien, sitokin, nitrit oksida, dan lain-lain (Roman, 2009).

2.4 Tanda-tanda terjadinya inflamasi

Adapun tanda-tanda terjadinya inflamasi, yaitu : (Aryulina.2006)

a) Timbulnya warna kemerahan hal ini tersebut disebabkan pembuluh

darah membesar, meningkatnya aliran darah kea rah jaringan rusak

b) Timbul panas. Hal tersebut juga disebabkan aliran darah yang lebih

cepat

c) Terjadi pembengkakan aliran darah yang meningkat menyebabkan

makin banyak cairan jaringan yang masuk ke jaringan yang rusak,

menyebabkan jaringan membengkak

d) Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor

dan saraf. Zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel di area jaringan

rusak juga menstimulasi saraf.


2.4 Pembagian obat Anti inflamasi

1. Antiinflamasi Steroid

Obat ini merupakan antiinflamasi yang sangat kuat. Karena

obat-obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak

terbentuk asam arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti

prostaglandin juga tidak akan

terbentuk. Namun, obat anti inflamasi golongan ini tidak boleh digunak

an seenaknya. Karena efek sampingnya besar. Bisa menyebabkan

moon face, hipertensi, osteoporosis dll (Team Medical Mini Notes,

2017).

2. Antiinflamasi Non Steroid

Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih

dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory

Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik

(pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti

radang). Mekanisme kerja umum NSAID adalah menghambat sintesis

prostaglandin dengan hambatan pada enzim siklooksigenase

sehingga konversi asam arakidonat menjadii PGG2 terganggu (Team

Medical Mini Notes, 2017).


2.4 Penggolongan obat Anti inflamasi Steroid dan Nonsteroid

1. Penggolongan Obat Anti Inflamasi steroid

 Deksametason

 Prednison

 Methylprednisolon

 Triamcinolon

2. Penggolongan obat Anti inflamasi Non steroid (OAINS) :

a) OAINS COX Non selektif contohnya seperi Aspirin, Indometasin,

Piroxicam, Ibuprofen, Naproxen dan Asam Mefenamat

b) OAINS COX Preferential, Contohnya Nimesulid, Meloxicam,

Nabumeton, dan diklofenac

c) OAINS COX -2 contohnya K

Generasi I : Celecoxib, Rofecoxib, Valdecoxib, Parecoxib, Etericoxib

Generasi II : Lumiracoxib
2.4 Tabel sediaan obat anti inflamasi

GENERIK PATEN SEDIAAN INDIKASI DOSIS EFEK SAMPING

Dexametaso 1. Carbidu Tab Mengatasi gejala Dewasa:sehari 1.Muskuloskeletal

n 2. Indexon 0,5mg inflamasi 1-9 tab 0,5 mg :ototlemas,miopati

akut,alergi,kalogen, dibagi dalam 2-4 steroid,kehilangan

keadaa dosis atau massa

n darurat sptstatus sehari 1-6 tab otot,osteoporosis

asmatikus, reaksi 0,75 mg dibagi kompresi,fraktur

anafilaksis,insufisie dalam 2-4 dosis vertebral, fraktur

nsi patologik pada

adrenal,edema tulang panjang dan

serebral osteonekrosis.

2. Saluran

pencernaan: tukak

lambung dengan

kemungkinan

perforasi dan

pendarahan,pankr

eatitis, distensi

abdominal, dan

esophagus
ulseratif

3. Dermatologi:

impaired wound

healing, thin fragile

skin, eritema pada

wajah dan keringat

bertambah

4. Sistem saraf:

kejang tekanan

intrakarnial

bertambah dengan

edema papil

(pseudotumor),

vertigo dan sakit

kepala

5. Pada mata :

katarak

subkapsular

posterior kadang

kadang tekanan

intraokuler
bertambah,

glaukoma dan

eksoftalmus

Betametaso Alerson Tab 0,5 Antiinflamasi dan Dioleskan tipis Bersifat lokal

n Benoson-G mg, antipruritus, Pada bagian yang dan jarang

Celestik cream psoriasis sakit,sehari 1-2 x terjadi

Digenta 0,1%, berat dan resisten, pada pagi dan

Metonate 0,05% dermatosis yang malam hari.

oviskin responsive

terhadap

kortikosteroid

termasuk eksim.

Natrium Flamar Tab 25 Untuk rematik non Artritis rheumatoid: Mual,sendawa

diklofenac Gratheos mg, 50 Artikuler, inflamasi Sehari 3-4 x 50 mg nyeri

Megatic mg dan bentuk atau 2 x 75 mg, epigastrum

Nadifen degeneratif osteoarthritis: dan diare,

Renadinac reumatik, artritis sehari 2-3 x 50; pusing.

Voltaren reumatoid, spondylitis

Voren osteoartritis, ankilosa: sehari

spondylitis ankilosa, 4 x 25

spondiloartrosis. mg.
Methyl Sanexon Tablet Terapi yang Dosis awal (4- Pada pemakaian

prednisolon Intidnol 4,8,dan memerlukan 48)mg/hari dalam jangka waktu

Metidnol 16 glukokortiroid, tergantung lama dapat

Mesol mg gangguan endokrin, pada jenis dan menyebabkan:moon

reumatik, penyakit beratnya penyakit, face,deposit lemak

kulit,penyakit serta respon dibagian tubuh

kolagen, alergi, penderita.bila tertentu,

gangguan pada telah diperoleh osteoporosis,

mata, penyakit efek terapi yang penurunan

pernafasan, memuaskan, dosis toleransi glukosa,

gangguan harus diturunkan diabetes melitus,

hematologi dan sampai dosis gangguan sekresi

gangguan efektif minimal hormone seksual,

gastrointestinal untuk striae, petekiae,

pemeliharaan ekimosis, jerawat

karena steroid,

pembentukan

udem, peningkatan

sekresi kalium, atrofi

korteks adrenal,

vaskulitis,
peningkatan resiko

infeksi, gangguan

respon antibodi, ,

glukoma, dan

katarak.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Inflamasi atau pembengkakan jaringan merupakan reaksi cepat atas

kerusakan jaringan baik dalam respon terhadap luka, gigitan serangga,

atau cedera akibat pukulan keras Penggolongan obat anti inflamasi

dibagi 2, yaitu Obat Anti Inflamasi steroid dan Nonsteroid. Adapun tanda-

tanda timbulnya inflamasi yaitu seperti Timbulnya rasa sakit, demam dan

Timbulnya warna kemerahan.


DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, 2006. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Esis: Jakarta

Aryulina, dkk, 2006. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Esis: Jakarta

Groessman, 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Edisi kesebelas. EGC


Kedokteran : Jakarta

Nugroho, A.E., 2012, Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pembelajaran


Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Roman, D. A. 2009. The voice of principal leadership: The transformational


leadership of elementary school principals. ProQuest Dissertations and
Theses.

Team Medical Mini Notes, 2017. Basic Pharmacology & Drug Notes. MMN
Publishing: Makassar.

Tim penyusun, 2014-2015. ISO “INFORMASI SPESIALITE OBAT


INDONESIA” vol. 49. PT. ISFI penerbitan: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai