PROPOSAL DISERTASI
RINI MUSTAMIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi 135 juta pada 1995 dan 217 juta pada 2005 (Smyth & Heron,
2000 adalah India dengan 31,7 juta, Cina 20,8 juta, Amerika 17,7
2
juta, Indonesia 8,4 juta, dan Jepang 6,8 juta (Wild, Roglic, Green,
Jumlah ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025 dan paling
terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Pada tahun
diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
(PERKENI, 2011).
bagian kaki harus segera ditangani dengan baik. Jika tidak ditangani
diperkirakan antara 100 juta sampai 120 juta per tahun untuk seorang
biaya yang tinggi sebesar 1,3 juta sampai Rp. 1,6 juta perbulan dan
Rp. 43,5 juta per tahun untuk seorang penderita (Ridwan, 2011).
berat diperlukan intervensi perawatan luka yang efektif dan efisien. Isu
gangren pada penderita DM. Bawang putih memiliki zat aktif Allicin
pembusukan. Hal yang sama juga dilakukan pada saat Perang Dunia
Quran yang bahasa arab disebut Fum , dan ini merupakan bahasa
kami kepada Robbmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa
yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah minyak
terjadinya gangren pada penderita DM. Bawang putih memiliki zat aktif
7
pengaruh air perasan bawang putih (Allium sativum L.) dan madu
putih juga mengandung zat aktif Allicin yang efektif sebagai antibakteri
gangreng
bahwa Alium sativum adalah salah satu formulasi poli herbal yang
penyembuhan luka,
Efek anti mikroba dari bawang putih adalah efek dari senyawa
(yaitu, tanin dan flavonoid) yang ada di dalamnya yang baik karena
10
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
topical
2. Tujuan Khusus
D. Mamfaat Penelitian
1. Mamafaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
BAB II
Tinjuan Pustaka
1. Defenisi
D ia be t e s m e ll it us ad al a h s in dr om y a ng
lemak adroid (tubuh bagian atas atau tipe apel). Kebiasaan diet dan
menyebabkan luka ulkus, atau luka gangren yang bila tidak ditangani
amputasi (Iqbal,2008).
2. Patofisiologi
energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Sumber energi
bagi tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu, akan diserap oleh
adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta
pankreas.
akan lemah karena tidak ada sumber energi didalam sel (Suyono,
2004).
peradangan pada sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody).
adalah sel beta, dan biasanya sel alfa dan delta tetap utuh (Suyono,
2004).
Penyebab resistensi insulin pada DM tipe II sebenarnya tidak
amilin. Baik pada DM tipe II kadar glukosa darah jelas meningkat bila
kadar itu melewati batas ambang ginjal, maka glukosa akan keluar
a. Gaya Hidup
b. Usia
aktif.
d. Riwayat Keluarga
yang jelas.
e. Kegemukan (Obesitas)
yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah
atau tungkai bisa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang
(Soegondo, 2007).
C. Tinjauan Umum Tentang Luka Diabetik
1. Defenisi
kemudian adanya infeksi. Bila infeksi tidak diatasi dengan baik, hal
(Prabowo, 2007).
medicastore.com).
membagi gangren diabetik menjadi 6 bagian yaitu, (1) kulit utuh tapi
ada kelainan pada kaki akibat neuropati, (2) draft I : terdapat ulkus
(5) draft IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki, dengan tanpa
dari sirkulasi. Pada klinis ini di jumpai kaki yang kering, hangat,
3. Gangren Diabetik
diabetik pada kaki dimulai dari edem jaringan lunak pada kaki,
radikal, sampai bagian yang hidup, (4) biakan kuman baik aerob
(7) mengurangi edem, (8) non weight bearing : tirah baring, tongkat
penyangga, kursi roda, alas kaki khusus, total contact casting, (9)
rehabilitasi.
4. Patofisiologi
organ visceral.
yaitu (1) Tingkat 0, Resiko tinggi untuk megalami luka pada kaki,
tidak ada luka. (2) Tingkat 1, luka ringan tanpa adanya infeksi,
(3) Tingkat 2 luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan
teralokasi, seperti pada jari kaki, bagian depan kaki atau tumit. (6)
luka yang dialami pasien dalam keadaan kotor atau tidak, ada apus
atau ada jaringan nekrotik (mati) atau tidak. Setelah dikaji , barulah
terdapat sinus (luka dalam yang sampai berlubang) atau tidak. Bila
Lakukan pembersihan luka sehari minimal dua kali (pagi dan sore),
kassa basah yang diberi larutan NaCl lalu dibalut disekitar luka,
dalam penutupan dengan kassa jaga agar jaringan luar luka tertutup.
bercampur NaCl, lalu tutup kembali dengan kassa steril yang kering
memberikan kesembuhan.
luka.
dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena oksigen. Pada fase ini
mulai berkurang karnea pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari
lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses
yang kurang gizi, dan yang disertai oleh penyakit sistemik (diabetes
yaitu;
hipovolemia
e) Merokok, hal ini juga mengurangi perfusi dan oksitgenasi
penyembuhan luka.
penyembuhan luka
d) Psikososial yang merugikan, berbagai jenis faktor psikososial
sembuhnya luka pada tipa cedera jaringan luka baik luka ulseratif
misalnya laserasi, abrasi, dan luka bakar, atau luka akibat tindakan
1997).
1. Definisi Luka
normal sebagai akibat dari luka memar, luka lebam, luka robek,
luka koyak atau luka lecet (Soni and Singhai, 2012).Luka ini
mengakibatkan kehilangan kesinambungan dari epitel dengan atau
luka. Meliputi :
mata dimana darah keluar dari tubuh. Luka terbuka meliputi luka
insisi, luka laserasi, abrasi atau luka dangkal, luka tusukan kecil,
b. Luka tertutup : pada luka jenis ini darah keluar dari sistem
diharapkan.
2. Penyembuhan Luka
luka yang kronis (Nagori and Solanki, 2011). Luka yang tidak
gangrene, sepsis, tetanus, infeksi fatal dari sistem saraf. Pada luka
diantaranya adalah :
Solanki, 2011).
dibagi menjadi tiga fase yang saling overlapping yaitu fase inflamasi,
digolongkan dalam fase-fase yang tepat dan hal ini harus menjadi
2007).
a. Fase Inflamasi
et al., 2007). Fase ini terjadi segera setelah cedera dan dapat
Respon inflamasi akut ini biasanya antara 24-48 jam dan dapat
Fase ini dibagi menjadi dua yaitu respon vaskular dan respon
oxygen spesies (ROS) (Keller et al., 2006). Selain efek positif untuk
b. Fase Proliferasi
kontraksi luka (Nayak et al., 2007). Fase ini akan dimulai pada hari
1) Epitelisasi
dan laminins.
al., 2007).
2) Fibroplasia
clot ke daerah luka, dan produksi dari kolagen baru dan matriks
bulat telur, besar, kromatin halus, dan memiliki nukleus yang jelas
amorf.
3) Angiogenesis (Neovaskularisasi)
( Li et al., 2007).
Myofibroblast adalah mediator utama dari proses kontraksi
c. Fase Remodeling
2012).
sampai 3 minggu sesudah cedera (Li et al., 2007). Kolagen tipe III
ketat antara sintesa kolagen baru dan lisis dari kolagen lama yang
al., 2000). Lebih dari 13.000 jenis tanaman digunakan untuk membuat
al., 2002).
putih (Allium sativum L.). Informasi paling awal tentang khasiat obat
1995).
catatan medis yang berusia sekitar 5000 tahun yang lalu (3000
serabut kecil yang banyak dengan panjang kurang dari 10 cm. Akar
Sebuah umbi terdiri dari 8–20 siung (anak bawang). Antara siung
satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh kulit tipis dan liat, serta
mencapai 30–60 cm dan lebar 1–2,5 cm. Jumlah daun 7–10 helai
1999).
netral menjadi media tumbuh yang baik. Lahan tanaman ini tidak
(2).
termasuk alliin (2). Senyawa ini dibentuk dari jalur biosintesis asam
thiosulfinat dan Sallil sistein (SAC) (4) (Gambar 1). Dari jalur
(3). Selanjutnya dari jalur ini akan dibentuk kelompok allil sulfida,
dithiin, ajoene, dan senyawa sulfur lain (Song dan Milner, 2001).
(2) (Song dan Milner, 2001). Pada saat umbi bawang putih diiris-iris
(2)
dan ion NH4 + (Gambar 2). Satu miligram alliin (2) ekuivalen
begitu umbi diremas (Dreidger, 1996). Allisin (3) bersifat tidak stabil
diallil sulfida (DAS) (8), metallil sulfida (9), dipropil sulfida (10),
dipropil disulfida (11), allil merkaptan (12), dan allil metil sulfida
(13). Kelompok alllil sulfida memiliki sifat dapat larut dalam minyak.
(SEC) (19), dan Smetil-sistein (SMC) (20). Umbi bawang putih juga
dapat pula diolah melalui distilasi uap menjadi minyak atsiri bawang
minyak atsiri bawang ini secara umum terdiri dari 57% diallil sufida
(8), 37% allil metil sulfida (13), dan 6% dimetil sulfida. Minyak
19% diallil trisulfida (7), 15% allil metil trisulfida, 13% allil metil
disulfida, 8% diallil tetrasulfida, 6% allil metil tetrasulfida, 3% dimetil
5,7 mg/g, allil sulfida 1,4 mg/g, dan ajoena 0,4 mg/g (Banerjee dan
Maulik, 2002).
4. Aktivitas Biologi
anti-biotik, anti-inflamasi,anti-oksidan,
a. Anti-mikroba
1996; Zhang, 1999; Ohta et al., 1999; Pizorno dan Murray, 2000;
1996).
DADS (2) dan DATS (7), suatu senyawa anti bakteri (Mabey, et al.,
berikud:
1) Prapaporn Srimuzipo(2009)
4) Srinivasan Durairaj(2009)
5) M. Salvi (2010)
(2009)
b. Anti Inflamasi
c. Anti Oksidan
(Mohammad Zuber.Et.Al2013)
inflamasi. Jika ini berlanjut, luka bisa masuk ke tahap kronis dan
yang terdapat pada luka kronik menurun drastis (Edwards & Harding)
D. Kerangka Teori
70
71
B. Hipotesis
1. Ada perbedan Kadar TNF-α pada tikus yang diberi ekstrak bawang
bawang putih
2. Ada perbedaan Kadar IL-1β lebih pada tikus yang diberi ekstrak
”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Cara Pendekatan
control group design post test only with control group design. Pada
1. Populasi
2. Sampel
dalam penelitian ini adalah tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
3. Besar Sampel
(n - 1) (t - 1) ≥ 15
Keterangan :
r = jumlah ulangan
t = jumlah perlakuan
=2x4
=8
(r - 1) (t - 1) ≥ 15
(r – 1)(8 – 1) ≥ 15
(r – 1) 7 ≥ 15
7r – 7 ≥ 15
7r ≥ 22
r≥3
random.
C. Variabel penelitian
1. Variabel Bebas
3. Definisi Operasional
secara topikal.
1. Alat
a. Hewan Uji
diseminarkan.
setelah seminar proposal dan proposal disetujui. Pada tahap ini sudah
alas dari bubuk kayu. Penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian,
Tikus yang dipilih adalah tikus yang memilki kadar gula darah
dalam 0,3 cc NaCl dan diberi NaCl 0,9 % dan luka ditutup
kain kasa
dalam 0,3 cc NaCl dan diberi gel alium sativum 20% pada
kain kasa
kain kasa
Setelah tiga hari pasca induksi aloksan, kadar gula darah tikus
selotip
dan minum
secara langsung
sekresi
6) Bersihkan menggunakan NaCl 70% denga kasa steril
berikud:
penggaris.
pengamatan.
formalin)
Prodia.
ada akan diikat oleh antibody yang di-coated dalam sumuran tadi.
Edwards R, Harding KG. Bacteria and wound healing. Curr Opin Infect Dis
2004;17:91-96. Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?
term=15021046. Diakses 17 April 2014.
Imam ahmad nur .2010.Kajian pustaka aktivitas anti bakteri dari ekstrak
bawang putih(Allium sativum L.) terhadap berbagai bakteri
pathogen. Karya Tulis ilmiah
Iyan Siti Syamsiah dan Tajudin. 2003. Khasiat & manfaat bawang putih
raja antibiotik alami. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2005
Naseem Ullah Et. All 2014 Production and quality evaluation of garlic
(Allium sativum) vinegar using acetobacter aceti Life Science
Journal
Norman J Bennet 2008. Stabilised Alicin a unique natural antimicrobial
angent.European Journal For Nutraceutical Research
Oswald T Tampubolon Tumbuhan Obat Jakarta : Penerbit Bhratara
Prapaporn Srimuzipo.2009 Effect Of Fresh Garlic Preparation on wound
treatment And skin in dogs International Conference on the role of
Universies on education Rajamangala University of Tecnology
Lanna, Chiang Mai Thailand 22-29 Agustus 2009
Peter Josling 2005. Allicin the heart of garlic Nature,s aid to healing the
human body.Allimax Nutraceuticalls Chicago,Ilnois
sandhya.s .et.all (2011) plants as potent anti diabetic and wound healing
agents- a reviewhygeia journal for drugs and medicines vol.3 (1),
2011, 11-19
Sohail Ejaz (2009) Effect of aged garlic extract on wound healing: A new
frontier in wound management Jurnal Drug and Chemical
Toxicology