Anda di halaman 1dari 2

GANGGUAN SOMATOFORM

NoDokumen : SOP / / / /
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Bambang Priyanto
UPTD Puskesmas Rawat
NIP.
Inap Sidomulyo
19671118198801002
1. Pengertian Gangguan somatoform merupakan suatu kelompok kelainan psikiatrik yang
manifestasinya dapat berupa berbagai gejala fisik yang dirasakan signifikan oleh pasien
namun tidak ditemukan penyebabnya secara medis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Gangguan Somatoform bagi
petugas kesehatan

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo No.011 Tahun 2022
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

4. Refrensi - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan menteri kesehatan no43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan masyarakat
5. Alat dan Alat tulis, Stetoskop, Tensimeter, Termometer, Antropometri
Bahan

6. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut. 2. Petugas melakukan anamnesis.
Langkah-
Pasien biasanya datang dengan keluhan fisik tertentu. Dokter harus mempertimbangkan
langkah
diagnosis gangguan somatoform bila terdapat beberapa karakteristik berikut ini:
1. Keluhan atau gejala fisik berulang,
2. Dapat disertai dengan permintaan pemeriksaan medis,
3. Hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya kelainan yang dapat menjelaskan
keluhan tesebut,
4. Onset dan kelanjutan dari keluhan berhubungan erat
dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau konflik-konflik,
5. Pasien biasanya menolak upaya untuk membahas kemungkinan adanya penyebab
psikologis, 6. Dapat terlihat perilaku mencari perhatian (histrionik), terutama pada pasien
yang tidak puas karena tidak berhasil membujuk dokter menerima persepsinya bahwa
keluhan yang dialami merupakan penyakit fisik dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
7. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital yang diperlukan sesuai indikasi. 9. Petugas
melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan sesuai indikasi.
8. Jika ada indikasi, petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
9. Petugas menegakkan diagnosis dan atau diagnosis banding berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
10. Petugas memberikan penatalaksanaan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan : -
Non-medikamentosa : Cognitive behavior therapy (CBT) merupakan salah satu
tatalaksana yang efektif untuk mengelola gangguan somatoform. Dalam CBT, dokter
memposisikan diri sebagai mitra yang membantu pasien. Tahap awal dari CBT adalah
mengkaji masalah pasien dengan tepat dan membantu pasien mengidentifikasi hal-hal
yang selama ini menimbulkan atau memperparah gejala fisik yang dialami, misalnya
distorsi kognitif, keyakinan yang tidak realistis, kekhawatiran, atau perilaku tertentu.
Tahap selanjutnya adalah membantu pasien mengidentifikasi dan mencoba alternatif
perilaku yang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya gejala-gejala fisik, yang
dikenal sebagai behavioral experiments. - Medikamentosa : Antidepresan dapat diberikan
bila terdapat gejala-gejala depresi atau ansietas yang mengganggu.
11. Petugas menyerahkan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
12. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi,
rujukan yang telah dilakukan ke dalam rekam medis pasien
7. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum

8. RekamHistori

N
Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl
O

Anda mungkin juga menyukai