Anda di halaman 1dari 6

GOUT

No Dokumen : No Revisi : Halaman


002/KAS/SPO/VIII/2023 - :
1/3

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
‘AISYIYAH SINE
Jl. Raya Sine-Ketanggung
km.04 Tulakan Kec. Sine,
Kab. Ngawi

1. Pengertian Gout merupakan penyakit penyakit yang disebabkan oleh


deposisi kristal monosodium urat (MSU) yang terjadi akibat
supersaturasi cairan ekstraseluler dan mengakibatkan satu
atau beberapa manifestasi klinik.
2. Tujuan Penatalaksanaan pirai arthritis yang tepat dapat mengurangi
keluhan dan mempertahankan kualitas hidup penderita.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik ‘Aisyiyah Sine
nomor…………………..tentang Pelayanan Klinis yang
Berorientasi Pasien.
4. Referensi Permenkes no.34 tahun 2022 tentang Akreditasi pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Praktek
Mandiri Dokter Gigi
5. Prosedur 1. Tanda dan Gejala
1.1. Sakit sendi t.u malam hari
1.2. sendi bengkak, kemerahan, nyeri sendi saat
disentuh
1.3. Laborat : asam urat tinggi
2. Kriteria Diagnosis
2.1. Didapatkan kristal MSU didalam cairan sendi
2.2. Didapatkan kristal MSU didalam tofus, atau
2.3. Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut:
2.3.1. Inflamasi maksimal pada hari pertama.
2.3.2. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali.
2.3.3. Artritis monoartilular.
2.3.4. Sendi yang kena berwarna kemerahan.
2.3.5. Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP
1.
2.3.6. Serangan pada sendi MTP unilateral.
2.3.7. Serangan pada sendi tarsal unilateral.
2.3.8. Tofus.
2.3.9. Hiperurisemia.
2.3.10. Pembengkakan sendi asimetris pada
gambaran rasiologik.
2.3.11. Kristal subkortikal tanpa erosi pada
gambaran radiologik.
3. Kultur bakteri cairan sendi negatif. Pemeriksaan
penunjang:
Asam urat darah dan urin 24 jam. Kadar dalam darah
pada umumnya meningkat. Kadar dalam urin dapat
dipakai untuk status ekskresi asam urat.
4. Terapi:
4.1. Penyuluhan
4.2. Pada fase akut : tirah baring dan beri OAINS, jangan
diberi obat urikosurik.
4.3. Untuk hiperurisemia dapat diberi : allopurinol 1x 100
mg/hr maks. 400mg/hr

6. Unit Terkait Pelayanan Umum, UGD


1. Pengertian No ICPC-2 : P75. Somatization disorder
No ICD-10 : F45 Somatoform disorders
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Gangguan somatoform merupakan suatu kelompok kelainan
psikiatrik yang manifestasinya dapat berupa berbagai gejala
fisik yang dirasakan signifikan oleh pasien namun tidak
ditemukan penyebabnya secara medis. Tidak ada data yang
pasti mengenai prevalensi gangguan ini di Indonesia. Satu
penelitian di Jakarta mendapatkan prevalensi gangguan jiwa
GOUT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
002/KAS/SPO/VIII/2023 - :
1/3

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
‘AISYIYAH SINE
Jl. Raya Sine-Ketanggung
km.04 Tulakan Kec. Sine,
Kab. Ngawi

yang terdeteksi di Puskesmas sebesar 31,8%. Pada


penelitian ini, jenis gangguan yang tersering adalah neurosis,
yaitu sebesar 25,8%, dan di dalamnya termasuk
psikosomatik. Walaupun tidak ada kondisi medis yang serius,
gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien dengan gangguan
somatoform sangat mengganggu dan berpotensi
menimbulkan distres emosional. Peran dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada kasus gangguan
somatoform sangat penting. Keberhasilan dokter dalam
mengeksklusi kelainan medis, mendiagnosis gangguan
somatoform dengan tepat, dan menatalaksana akan sangat
membantu meningkatkan kualitas hidup pasien, mengurangi
rujukan yang tidak perlu, dan menghindarkan pasien dari
pemeriksaan medis yang berlebihan atau merugikan
2. Tujuan Semua pasien Gangguan somatoform yang datang ke Klinik
Dian Medisa mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
prosedur
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik ‘Aisyiyah Sine
nomor…………………..tentang Pelayanan Klinis yang
Berorientasi Pasien.
4. Referensi Permenkes no.34 tahun 2022 tentang Akreditasi pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Praktek
Mandiri Dokter Gigi

5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Pasien biasanya datang dengan keluhan fisik tertentu. Dokter
harus mempertimbangkan diagnosis gangguan somatoform
bila terdapat beberapa karakteristik berikut ini:
1. Keluhan atau gejala fisik berulang,
2. Dapat disertai dengan permintaan pemeriksaan medis,
3. Hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya
kelainan yang dapat menjelaskan keluhan tesebut,
4. Onset dan kelanjutan dari keluhan berhubungan erat
dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan
atau konflik - konflik
5. Pasien biasanya menolak upaya untuk membahas
kemungkinan adanya penyebab psikologis,
6. Dapat terlihat perilaku mencari perhatian (histrionik),
terutama pada pasien yang tidak puas karena tidak
berhasil membujuk dokter menerima persepsinya
bahwa keluhan yang dialami merupakan penyakit fisik
dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain untuk menegakkan diagnosis, anamnesis dilakukan


untuk menggali pemahaman dan persepsi pasien mengenai
kondisi yang dialaminya. Seringkali tujuan ini baru dapat
dicapai setelah beberapa kali pertemuan. Dokter harus
mengklarifikasi keluhan-keluhan pasien hingga dicapai
kesamaan persepsi. Selain itu, perlu pula digali harapan dan
keinginan pasien, keyakinan dan ketakutan yang mungkin
pasien miliki, serta stresor psikososial yang mungkin dialami
dan menjadi penyebab gangguan.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
Tidak ada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
spesifik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
gangguan somatoform. Pemeriksaan fisik dan penunjang
GOUT
No Dokumen : No Revisi : Halaman
002/KAS/SPO/VIII/2023 - :
1/3

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
‘AISYIYAH SINE
Jl. Raya Sine-Ketanggung
km.04 Tulakan Kec. Sine,
Kab. Ngawi

dilakukan untuk mengeksklusi kelainan organik yang


dianggap relevan dengan keluhan pasien. Pemeriksaan
penunjang yang terlalu berlebihan perlu dihindari agar tidak
menambah kekhawatiran pasien.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


7. Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama harus memikirkan diagnosis gangguan
somatoform bila pada pasien terdapat keluhan dengan
karakteristik sebagaimana yang telah dijelaskan pada
halaman sebelumnya (lihat poin Hasil Anamnesis
(Subjective)). Dalam praktik sehari-hari, dokter dapat
menggunakan kuesioner khusus sebagai alat bantu
skrining gangguan somatoform. Salah satu contohnya
adalah Patient Health Questionnaire 15 (PHQ- 15).
Berikut ini adalah langkah-

6. Unit Terkait Pelayanan Umum, UGD

REKAMAN HISTORIS

N Halama
Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal
o n

Tanggal terbit 18 Agustus 2023


Ditetapkan Pimpinan Klinik
dr. Rhea Auliya Anggareni
SIP: 440/012/404.102/IZIN/2021

Anda mungkin juga menyukai