Anda di halaman 1dari 3

Polimialgia Reumatik

No. Dokumen : /SOP/PKM-MNS/I/2023


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 02 Januari 2023
Halaman : 1 dari 3

UPT Alimin, S.ST


PUSKESMAS Nip 19630612 198503 1 036
MANISA
1. Pengertian 1.1. Polymyalgia Rheumatica (PMR) adalah suatu sindrom klinis dengan
etiologi yang tidak diketahui yang mempengaruhi individu usia lanjut.
1.2. Ditandai dengan myalgia proksimal dari pinggul dan gelang bahu dengan
kekakuan pagi hari yang berlangsung selama lebih dari 1 jam.
2. Tujuan 2.1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan polimialgia
reumatik di Puskesmas Manisa.
3. Kebijakan 3.1. SK Kepala Puskesmas Nomor tahun 2023 tentang Pelayanan Klinis di
Puskesmas Manisa
4. Referensi 4.1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / 5.1 Anamnesis
Langkah- Petugas menanyakan apakah ada keluhan seperti nyeri dan kekakuan bahu
langkah dan pinggul. Kekakuan ditandai dengan kesulitan bangkit dari kursi,
berbalik di tempat tidur, atau mengangkat tangan di atas bahu tinggi.
Kekakuan setelah periode istirahat (fenomena gel) serta kekakuan pada pagi
hari lebih dari 1 jam biasanya terjadi.
5.2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
5.2.1. Pada pemeriksaan fisik petugas menemukan gejala umum seperti:
5.2.1.1. Penampilan Lelah
5.2.1.2. Pitting edema pada ekstremitas distal
5.2.1.3. Nyeri pada bahu dan pinggul dengan erakan
5.2.1.4. Sinovitis transien pada lutut, pergelangan tangan, dan sendi
sterno klavikula.
5.2.2. Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan laju endap darah (LED).
5.3. Penegakan Diagnosis
Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

1
fisik.
5.3.1. Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan satu set kriteria diagnostik:
5.3.1.1. Usia onset 50 tahun atau lebih tua
5.3.1.2. Laju endap darah ≥ 40 mm / jam
5.3.1.3. Nyeri bertahan selama ≥ 1 bulan dan melibatkan 2 dari
daerah berikut: leher, bahu, dan korset panggul
5.3.1.4. Tidak adanya penyakit lain dapat menyebabkan gejala
musculoskeletal
5.3.1.5. Kekakuan pagi berlangsung ≥ 1 jam
5.3.1.6. Respon cepat terhadap prednison (≤ 20 mg)
5.3.2. Diagnosis Banding
Amiloidosis, AA (Inflammatory), Depresi, Fibromialgia, Giant Cell
Arteritis, Hipotiroidism, Multipel mieloma, Osteoartritis, Sindroma
paraneoplastik, Artritis reumatoid.
5.4. Penatalaksanaan
5.4.1. Medikamentosa:
5.4.1.1. Prednison dengan dosis 10-15 mg peroral setiap hari,
biasanya menghasilkan perbaikan klinis dalam beberapa hari.
5.4.1.2. ESR biasanya kembali ke normal selama pengobatan awal,
tetapi keputusan terapi berikutnya harus berdasarkan status
ESR dan klinis.
5.4.1.3. Terapi glukokortikoid dapat diturunkan secara bertahap
dengan dosis pemeliharaan 5-10 mg peroral setiap hari tetapi
harus dilanjutkan selama minimal 1 tahun untuk
meminimalkan risiko kambuh.
5.4.2. Edukasi dan konseling
Edukasi keluarga bahwa penyakit ini mungkin menimbulkan
gangguan dalam aktivitas penderita, sehingga dukungan keluarga
sangatlah penting.
5.5. Kriteria rujukan: Setelah ditegakkan dugaan diagnosis, pasien dirujuk ke
pelayanan kesehatan sekunder.

2
6. Diagram
Alir

7. Hal-hal yang 7.1. Kesiapan alat


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 8.1. Poli Umum
8.2. UGD
8.3. Apotek
9. Rekaman Tanggal
historis No. Yang diubah Isi perubahan mulai
diberlakukan
perubahan
1. Nama Kepala Puskesmas Nama Kepala Puskesmas 02 Januari
yang baru yaitu Alimin, 2023
S.ST
2. Referensi yang digunakan Keputusan Menteri 02 Januari
yaitu dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik 2023
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1186/2
HK.02.02/Menkes/514/2015 022 tentang Panduan
tentang Panduan Praktik Praktik Klinis Bagi
Klinis Bagi Dokter di Dokter di Fasilitas
Fasilitas Pelayanan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Tingkat Pertama Tingkat Pertama

Anda mungkin juga menyukai