Anda di halaman 1dari 3

MIOPIA RINGAN

No. Dokumen :
S No. Revisi :
O
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
dr. Harry Widyatomo

PUSKESMAS
I TAMBAK
NIP.198212202010011
016
1. Pengertian Miopia ringan adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang
masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan
dibiaskan ke titik fokus di depan retina
2. Tujuan Sebagai acuan tata laksana Miopia Ringan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No .... / .. / SK-II/ IV/ 2016 tentang ..
4. Referensi 1. Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen
Klinis Perdami, 1thEd. Jakarta: CV Ondo. 2006.
2. Grosvenor,T. Primary Care Optometry.2nd Ed. New York:
Fairchild Publication. 1989. (Grosvenor, 1989)
3. Casser, L. Atlas of Primary Eyecare Procedures.2nd Ed.
Stamfort Connecticut: Appleton&Lange. 1997. (Casser, 1997)
4. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V.
Jakarta:Balai Penerbit FK UI. 2008. (Ilyas, 2008)
5. Soewono, W. Kuliah ilmu penyakit mata. RSUD Dr.Soetomo.
Surabaya. 1999. (Soewono, 1999)
6. RSUD Dr.Soetomo. Pedoman Diagnosis dan Terapi.
Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata. 3rd Ed. 2006 (Bag/SMF Ilmu
Penyakit Mata RSUD Dr. Soetomo, 2006)
7. Pan C-W, Ramamurthy D & Saw S-M. Worldwide prevalence
and risk factors for myopia. Ophthalmic Physiol Opt 2012, 32,
3–16. (Pan, et al., 2012)
5. Prosedur Keluhan
Penglihatan kabur bila melihat jauh, mata cepat lelah, pusing dan
mengantuk, cenderung memicingkan mata bila melihat jauh.
Tidak terdapat riwayat kelainan sistemik, seperti diabetes
mellitus, hipertensi, serta buta senja.

Faktor Risiko
Genetik dan faktor lingkungan meliputi kebiasaan
melihat/membaca dekat, kurangnya aktivitas luar rumah, dan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

HasilPemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan visus dengan Snellen Chart
3. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
refraksi.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Koreksi dengan kacamata lensa sferis negatif terlemah yang
menghasilkan tajam penglihatan terbaik

Konseling dan Edukasi


1. Membaca dalam cahaya yang cukup dan tidak membaca
dalam jarak terlalu dekat.
2. Kontrol setidaknya satu kali dalam setahun untuk
pemeriksaan refraksi, bila ada keluhan.

Kriteria rujukan
1. Kelainan refraksi yang progresif
2. Kelainan refraksi yang tidak maju dengan koreksi atau tidak
ditemukan ukuran lensa yang memberikan perbaikan visus
3. Kelainan yang tidak maju dengan pinhole.

Peralatan
1. Snellen chart
2. Satu set lensa coba dan trial frame

Prognosis
1. Ad vitam: Bonam
2. Ad functionam: Bonam
3. Ad sanationam: Bonam

6. Langkah- 1. Pasien dari loket pendaftaran, duduk menunggu dipanggil


Langkah 2. Petugas di R. Pengobatan memanggil pasien untuk masuk
ke Ruang periksa sesuai nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu
rawat jalan.
4. Petugas mengukur ttv
5. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap pasien
sbb :
 Keluhan Utama.
 Keluhan tambahan.
 Riwayat penyakit terdahulu.
 Riwayat penyakit keluarga.
 Lamanya sakit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan.
 Riwayat alergi obat.
6. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien
7. Petugas memberikan resep kepada pasien
8. Pasien mengambil obat di apotek puskesmas
7. Hal-Hal 1. Penyampaian informasi mudah dipahami
yang perlu
2. Pemeriksaan yang benar dan pengobatan yang tepat
diperhatikan
1. Pendaftaran
8. Unit Terkait 2. UGD
3. Apotek

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Buku register rawat jalan
10. Rekamann No Yang diubah Isi Perubahan Mulai diberlakukan
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai