Anda di halaman 1dari 2

BELL’S PALSY

No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 sampai 4
Puskesmas dr.Adi Nuryadin
Jonggol NIP.1979040320090210
01
1. Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab
tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’ palsy merupakan
kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang
secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penderita bells’ palsy dengan baik dan benar
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Jonggol Nomor ... tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Jonggol
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 /
MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ PENATALAKSANAAN
Langkah- a. Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik,
Langkah pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah
memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan
kerusakan saraf.
b. Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset.
c. Hal penting yang perlu diperhatikan:
1) Pengobatan inisial
1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif
untuk pengobatan Bells’ palsy (American Academy
Neurology/AAN, 2011).
2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan
perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal
(ANN, 2012).
3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10
hari.
4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali
sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai,
dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.

2) Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada
siang hari) dapat mencegah corneal exposure.
3) Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan
setelah pengobatan.

KRITERIA RUJUKAN
a. Bila dicurigai kelainan supranuklear
b. Tidak menunjukkan perbaikan

6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum


8. Rekam N Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Histori o
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai