Anda di halaman 1dari 3

EPILEPSI

No. Dokumen : /A-ZMK/SOP/I/2023

No. Revisi : 01
Az-Zahra Medika Klinik SOP
Tanggal Terbit : 2 Mei 2023
dr. Sahfirani Udin Aziz
Halaman : 1/1 Dokter Penanggung Jawab

1. Pengertian Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi.
Sedangkang yang dimaksud bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis yang
disebabkan oleh aktivitas listrik yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok
neuron di otak
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus epilepsi di UPT
Puskemas Batang
3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
5. Bahan/Alat -

6. Prosedur/ Langkah- 1. Anamnesis


langkah Ada tiga langkah untuk menuju diagnosis epilepsi yaitu:
a. Langkah pertama: memastikan apakah kejadian yang bersifat
paroksismal merupakan bangkitan epilepsi.
1) Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan
2) Penyakit lain yang mungkin diderita sekaarng maupun riwayat
penyakit neurologik dan riwayat penyakit psikiatrik maupun penyakit
sistemik yang mungkin menjadi penyebab
3) Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar
bangkitan
4) Riwayat terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap terapi
5) Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
6) Riwayat keluarga dengan penyakit neurologik lainnya, penyakit
psikiatrik atau sistemik
7) Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan
bayi/anak
8) Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam
9) Riwayat trauma kepala, infeksi SSP
b. Langkah kedua: apabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka
tentukan bangkitan tersebut bangkitan yang mana
c. Langkah ketiga: menentukan etiologi, sindrom epilepsi, atau penyakit
epilepsi apa yang diderita pasien dilakukan dengan memperhatikan
klasifikasi ILAE 1989
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum pada dasarnya adalah megamati adanya tanda –
tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi seperti trauma
kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, kecanduan alkohol
atau obat terlarang, kelainan pada kulit, kanker, defisit neurologik fokal
Pemeriksaan neurologik tergantung dari interval antara dilakukannya
pemeriksaan dengan bangkitan terakhir
3. Pemeriksaan penunjang
-
4. Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
neurologis
Diagnosis banding: sinkop, transient ischemic attack, vertigo, global
amnesia, Tics dan gerakan involunter
5. Penatalaksanaan
Untuk penanganan awal pasien harus dirujuk ke dokter spesialis saraf
a. OAE diberikan bila:
1) Diagnosis epilepsi sudah dipastikan
2) Pastikan faktor pencetus dapat dihindari
3) Terdapat minimum 2 bangkitan dalam setahun
b. Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai
dengan jenis bangkitan dan jenis sindrom epilepsi
c. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap
sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping.
6. Kriteria rujukan
Setelah diagnosis epilepsi ditegakkan maka pasien segera dirujuk ke
pelayanan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf
7. Dokumentasi dalam rekam medik
7. Diagram Alir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
s

Penegakan
Kriteria Penatalaksanaan Diagnosis utama
Rujukan dan diagnosis
banding

Dokumentasi
dalam RM

8. Hal-hal yang perlu 1. Penting untuk memberi informasi kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak
diperhatikan menular
2. Kontrol pengobatan merupakan hal penting bagi penderita
3. Pendampingan terhadap pasien epilipesi utamanya anak-anak perlu
pendampingan sehingga lingkungan dapat menerima dengan baik
4. Pasien epilepsi dapat beraktifitas dengan baik
9. Unit terkait 1. UGD
2. Poli Umum
3. Apotek
10. Dokumen Terkait Rekam Medik
11 Rekaman Historis
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai