1. Pengertian Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang
berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi, sedangkan yang dimaksud dengan bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron 2. Tujuan Sebagai acuan bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) dalam penatalaksanaan epilepsy 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cinunuk Nomor 440/388/IV/2020/PKM tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Cinunuk 4. Referensi KMK Nomer 514 tahun 2015 tentang panduan praktik klinis dokter 5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah A. Petugas kesehatan / dokter mempersilahkan pasien masuk
ruang periksa B. Petugas kesehatan/ dokter menanyakan apakah nama dan alamat sesuai dengan yang tertera di buku rekam medis dan kertas resep C. Petugas kesehatan / dokter melakukan anamnesa : 1. Memastikan apakah kejadian tersebut merupakan bangkitan epilpesi berdasarkan gejala sebelum, selama dan paska bangkitan: - Posisi dan keadaan saat terjadinya bangkitan - Gejala awitan (adakah aura) - Pola/bentuk yang tampak selama bangkitan: tonik klonik, vokalisasi, dll - Keadaan setelah bangkitan: bingung, sadar, nyeri kepala, tidur - Faktor pencetus: alkohol, kurang tidur 2. Penyakit lain yang mungkin diderita sekarang (penyakit neurologik, psikiatrik maupun sistemik) 3. Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan 4. Riwayat epilepsi sebelumnya dan respon terhadap terapi 5. Riwayat penyait epilepsi, neurologik lain, psikiatrik atau sitemik dalam keluarga 6. Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan bayi/anak 7. Riwayat kejang demam 8. Riwayat trauma kepala, infeksi SSP D. Petugas kesehatan / dokter melakukan Pemeriksaan fisik: 1. Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaanfisik secara umum 2. Pemeriksaan neurologis E. Petugas kesehatan / dokter menegakan diagnostik Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis. F. Petugas kesehatan / dokter dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga pasien, mengenai keadaan pasien (inform consent) serta kemungkinan untuk dirujuk G. Petugas kesehatan / dokter memberikan penatalaksanaan dan terapi Sebagai dokter pelayanan primer, bila pasien terdiagnosis sebagai epilepsi, untuk penanganan awal pasien harus dirujuk ke dokter spesialis saraf. OAE diberikan bila: 1. Diagnosis epilepsi sudah dipastikan 2. Pastikan faktor pencetus dapat dihindari 3. Terdaoat minimum 2 bangkitan dalam setahun 4. Pasien dan atau keluarganya sudah meerima penjelasan terhadap tujuan pegobatan dan kemungkinan efek samping yang timbul dari OAE H. Petugas kesehatan / dokter memberikan Konseling dan edukasi 1. Penyakit epilepsi dapat disembuhkan, namun membutuhkan kedisiplinan dalam menjalani terapinya yang cukup lama yaitu 2 tahun bebas kejang 2. Obat harus diminum setiap hari tanpa terlewat agar mencegah bangkitan dan mengulang terapi dari awal 3. Masih ada kemungkinan terjadinya kekambuhan setelah selesai terapi I. Petugas kesehatan / dokter merujuk pasien ke rumah sakit Kriteria rujukan: - Konfirmasi diagnosis dan penatalaksanaan awal J. Petugas kesehatan / dokter menulis anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa ke rekam medis, resep obat dan buku register pasien K. Petugas kesehatan / dokter menyerahkan resep obat kepada pasien 7. Diagram alir (jika diperlukan) 8. Unit terkait. Poli Umum 9. Dokumen terkait Rekam medis pasien 10. Rekam histori No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan