Anda di halaman 1dari 4

EPILEPSI

No.Dokumen : 440/C.VII.SOP.PU.0036.12/436.6.3.14/2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 01 Desember 2016
Halaman : 1/3

1. Pengertian Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi,
sedangkan yang dimaksud dengan bangkitan epilepsi adalah manifestasi
klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan
berlebihan dari sekelompok neuron.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
menegakkan diagnosa serta penatalaksanaan Epilepsi.
3. Kebijakan Berdasarkan Penetapan Kepala Nomor
440/C.VII.SP.0008.11/436.6.3.14/2016 Tentang layanan klinis yang
menjamin kesinambungan layanan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama

5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis


2. Petugas melakukan anamnesa
a. Pertama: memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal
merupakan bangkitan epilepsi:
 Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan; Keadaan penyandang
saat bangkitan (duduk/ berdiri/ bebaring/ tidur/ berkemih); Gejala
awitan (aura, gerakan/ sensasi awal/ speech arrest); Pola/bentuk yang
tampak selama bangkitan (gerakan tonik/klonik, vokalisasi,
otomatisme, inkontinensia, lidah tergigit, pucat berkeringat, deviasi
mata); Keadaan setelah kejadian (bingung, terjaga, nyeri kepala, tidur,
gaduh gelisah; Todd‟s paresis). Faktor pencetus (alkohol, kurang tidur,
hormonal); Jumlah pola bangkitan satu atau lebih, atau terdapat
perubahan pola bangkitan;
 Penyakit lain yang mungkin diderita sekarang maupun riwayat penyakit
neurologik dan riwayat penyakit psikiatrik maupun penyakit sistemik
yang mungkin menjadi penyebab;
 Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar
bangkitan;
 Riwayat terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap terapi (dosis,
kadar OAE, kombinasi terapi).
 Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga;
 Riwayat keluarga dengan penyakit neurologik lain, penyakit psikitrik
atau sistemik;
 Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan
bayi/anak;
 Riwayat bangkitan neonatal/kejang demam;
 Riwayat trauma kepala, infeksi SSP.
b. Kedua: apabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukan
bangkitan tersebut bangkitan yang mana (klasifikasi ILAE 1981).
c. Ketiga: menentukan etiologi, sindrom epilepsi, atau penyakit epilepsi
apa yang diderita pasien dilakukan dengan memperhatikan klasifikasi
ILAE 1989. Langkah ini penting untuk menentukan prognosis dan
respon terhadap OAE (Obat Anti Epilepsi).
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Fisik : Mengamati adanya tanda-tanda dari gangguan
yang berhubungan dengan epilepsi seperti trauma kepala, infeksi
telinga atau sinus, gangguam kongenital, kecanduan alkohol, kelainan
pada kulit, kanker.
b. Pemeriksaan Neurologis : Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan
neurologik sangat tergantung dari interval antara dilakukannya
pemeriksaan dengan bangkitan terakhir:
4. Petugas menegakkan diagnosa
5. Petugas memberikan terapi
Penatalaksanaan sebagai dokter pelayanan primer, bila pasien
terdiagnosis sebagai epilepsi, untuk penanganan awal pasien harus dirujuk
ke dokter spesialis saraf.

6. Petugas memberikan konseling


Penting untuk memberi informasi kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak
menular, kontrol pengobatan rutin sangat penting, pendampingan terhadap
pasien terutama anak perlu sehingga lingkungan dapat menerima dengan
baik, menyampaikan bahwa pasien epilepsi dapat beraktifitas dengan baik.

7. Petugas mencatat pada rekam medis pasien

2
6. Diagram Alir
Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis.

Petugas
Petugas melakukan
melakukan anamnesis
anamnesis

Petugas
Petugas melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik
fisik

Petugas
Petugas menegakkan
menegakkan diagnosa
diagnosa

Petugas
Petugas memberikan
memberikan terapi
terapi

Petugas
Petugas memberikan
memberikan konseling
konseling

Petugas mencatat di rekam medis


pasien

7. Unit Terkait

8. Rekaman historis perubahan.


No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan.

3
2

Anda mungkin juga menyukai