0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan3 halaman
Apendisitis akut adalah radang mendadak pada usus buntu yang dapat menyebabkan perforasi jika tidak ditangani segera. SOP ini menjelaskan prosedur diagnosis dan penatalaksanaan pasien appendisitis akut di Puskesmas Kertajati meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis, rujukan ke fasilitas sekunder untuk operasi, serta tata laksana farmasi sementara sebelum operasi.
Apendisitis akut adalah radang mendadak pada usus buntu yang dapat menyebabkan perforasi jika tidak ditangani segera. SOP ini menjelaskan prosedur diagnosis dan penatalaksanaan pasien appendisitis akut di Puskesmas Kertajati meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis, rujukan ke fasilitas sekunder untuk operasi, serta tata laksana farmasi sementara sebelum operasi.
Apendisitis akut adalah radang mendadak pada usus buntu yang dapat menyebabkan perforasi jika tidak ditangani segera. SOP ini menjelaskan prosedur diagnosis dan penatalaksanaan pasien appendisitis akut di Puskesmas Kertajati meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis, rujukan ke fasilitas sekunder untuk operasi, serta tata laksana farmasi sementara sebelum operasi.
No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit: Halaman : 1 dari 3 UPTD BUSAERI,S.IP.,SKM.,MM PUSKESMAS NIP.196401161985021001 KERTAJATI 1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada appendik merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui,dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan lamgkah langkah petugas untuk pedoman penanganan penyakit appenditis akut sesuai SOP, 3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Kertajati Nomor : 445.4/ 03/Admen/2018 Tentang peningkatan mutu dan kinerja puskesmas, sasaran kinerja ukm,dan peningkatan mutu dan keselamatan pasien UPTD puskesmas Kertajati 4. Referensi PMK No. 75 Tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas PMK No. 46 Tentang Akreditasi Puskesmas, klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer edisi I,hal 97. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes 2006 5. Prosedur 1. Melakukan anamnesa Hasil anamnesa : Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney, Gejala Klinis: a. Muntah b. Anoreksia, nausea dan vomitus c. Disuria d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi f. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan nyeri somatik yang beragam, 2. Melakukan pemeriksaan fisik InspeksiPenderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit Palpasi Terdapat nyeri tekan Mc,Burney Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan) Adanya defens muscular, Rovsing sign positif Psoas sign positif Obturator Sign positif PerkusiNyeri ketok (+) Auskultasi Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata, Rectal Toucher / Colok duburNyeri tekan pada jam 9-12 1. Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium darah perifer lengkap. Pada pasien dengan apendisitis akut, 70- 90% hasil laboratorium nilai leukosit dan neutrofil akan meningkat, walaupun bukan penanda utama, 5. Diagnosis Ditetapkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang Rencana Penatalaksanaan Pasien yang telah terdiagnosisAppendisitis akut harus segera dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito Non-farmakologis a. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg) b. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui mulut, c. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada dehidrasi, d. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi, e. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6 jam sebelum dilakukan pembedahan, 1. Tata Laksana Farmakologi a. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik, b. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi, c. Antibiotik spektrum luas 8. Seluruh hasil pemeriksaan dan tindakan didokumentasikan dalam rekam medic 6. Diagram Alir Petugas memanggil pasien, Petugas dan mencatat identitas dibuku Petugas memeriksa registrasi melakukan tanda-tanda anamnesa vital Sign pasien Rencana Petugas Diagnosis Penatalaksanaan memeriksa fisik pasien
Petugas menulis hasil
pemeriksaan, diagnose Petugas Tata Laksana dan terapi direkam medic memberikan Farmakologi pasien edukasi kepada pasien
7. Unit terkait 1. Klinik Umum
2. UGD 3. Rawat Inap 4. Farmasi No Yang diubah Isi Perubahan Tgl, mulai diberlakukan