Anda di halaman 1dari 7

MIGREN

: 440/075/SOP/Pkm-
No. Dokumen
Cibeuteung/I/2021
No. Revisi :
SOP
:
Tanggal Terbit
2021
Halaman :
UPT
PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K
CIBEUTEUNG NIP : 197909192014122001
UDIK
1. Pengertian Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan kemudahan dan
sebagai acuan bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) dalam penanganan/
penatalaksanaan pertama Migren.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. /SK/Pkm-Cibeuteung/2022 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan a. Gown / baju APD
Bahan b. Handscoon
c. Masker
d. Safety glasses / kacamata pelindung
e. Stetoskop
f. Senter
g. Tabung oksigen
h. Infus set
i. Obat Analgetik
j. Blangko Resep
k. Blangko Lab
l. Blanko Rujukan pasien
m. RM
n. Buku Register BP dan Anak

6. Langkah- 1. Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan


langkah 2. Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan
3. Petugas melakukan anamnesis, yang tersusun :
a. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan:
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh tanda
1/1
dan gejala, sebagai berikut:
1. Nyeri moderat sampai berat, kebanyakan penderita migren merasakan
nyeri hanya pada satu sisi kepala, namun sebagian merasakan nyeri
pada kedua sisi kepala.
2. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
3. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
4. Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari.
5. Mual dengan atau tanpa muntah.
6. Fotofobia atau fonofobia.
7. Sakit kepalanya mereda secara bertahap pada siang hari dan setelah
bangun tidur, kebanyakan pasien melaporkan merasa lelah dan lemah
setelah serangan.
8. Sekitar 60% penderita melaporkan gejala prodormal, seringkali terjadi
beberapa jam atau beberapa hari sebelum onset dimulai. Pasien
melaporkan perubahan mood dan tingkah laku dan bisa juga gejala
psikologis, neurologis atau otonom.
Faktor Predisposisi:
1. Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/
perubahan hormonal.
2. Puasa dan terlambat makan.
3. Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan.
4. Cahaya kilat atau berkelip.
5. Banyak tidur atau kurang tidur.
6. Faktor herediter.
7. Faktor kepribadian.
b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik:
Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis
normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab
sekunder, yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapi yang
berbeda.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan, pemeriksaan ini dilakukan
jika ditemukan hal-hal, sebagai berikut:
a. Kelainan-kelainan struktural, metabolik dan penyebab lain yang
dapat menyerupai gejala migren.
b. Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit penyerta yang dapat
menyebabkan komplikasi.
c. Menentukan dasar pengobatan dan untuk menyingkirkan
kontraindikasi obat-obatan yang diberikan.
2. Pencitraan (dilakukan di rumah sakit rujukan).

2/1
3. Neuroimaging diindikasikan pada hal-hal, sebagai berikut:
a. Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup
penderita.
b. Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada
migren.
c. Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
d. Sakit kepala yang progresif atau persisten.
e. Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren
dengan aura atau hal-hal lain yang memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut.
f. Defisit neurologis yang persisten.
g. Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengan
gejala-gejala neurologis yang kontralateral.
h. Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
i. Gejala klinis yang tidak biasa.
c. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan
pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
Kriteria Migren:
Nyeri kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari nyeri
kepala unilateral, berdenyut, bertambah berat dengan gerakan, intensitas
sedang sampai berat ditambah satu dari mual atau muntah, fonofobia atau
fotofobia.
d. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan:
1. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi
sensoris berlebihan.
2. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan
dikompres dingin.
3. Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan
migren, baik pada pasien yang menggunakan obat-obat preventif atau
tidak.
4. Menghindari pemicu, jika makanan tertentu menyebabkan sakit kepala,
hindarilah dan makan makanan yang lain. Jika ada aroma tertentu yang
dapat memicu maka harus dihindari. Secara umum pola tidur yang
reguler dan pola makan yang reguler dapat cukup membantu.
5. Berolahraga secara teratur, olahraga aerobik secara teratur mengurangi
tekanan dan dapat mencegah migren.
6. Mengurangi efek estrogen, pada wanita dengan migren dimana estrogen
menjadi pemicunya atau menyebabkan gejala menjadi lebih parah, atau
orang dengan riwayat keluarga memiliki tekanan darah tinggi atau

3/1
stroke sebaiknya mengurangi obat-obatan yang mengandung estrogen.
7. Berhenti merokok, merokok dapat memicu sakit kepala atau membuat
sakit kepala menjadi lebih parah (dimasukkan di konseling).
8. Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi sakit kepala.
9. Pendekatan terapi untuk migren melibatkan pengobatan akut (abortif)
dan preventif (profilaksis).
a) Pengobatan Abortif : Melihat kembali rujukan yang ada.
1) Analgesik spesifik adalah analgesik yang hanya bekerja sebagai
analgesik nyeri kepala. Lebih bermanfaat untuk kasus yang
berat atau respon buruk dengan NSAID. Contoh: Ergotamin,
Dihydroergotamin, dan golongan Triptan yang merupakan
agonis selektif reseptor serotonin pada 5-HT1.
2) Ergotamin dan DHE diberikan pada migren sedang sampai
berat apabila analgesik non spesifik kurang terlihat hasilnya
atau memberi efek samping. Kombinasi ergotamin dengan
kafein bertujuan untuk menambah absorpsi ergotamin sebagai
analgesik. Hindari pada kehamilan, hipertensi tidak terkendali,
penyakit serebrovaskuler serta gagal ginjal.
3) Sumatriptan dapat meredakan nyeri, mual, fotobia dan
fonofobia. Obat ini diberikan pada migren berat atau yang tidak
memberikan respon terhadap analgesik non spesifik. Dosis awal
50 mg dengan dosis maksimal 200 mg dalam 24 jam.
4) Analgesik non spesifik yaitu analgesik yang dapat diberikan
pada nyeri lain selain nyeri kepala, dapat menolong pada
migren intensitas nyeri ringan sampai sedang.
5) Domperidon atau Metoklopropamid sebagai antiemetik dapat
diberikan saat serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal yaitu
pada saat fase prodromal.
b) Pengobatan preventif
Pengobatan preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya
serangan atau tidak. Pengobatan dapat diberikan dalam jangka
waktu episodik, jangka pendek (subakut), atau jangka panjang
(kronis). Pada serangan episodik diberikan bila faktor pencetus
dikenal dengan baik, sehingga dapat diberikan analgesik
sebelumnya. Terapi preventif jangka pendek diberikan apabila
pasien akan terkena faktor risiko yang telah dikenal dalam jangka
waktu tertentu, misalnya migren menstrual. Terapi preventif kronis
diberikan dalam beberapa bulan bahkan tahun tergantung respon
pasien.

4/1
Komplikasi:
1. Obat-obat NSAID seperti Ibuprofen dan Aspirin dapat menyebabkan
efek samping seperti nyeri abdominal, perdarahan dan ulkus, terutama
jika digunakan dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama.
2. Penggunaan obat-obatan abortif lebih dari dua atau tiga kali seminggu
dengan jumlah yang besar, dapat menyebabkan komplikasi serius yang
dinamakan rebound.
Konseling dan Edukasi:
1. Pasien dan keluarga dapat berusaha mengontrol serangan.
2. Keluarga menasehati pasien untuk beristirahat dan menghindari
pemicu, serta berolahraga secara teratur. Keluarga menasehati pasien
jika merokok untuk berhenti merokok karena merokok dapat memicu
sakit kepala atau membuat sakit kepala menjadi lebih parah.

4. Waktu dalam melakukan pemeriksaan migren 15-20 menit.

7. Diagram Alir
(jika Pasien Masuk :
Melakukan Anamnesa
dibutuhkan)

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang (Bila
Fisik
Perlu)

Menegakkan diagnosa klinis

Melakukan Therapy

Memberikan RUJUK
Edukasi
(Bila Perlu)

Mengarahkan pasien untuk mengambil


obat ke ruang obat

Selesai

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Pendaftaran
Rekam medis
Pelayanan Umum
Rawat jalan
5/1
Ruang Tindakan
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Histori Diberlakukan
Perubahan

6/1
DAFTAR TILIK
MIGREN

UPT
dr. HIDAYAH ILMIATI .K
PUSKESMAS
CIBEUTEUNG NIP : 197909192014122001
UDIK

Unit :
Nama Petugas : Liliana Anggraeni Amd.Keb
Tanggal Pelaksanaan :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
Apakah Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan
1
pelayanan?
2 Apakah petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran?
3 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
4 Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis?
5 Jika ada ketidak sesuaian data apakah petugas
mengkonfirmasikan dengan sub unit pendaftaran?
6 Apakah Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien?
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu)?

8 Apakah Petugas menegakan diagnosis klinis ?


9 Apakah Petugas melakukan therapy ?
10 Apakah Petugas memberikan edukasi ?
11 Apakah Petugas merujuk (bila perlu) ?
12 Apakah Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat ke
ruang obat?
Jumlah
Compliance rate (CR) : ……………..%
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

1/1

Anda mungkin juga menyukai