Anda di halaman 1dari 4

MIGRAIN

No Dokumen : 445/ /20.05/SOP/ /2020


No Revisi :-
SOP Tgl Terbit :

Halaman :

Puskesmas Kepala UPTD Puskesmas


MUNIRWAN
Rawat Inap
197307081994031003
Sumber Rejo

1. Pengertian Migrain adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi. Serangan seringkali berulang
dan cenderung tidak akan bertambah parah setelah bertahun-tahun. Migren bila
tidak diterapi akan berlangsung antara 4-72 jam dan yang klasik terdiri atas 4
fase yaitu fase prodromal (kurang lebih 25 % kasus), fase aura (kurang lebih
15% kasus), fase nyeri kepala dan fase postdromal. Pada wanita migren lebih
banyak ditemukan dibanding pria dengan skala 2:1. Wanita hamil tidak luput
dari serangan migren, pada umumnya serangan muncul pada kehamilan
trimester I. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab
migren, diduga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem
saraf dan avikasi sistem trigeminal-vaskular, sehingga migren termasuk dalam
nyeri kepala primer.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien
dengan migrain
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Sumber Rejo Nomor ...
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Rawat Inap Sumber
Rejo
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Sphygmomanometer
Bahan Stetoskop
Thermogun
ATK
6. Langkah- Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis
langkah dan pemeriksaan fisik umum dan neurologis. Kriteria Migren: Nyeri kepala
episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari nyeri kepala unilateral,
berdenyut, bertambah berat dengan gerakan, intensitas sedang sampai berat
ditambah satu dari mual atau muntah, fonopobia atau fotofobia.

Diagnosis Banding
a. Arteriovenous Malformations
b. Atypical Facial Pain
c. Cerebral Aneurysms
d. Childhood Migraine Variants
e. Chronic Paroxysmal Hemicrania
f. Cluster-type hedache (nyeri kepala kluster)

Komplikasi
a. Stroke iskemik dapat terjadi sebagai komplikasi yang jarang namun
sangat serius dari migren. Hal ini dipengaruhi oleh faktor risiko seperti
aura, jenis kelamin wanita, merokok, penggunaan hormon estrogen.
b. Pada migren komplikata dapat menyebabkan hemiparesis.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas
indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder).
Radiologi: atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder

Penatalaksanaan
Beberapa obat yang terbukti efektif mengatasi MIGRAIN:
Regimen analgesik NNT*
Aspirin 600-900mg + metoclopramide
Asetaminofen 1000mg
Ibuprofen 200-400mg
*Respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual ringan atau hilang dalam 2
jam)
Domperidon atau metoclopramide sebagai antiemetik dapat diberikan saat
serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal yaitu pada saat fase prodromal

Edukasi
a. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi
sensoris berlebihan.
b. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan
dikompres dingin.
c. Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan
migren, baik pada pasien yang menggunakan obat-obat preventif atau
tidak.
d. Menghindari pemicu, jika makanan tertentu menyebabkan sakit kepala,
hindarilah dan makan makanan yang lain. Jika ada aroma tertentu yang
dapat memicu maka harus dihindari. Secara umum pola tidur yang
reguler dan pola makan yang reguler dapat cukup membantu.
e. Berolahraga secara teratur, olahraga aerobik secara teratur mengurangi
tekanan dan dapat mencegah migren.
f. Mengurangi efek estrogen, pada wanita dengan migren dimana estrogen
menjadi pemicunya atau menyebabkan gejala menjadi lebih parah, atau
orang dengan riwayat keluarga memiliki tekanan darah tinggi atau
stroke sebaiknya mengurangi obat-obatan yang mengandung estrogen.
g. Berhenti merokok, merokok dapat memicu sakit kepala atau membuat
sakit kepala menjadi lebih parah (dimasukkan di konseling).
h. Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi sakit kepala.
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

8. Bagan Alir
Menegakkan diagnosa
melakukan vital sign berdasarkan hasil pemeriksaan
Melakukan dan pemeriksaan fisik
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


Menulis diagnosa anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register diagnose ke rekam
medic

9. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum


10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis Tanggal mulai
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
MIGRAIN
No Kode :

DAFTA No Revisi :-
R TILIK Tgl Terbit :

Halaman :

Unit Pelayanan : ____________________________________________________

Petugas yang dinilai : ____________________________________________________

Tanggal Pelaksanaan : ____________________________________________________

DILAKUKAN
No. KEGIATAN
YA TIDAK
1. Apakah petugas melakukan anamnesa kepada pasien?
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan vital sign dan
pemeriksaan fisik?
3. Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan?
4. Apakah petugas memberikan tata laksana kepada pasien sesuai
hasil pemeriksaan?
5 Apakah petugas menuliskan hasil pemeriksaan, anamnesa,
diagnosa, dan terapi ke Rekam Medis?
6 Apakah petugas menuliskan diagnosa pasien ke buku register?

Compliance Rate (CR) =.........................%

Petugas Penilai / Auditor

(...........................................................)

Anda mungkin juga menyukai