Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN MIGREN

No. Dokumen : 17/SOP/CAG/VII/2021

No. Revisi :0

SOP

Tanggal Terbit : 27 Juli 2021 dr. Caleria Ajeng


Givita
Halaman : 1-3

PRAKTEK
MANDIRI
DOKTER UMUM

1. Pengertian Penanganan Migren adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas


dalam melakukan penatalaksanaan kasus Migren.
Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer
dengan kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti
oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi. Serangan
seringkali berulang dan cenderung tidak akan bertambah parah
setelah bertahun-tahun. Migren bila tidak diterapi akan berlangsung
antara 4-72 jam dan yang klasik terdiri atas 4 fase yaitu fase
prodromal (kurang lebih 25 % kasus), fase aura (kurang lebih 15%
kasus), fase nyeri kepala dan fase postdormal.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus Migren di Praktek Dokter Mandiri dr. Caleria Ajeng Givita.
3. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
4. Prosedur 1.Petugas melakukan anamnesis.

Keluhan :

Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh tanda


dan gejala, sebagai berikut:

a. Nyeri moderat sampai berat, kebanyakan penderita migren


merasakan nyeri hanya pada satu sisi kepala, namun sebagian kecil
merasakan nyeri pada kedua sisi kepala.
b. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.

c. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.

d. Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak


dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Mual dengan atau tanpa muntah.

f. Fotofobia atau fonofobia.

g. Sakit kepalanya mereda secara bertahap pada siang hari dan


setelah bangun tidur, kebanyakan pasien melaporkan merasa lelah
dan lemah setelah serangan.
h. Sekitar 60 % penderita melaporkan gejala prodormal, seringkali
terjadi beberapa jam atau beberapa hari sebelum onset dimulai.
Pasien melaporkan perubahan mood dan tingkah laku dan bisa
juga gejala psikologis, neurologis atau otonom.
2.Petugas melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan Fisik :

Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis


normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab
sekunder, yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapi yang
berbeda.

3.Petugas menegakkan diagnosis.

Diagnosis Klinis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan


fisik umum dan neurologis.

Kriteria Migren:

Nyeri kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari nyeri
kepala unilateral, berdenyut, bertambah berat dengan gerakan, intensitas
sedang sampai berat ditambah satu dari mual atau muntah, fonopobia atau
fotofobia.

4.Petugas memberikan terapi.


Penatalaksanaan :
a. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi
sensoris

b. Obat Antimigraine misal Ergotamin 3x 1 tablet

c. Analgesik non spesifik yaitu analgesik yang dapat diberikan pada


nyeri lain selain nyeri kepala, Contoh Parasetamol 3x1 tablet.
5.Petugas melakukan rujukan.

Bila dalam 4 minggu pengobatan belum ada perbaikan.

6.Petugas memberikan edukasi dan konseling.

Menjelaskan tentang penyakit migren dan permasalahannya.

Menjelaskan perawatan penderita penyakit migren.


7.Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dan terapi ke dalam status
rekam medis.
8.Petugas menuliskan ke dalam buku regiter pasien.

Anda mungkin juga menyukai