Anda di halaman 1dari 16

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa


ISSN: 2501-9430
ISSN-L: 2501-9430
Tersedia online di:http:..www.oapub.org.soc

doi: 10.5281.zenodo.2532797 Volume 3│Masalah 2│2018

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT


LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

Ali MukaramSaya,
Marijati Sangen,
Ahmad Rifani
Magister Manajemen,
Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Indonesia

Abstrak:
Persaingan yang ketat dalam industri jasa rumah sakit menuntut setiap penyedia jasa tersebut
untuk membenahi pelayanan yang mereka berikan kepada konsumen. Rumah sakit sebagai
penyedia jasa harus memahami harapan dan keinginan konsumen dengan baik sehingga pada
akhirnya rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen, hal ini
tentunya akan berdampak pada brand rumah sakit itu sendiri. Sebuah merek memungkinkan
rumah sakit untuk bersaing dalam penjualan produk atau jasa dan menunjukkan proporsi nilai
strategi bisnisnya, oleh karena itu secara strategis sangat penting untuk mengembangkan,
menyaring dan meningkatkan merek suatu produk atau jasa. Penelitian ini berfokus pada
menganalisis pengaruh variabel ekuitas merek terhadap keputusan pembelian jasa,
menganalisis pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian jasa, menganalisis
pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian jasa, menganalisis pengaruh persepsi
kualitas terhadap keputusan pembelian jasa, dan menganalisis pengaruh loyalitas merek
terhadap keputusan pembelian jasa di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Penelitian ini bersifat
explanatory dengan menggunakan metode penelitian survey. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu hasil wawancara, kuesioner dan data
rata-rata jumlah hari perawatan atau Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan analisis
regresi berganda dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Hasil koefisien regresi
menunjukkan bahwa semua variabel independen (Ekuitas Merek, X) terdiri dari Kesadaran
Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3) dan Loyalitas Merek (X4) memiliki
koefisien regresi positif yaitu X1 = 0,691; X2 = 0,147; X3 = 0,067; X4 = 0,081 hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen berbanding lurus dengan variabel dependen yaitu Keputusan
Pembelian. Derajat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari
koefisien determinasi

Hak Cipta © Penulis. Seluruh hak cipta. © 2015 ‒


2018 Grup Penerbitan Akses Terbuka 101
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

(R Square) dimana diketahui nilai R Square pada penelitian ini sebesar 0,964 (96,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen (Ekuitas Merek) terhadap
variabel dependen (Keputusan Pembelian) adalah sebesar 96,4%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketiga subvariabel ekuitas merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian layanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin, yaitu kesadaran merek, asosiasi
merek, dan loyalitas merek. Sedangkan persepsi kualitas dianggap tidak berpengaruh
signifikan.

Kata kunci:ekuitas merek, keputusan pembelian, layanan

1. Perkenalan

Layanan kesehatan telah menjadi industri yang menguntungkan dan menarik investor untuk
menginvestasikan modalnya sekarang. Beberapa tahun terakhir perkembangan pelayanan
rumah sakit tumbuh dan berkembang pesat, hal ini ditandai dengan bermunculannya beberapa
jenis rumah sakit, klinik dan pelayanan kesehatan lainnya, dari pelayanan kesehatan dasar dan
sederhana hingga pelayanan kesehatan yang lengkap dan modern. Rumah sakit sebagai
penyedia jasa harus memahami harapan dan keinginan konsumen dengan baik sehingga pada
akhirnya rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen, hal ini
tentunya akan berdampak pada brand rumah sakit itu sendiri. Strategi bisnis dapat dibentuk
melalui brand. Sebuah merek memungkinkan rumah sakit bersaing dalam penjualan produk
atau jasa dan menunjukkan proporsi nilai dari strategi bisnisnya, oleh karena itu secara
strategis sangat penting untuk mengembangkan, memfilter, dan meningkatkan merek suatu
produk atau layanan. Produsen atau penyedia jasa juga mendapatkan keuntungan besar dari
merek yang mereka miliki. Pada level yang paling minimal merek akan sangat memudahkan
produsen atau penyedia jasa dalam melakukan kegiatan pemasaran berupa promosi produk
yang akan dijual karena kejelasan identitas yang melekat. Semua proses pemasaran, produksi,
dan keuangan hanya dapat berjalan optimal jika produk memiliki identitas yang jelas. Jika
merek tersebut telah dipatenkan, maka perusahaan akan mendapat perlindungan hukum dari
upaya pihak lain yang akan mengambil keuntungan secara tidak sah, sehingga secara finansial
perusahaan atau penyedia jasa dapat memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang relatif
lama. Dalam konteks target pasar,

Saat ini besarnya pangsa pasar jasa rumah sakit merupakan peluang sekaligus tantangan
yang harus dimanfaatkan manajemen untuk merebut hati konsumen, oleh karena itu penyedia jasa
rumah sakit harus menyadari sepenuhnya bahwa brand harus menjadi identitas suatu perusahaan
atau produk. dan menjadi nilai tambah penjualan layanan kepada konsumen. Salah satu faktor yang
mendukung keputusan konsumen dalam membeli suatu produk adalah merek (Kotler & Keller,
2009).
Merek sangat penting di era digital dan sistem informasi yang semakin mudah saat ini,
konsumen akan sangat mudah mencari informasi tentang merek suatu produk atau merek jasa
rumah sakit kemudian membandingkannya dengan layanan kesehatan lainnya.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 102
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

penyedia. Brand yang kuat akan membuat suatu pelayanan rumah sakit semakin dipercaya dan
mendapat tempat tersendiri di hati konsumen (positioning), serta akan meningkatkan pamor rumah
sakit di mata konsumen. Ekuitas merek yang kuat merupakan aset yang berharga bagi suatu
perusahaan atau penyedia jasa dimana semakin kuat ekuitas merek yang dimiliki maka semakin
besar pula daya tarik untuk mengajak konsumen membeli produk atau jasa yang diberikan. Menurut
Rangkuti (2004) ekuitas merek merupakan pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian atas suatu produk atau jasa. Ekuitas merek mampu membentuk persepsi konsumen
terhadap produk atau jasa yang diyakini memiliki kualitas lebih tinggi dari produk lainnya. Menurut
Arnold (1996) ketika konsumen semakin selektif terhadap keputusan untuk membeli suatu produk
atau jasa, strategi ekuitas merek dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan konsumen.
Merek yang memiliki ekuitas berarti direspon positif oleh konsumen yang kemudian dapat
berkembang menjadi dasar proses keputusan pembelian konsumen.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, 38 RS yang beroperasi di Kalsel, terdiri dari
21 RS BUMN dan 17 RS Swasta, saat ini menjadi salah satu pusat pelayanan kesehatan
yang diperhitungkan di Kalsel. Khusus di Kota Banjarmasin terdapat Rumah Sakit Islam
Banjarmasin/Rumah Sakit Islam Banjarmasin (RSIB). Rumah Sakit Islam Banjarmasin
memiliki 13 klinik rawat jalan yang didukung oleh dokter spesialis yang handal dan
profesional dibidangnya, serta memiliki beberapa pilihan ruang rawat inap yang
dilengkapi dengan taman yang asri. Pilihan tipe kamar terdiri dari ruang perawatan
Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan Intensive Care Unit (ICU) serta ruang Renal
Center dan layanan laboratorium 24 jam, Instalasi Gawat Darurat (EDD), Radiologi dan
Ultra Sonografi,

Di tengah ketatnya persaingan dalam penyediaan pelayanan kesehatan merupakan


tantangan yang harus dihadapi Rumah Sakit Islam Banjarmasin, selain kebijakan pemerintah
mengenai kewajiban mengenai jaminan kesehatan sosial yang dikelola oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Selain itu memudahkan masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas juga menjadi tantangan bagi Rumah Sakit
Islam Banjarmasin dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan rawat inap atau Bed
Occupancy Rate (BOR).
Pada tahun 2014 Bed Occupancy Rate (BOR) RSI Banjarmasin sebesar 60,21%%,
tahun 2015 sebesar 55,11% dan tahun 2016 turun menjadi 46,48% dan tahun 2017 turun
lagi menjadi 34,61% (Rekam Medis RSIB, 2017) . Data BOR merupakan salah satu indikator
kinerja sebuah rumah sakit. Dari data BOR Rumah Sakit Islam Banjarmasin terus menurun
dari tahun 2014 hingga 2017, dan dibandingkan dengan standar BOR yang ideal untuk
rumah sakit sebesar 60-85% (Depkes RI, 2005), dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
minat pasien dalam perawatan Rumah Sakit Islam Banjarmasin cenderung menurun, hal ini
menunjukkan bahwa manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin perlu meningkatkan
strategi pemasarannya untuk meningkatkan BOR sebagai indikator kinerja sebuah rumah
sakit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sakit Islam
Banjarmasin adalah dengan mengukur kekuatan brand. Pengukuran merek dapat
dilakukan untuk mengetahui kekuatan merek yaitu dengan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 103
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

mengukur elemen ekuitas merek yang terdiri dari Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi
Merek dan Loyalitas Merek (Brand Loyalty), sehingga dengan mengetahui kekuatan merek,
manajemen dapat membuat strategi untuk mengembangkan dan merebut pangsa pasar
layanan kesehatan rumah sakit .
Hasil wawancara dengan 10 responden yang dirawat di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin menyatakan bahwa Rumah Sakit Islam Banjarmasin memberikan
pelayanan yang berkualitas, mengutamakan keselamatan pasien, dan perawat
melakukan tindakan medis dengan benar. Responden juga menyatakan RS Islam
Banjarmasin melayani pasien dengan baik dan peduli serta memperhatikan kebutuhan
pelanggan atau pasien, responden juga menyatakan RS Islam Banjarmasin
memberikan fasilitas yang standar dan juga memiliki laboratorium dan radiologi yang
handal, selain itu 6 dari 10 responden menyatakan kamar antara lain ukuran bangunan
yang masih sempit, bangunan yang sudah cukup tua membuat tampilan kamar kurang
menarik, kamar mandi dan wc terlihat kurang bersih, serta sulitnya mencari tempat
parkir mobil.

Penelitian Nugroho (2013) yang meneliti tentang pengaruh brand equity terhadap keputusan
penggunaan dan penggunaan kembali (future use) RS Muhammadiyah Surabaya menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara brand awareness penggunaan dan reuse RS
Muhammadiyah Surabaya. . Sedangkan dalam penelitian Pradipto, dkk. (2016), hasil yang diperoleh
secara simultan brand equity berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan
secara parsial variabel brand equity menunjukkan hasil yang signifikan terhadap keputusan
pembelian, kecuali brand awareness yang tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
keputusan pembelian.
Alfionita's, dkk. (2016) menunjukkan hasil bahwa variabel ekuitas merek berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel kesadaran merek, asosiasi
merek dan loyalitas merek menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian, sedangkan kesan kualitas tidak berpengaruh signifikan. Variabel yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel kesadaran merek. Namun, hasil
Pratiwi's, et al. penelitian (2012) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel kesadaran
merek, asosiasi merek, kesan kualitas, loyalitas merek, dan aset kepemilikan lainnya
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel asosiasi merek,
kesan kualitas dan loyalitas merek menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Sedangkan variabel kesadaran merek dan aset kepemilikan lainnya menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen yaitu variabel kesan kualitas.
Penelitian Komang Suharyani (2015) menunjukkan bahwa ekuitas merek berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian produk teh Botol Sosro ditinjau dari dimensi kesadaran
merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan persepsi kualitas merek. Namun penelitian Sudomo
(2013) menunjukkan hasil yang berbeda, secara parsial variabel brand awareness dan brand loyalty
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 104
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

variabel asosiasi merek dan persepsi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.

2. Metode

2.1 Kerangka Penelitian


Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian survey. Penelitian survei pada
umumnya dilakukan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan yang mendalam.
Penelitian ini bersifat explanatory yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel yang diteliti dan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono,
2005). Kerangka penelitian yang digunakan didasarkan pada bagan alur berikut ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuesioner kepada pengguna
layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Peneliti meminta responden untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner tertutup. Sedangkan data sekunder berupa
informasi yang diperoleh dari data rata-rata jumlah hari rawat atau Bed Occupancy Rate (BOR)
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengguna yang pernah
membeli layanan rawat inap di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang dirawat inap di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin pada saat penelitian ini dilakukan, yaitu antara bulan April dan Mei dengan jumlah
populasi 905 orang, sedangkan sampel sasaran adalah sebagian dari populasi dengan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 105
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

karakteristik yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih harus memenuhi persyaratan
agar layak sebagai sumber data. Syaratnya adalah:
1. Responden adalah pasien atau keluarganya yang dirawat inap di Rumah Sakit
Islam Banjarmasin.
2. Berusia di atas 19 tahun, hal ini dikarenakan responden dengan usia tersebut dianggap
dewasa dan memahami pertanyaan yang diajukan serta dapat mengambil keputusan
(batasan usia anak menurut kriteria WHO adalah 19 tahun).

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Aaker (1991) bahwa ekuitas merek dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian berdasarkan
pengalaman masa lalu dalam penggunaan asosiasi yang erat dengan berbagai karakteristik merek.
Beberapa penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa variabel ekuitas merek (kesadaran merek,
asosiasi merek, nilai yang dirasakan, dan loyalitas merek) terbukti berpengaruh terhadap keputusan
pembelian suatu produk atau jasa.
Hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah:
H1:Ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas,
loyalitas merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelayanan kesehatan Rumah Sakit
Islam Banjarmasin. Hipotesis ini didasarkan pada pendapat Aaker (1991) yang menyatakan bahwa
ekuitas merek dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian berdasarkan pengalaman masa lalu dalam penggunaan asosiasi yang erat dengan
berbagai karakteristik merek.
H2:Brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelayanan kesehatan Rumah Sakit
Islam Banjarmasin. Hipotesis ini didasarkan pada pendapat Durianto, dkk. (2001) yang menyatakan bahwa
konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari berbagai resiko
penggunaan dengan anggapan bahwa merek yang sudah dikenal lebih terpercaya.
H3:Asosiasi merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Hipotesis ini didasarkan pada pendapat Durianto, dkk. (2001) yang
menyatakan bahwa umumnya asosiasi merek menjadi dasar konsumen dalam keputusan pembelian
dan loyalitas terhadap merek tersebut.
H4:Persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelayanan kesehatan Rumah
Sakit Islam Banjarmasin. Hipotesis ini didasarkan pada pendapat Rangkuti (2004) yang menyatakan
bahwa persepsi terhadap kualitas suatu merek memberikan alasan penting untuk membeli. Ini
memengaruhi merek mana yang harus dipertimbangkan dan kemudian memengaruhi merek apa yang
harus dipilih.
H5:Loyalitas merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pelayanan kesehatan Rumah Sakit
Islam Banjarmasin. Hipotesis ini didasarkan pada pendapat Durianto, dkk (2001) yang menyatakan bahwa
seorang pelanggan yang sangat loyal terhadap suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan
pembeliannya ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 106
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Uji validitas dan reliabilitas tidak diuji pada semua responden tetapi hanya pada
sampel awal yang berjumlah 30 responden (Suliyanto, 2006). Berdasarkan hasil
kuesioner dari responden menunjukkan bahwa semua instrumen pertanyaan valid
karena nilai koefisien (r) lebih besar dari 0,3. Sedangkan untuk nilai reliabilitas
pengukuran berdasarkan hasil analisis juga terlihat bahwa semua instrumen nilai
Chronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan untuk nilai r (koefisien validitas) dan nilai Chronbach Alpha (α), dapat
disimpulkan bahwa semua pertanyaan instrumen layak digunakan dalam penelitian ini.

4.2 Uji Multikolinearitas


Pengujian asumsi klasik ini umumnya dilakukan terhadap variabel yang memiliki 2 atau
lebih variabel penjelas. Menurut Nugroho (2005) suatu model regresi linier dapat dikatakan
sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi normalitas data dan bebas dari
asumsi klasik yaitu multikolinearitas, autokorelasi, dan heterosinditas.

A. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat apakah ada korelasi antara variabel independen
yang ditemukan dalam model regresi berganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak
memiliki korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Menurut Nugroho (2005),
pengujian multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses
penarikan kesimpulan mengenai pengaruh uji parsial masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.

Tabel 1:Hasil Uji Multikolinearitas


Tidak standar Standar Kolinearitas
Model Koefisien Koefisien T Sig. Statistik
B St. Kesalahan Beta Toleransi VIF
Konstan 1.113 0,957 1.163 0,248
X1 0,080 0,079 0,077 1.018 0,311 0,379 2.363
X2 0,070 0,045 0,146 1.546 0,125 0,243 4.121
X3 - 0,011 0,056 - 0,019 - 0,199 0,843 0,227 4.402
X4 0,358 0,047 0,727 7.620 0,000 0,239 4.190

Nilai VIF keempat variabel independen tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1 yang artinya tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
lebih dari 95% sehingga dapat disimpulkan model regresi linier bebas dari
multikolineritas.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 107
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

B. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk menguji perbedaan variansi residual pada suatu
periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan
antara nilai prediksi dengan nilai Residual Studentized Delete (Nugroho, 2005). Penelitian
ini menggunakan Uji Park untuk mendeteksi heterokedastisitas yaitu dengan melihat
koefisien parameter beta dari persamaan regresi jika parameter beta tidak signifikan secara
statistik maka data model empiris diperkirakan terdapat homositisitas dan sebaliknya.

Meja 2:Hasil Uji Heteroskedastisitas


Koefisien tidak standar Standar
Model T Sig.
B St. Kesalahan Koefisien
Konstan 0,746 0,540 1.380 0,171
X1 - 0,094 0,044 0,319 - 2.109 0,381
X2 0,029 0,026 0,212 1.120 0,265
X3 0,068 0,032 0,422 2.158 0,333
X4 - 0,051 0,027 - 0,365 - 1.914 0,059

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk masing-masing variabel


bebas (X1, X2, X3 dan X4) tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak menunjukkan gejala heterositisitas.

C. Uji Normalitas
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah variabel residual berdistribusi normal atau
tidak, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik. Penelitian ini menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Uji KS dilakukan dengan membuat
hipotesis:
H0 : Data residual terdistribusi normal : Data
H1 residual tidak terdistribusi normal
Menurut Nugroho (2005) pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak
hipotesis adalah:
1.H0diterima jika p-value pada kolom Asimp.Sig (2-tailed) > level of significant (α).

2.H0ditolak jika p-value pada kolom Asimp.Sig (2-tailed) < level of significant (α)

Tabel 3:Hasil Tes Kolmogorov-Smirnov


Residu yang tidak standar
N 100
Rata-Rata Parameter Normal 0,0000000
St. Deviasi 1.22087655
Perbedaan Paling Ekstrim Mutlak 0,060

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 108
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

Positif 0,036
Negatif - 0,060

Kolmogorov-Smirnov Z 0,597
Asimp. Sig. (2-ekor) 0,868

Berdasarkan tabel 5.42 terlihat bahwa nilai Asimp. Sig (2-tailed) 0,868 > 0,05 taraf
signifikan (α), jadi H0diterima dan H1ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa data
residual berdistribusi normal.

D. Uji Linearitas
Uji Linier digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya model linier melalui uji ANOVA
dengan mempertimbangkan nilai F-Linearitas dan F Deviasi dari Linieritas. Nilai F-Linearity
menunjukkan bahwa sejauh mana variabel dependen yang diprediksi terletak tepat pada garis
lurus. Jika hasilnya signifikan (p < 0,05), maka model linier cocok untuk hubungan model
tersebut. Pada dasarnya keadaan ideal semua kasus terletak pada satu garis lurus sehingga
tidak ada penyimpangan dari kasus linearitas. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
simpangan akan sama dengan nol sehingga linieritas benar-benar menjelaskan jumlah
(gabungan) antar kelompok dalam linieritas. Sedangkan F-Deviasi dari linieritas menunjukkan
bahwa semakin signifikan nilai F semakin besar kasus deviasinya. Dan jika nilai p > 0. 05 pada
kolom F-Deviation from Linearity, data yang diuji dapat dikatakan berelasi secara linear. Tabel
berikut menunjukkan hasil pengujian linearitas dengan alpha (α) 0,05:

Tabel 4:Uji Linearitas dengan ANOVA


F-Deviasi Sig.
Nilai
Bergantung Mandiri Sig. dari F-Deviasi dari Kategori
Linearitas F
Linearitas Linearitas

X1 115.207 0,000 1.392 0,204 Garis


X2 110.306 0,000 0,684 0,817 Garis
Y
X3 112.128 0,000 1.124 0,349 Garis
X4 337.262 0,000 0,774 0,723 Garis

A. Bukti Hipotesis dan Interpretasi Hasil


1) Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5:Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dari


Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Variabel tak bebas Variabel bebas Koefisien Regresi T Sig R parsial
Keputusan Pembelian (Y) Kesadaran Merek (X1) 691 6.676 . 000 0,977
Asosiasi Merek (X2) 147 4.025 . 000 0,800
Persepsi Kualitas (X3) 067 1.222 . 225 0,964
Loyalitas Merek (X4) 081 2.438 . 017 0,890
Konstanta = -5,295 R Square = 0,964
F-nilai = 636.520 Sig. F = 0,000

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 109
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

Semua variabel independen (Ekuitas Merek, X) terdiri dari Kesadaran Merek (X1),
Asosiasi Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3) dan Loyalitas Merek (X4) memiliki koefisien
regresi positif. hal ini menunjukkan bahwa variabel independen searah dengan variabel
dependen yaitu Keputusan Pembelian, artinya jika terjadi perubahan antar variabel
independen baik perubahan naik maupun turun maka variabel dependen juga
mengalami perubahan yang sama. Jadi, jika Ekuitas Merek Rumah Sakit Islam
Banjarmasin meningkat, maka Keputusan Pembelian Jasa Layanan Rumah Sakit Islam
Banjarmasin juga meningkat, begitu pula sebaliknya jika Ekuitas Merek Rumah Sakit
Islam Banjarmasin menurun, maka Keputusan Pembelian Jasa Layanan Rumah Sakit
Islam Banjarmasin juga menurun.

2) Pengujian hipotesis
a) Hipotesis 1: hipotesis ini diterima karena nilai F (636.520) > F tabel
(2,46) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya Ekuitas Merek berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
b) Hipotesis 2: hipotesis ini diterima karena nilai t untuk variabel kesadaran merek
(X1) sebesar 6,676 dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian diketahui
hipotesis ini diterima karena nilai t-hitung (6,676) > t-tabel (1,660) dengan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya Brand Awareness berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Koefisien regresi
variabel Brand Awareness menunjukkan nilai positif sebesar 0,691 yang berarti
ada hubungan positif atau searah antara Brand Awareness dengan Keputusan
Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam di Banjarmasin. Dengan kata lain dapat
disebutkan jika Brand Awareness meningkat, maka Keputusan Pembelian Jasa
Rumah Sakit Islam Banjarmasin juga meningkat, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan uraian tersebut,

c) Hipotesis 3: hipotesis ini diterima karena nilai t (4,025) > t tabel (1,660) dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya Brand Association berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Koefisien
regresi variabel Asosiasi Merek menunjukkan nilai positif sebesar 0,147 yang
berarti terdapat hubungan positif atau searah antara Asosiasi Merek dengan
Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Dengan kata lain
dapat disebutkan jika Brand Association meningkat, maka Keputusan Pembelian
Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin juga meningkat, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Brand Association
berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
d) Hipotesis 4: hipotesis ini ditolak karena nilai t (1,222) < t tabel (1,660) dengan
tingkat signifikansi 0,225 > 0,05. Artinya Persepsi Kualitas memiliki

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 110
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
e) Hipotesis 5: hipotesis ini diterima karena nilai t (2,438) > t tabel (1,660) dengan tingkat
signifikansi 0,017 < 0,05. Artinya Loyalitas Merek berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Koefisien regresi variabel Brand
Loyalty menunjukkan nilai positif sebesar 0,081 yang berarti ada hubungan positif
atau searah antara Brand Loyalty dengan Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit
Islam di Banjarmasin. Dengan kata lain dapat disebutkan jika Brand Loyalty
meningkat, maka Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin juga
meningkat, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa Loyalitas Merek berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian
Pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

B. Implikasi Hasil Penelitian


Mengingat terdapat 3 variabel dari Ekuitas Merek yang berpengaruh signifikan terhadap
Pembelian Jasa Layanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin, maka implikasi dari penelitian ini
adalah agar selalu meningkatkan pembelian konsumen terhadap layanan rumah sakit maka
Variabel Ekuitas Merek yang berpengaruh signifikan terdiri dari Brand Awareness (X1), Brand
Association (X2), dan Brand Loyalty (X4) perlu mendapat perhatian serius dari pihak manajemen
Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai penyedia layanan. Dari analisis penelitian yang telah
dibahas sebelumnya, dapat digambarkan implikasi penerapan dalam upaya mempertahankan
dan memperkuat Brand Equity melalui variabel-variabelnya terhadap keputusan Pembelian
Jasa Layanan Rumah Sakit Islam di Banjarmasin:
1) Kesadaran Merek
Kesadaran merek adalah kemampuan merek untuk muncul di benak konsumen ketika mereka memikirkan produk tertentu. Kesadaran merek adalah dimensi dasar

dalam Ekuitas Merek. Sebuah merek tidak memiliki ekuitas sampai konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Kesadaran merek yang merupakan variabel pertama Ekuitas

Merek dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel tersebut maka pihak manajemen RSI

Banjarmasin perlu melakukan promosi secara terus menerus agar brand awareness pelayanan RSI Banjarmasin tetap terjaga bahkan meningkat. Hal ini dikarenakan brand awareness

memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui media periklanan yang

baik seperti radio, televisi, surat kabar dan papan reklame atau melalui media sosial. Periklanan dalam iklim persaingan yang tajam semakin memainkan peran yang sangat besar.

Oleh karena itu, manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin secara teratur dan terencana harus mampu membangun dan meningkatkan citranya di pasar melalui iklan yang

berkesinambungan, tanpa mengabaikan berbagai faktor teknis dalam mengkomunikasikan produk kepada pasar sasaran seperti kualitas penyajian, ketepatan pilihan media, isi

pesan, dan lain-lain. segera. Selain itu, manajemen juga bisa menggunakan slogan atau jingle. Slogan atau jingle bisa memberikan pengaruh yang besar. Jingle bisa menjadi alat

dalam menciptakan kesadaran merek karena konsumen bisa secara teratur dan terencana manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin harus mampu membangun dan meningkatkan

citranya di pasar melalui iklan yang berkesinambungan, tanpa mengabaikan berbagai faktor teknis dalam mengkomunikasikan produk kepada pasar sasaran seperti kualitas

penyajian, ketepatan pilihan media, isi pesan, dan lain sebagainya. . Selain itu, manajemen juga bisa menggunakan slogan atau jingle. Slogan atau jingle bisa memberikan pengaruh

yang besar. Jingle bisa menjadi alat dalam menciptakan kesadaran merek karena konsumen bisa secara teratur dan terencana manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin harus

mampu membangun dan meningkatkan citranya di pasar melalui iklan yang berkesinambungan, tanpa mengabaikan berbagai faktor teknis dalam mengkomunikasikan produk

kepada pasar sasaran seperti kualitas penyajian, ketepatan pilihan media, isi pesan, dan lain sebagainya. . Selain itu, manajemen juga bisa menggunakan slogan atau jingle. Slogan

atau jingle bisa memberikan pengaruh yang besar. Jingle bisa menjadi alat dalam menciptakan kesadaran merek karena konsumen bisa Slogan atau jingle bisa memberikan pengaruh

yang besar. Jingle bisa menjadi alat dalam menciptakan kesadaran merek karena konsumen bisa Slogan atau jingle bisa memberikan pengaruh yang besar. Jingle bisa menjadi alat

dalam menciptakan kesadaran merek karena konsumen bisa

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 111
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

ingat jingle atau slogan, biasanya mengingat produk. Hal ini dilakukan agar konsumen
mengingat brand Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai solusi dari permasalahan
yang muncul yaitu ketika membutuhkan fasilitas kesehatan berupa pelayanan rumah
sakit.
2) Asosiasi Merek
Asosiasi Merek merupakan salah satu variabel Ekuitas Merek yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam di Banjarmasin maka pihak
manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin harus selalu menggali Brand Association yang
tepat untuk produk unggulan dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin agar dilakukan promosi.
lebih menyentuh hati konsumen. Dengan mempertahankan dan lebih meningkatkan
kebijakan harga, serta kualitas pelayanan, maka akan semakin meningkatkan asosiasi
konsumen dengan brand Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Penguatan makna merek
biasanya tergantung dari keterlibatan Brand Association yang terjadi. Dalam penelitian
Retnawati (2003), salah satu bentuk asosiasi yang dapat memperkuat merek adalah
asosiasi terkait produk. Asosiasi yang berkaitan dengan produk ini, Rumah Sakit Islam
Banjarmasin harus selalu memperhatikan inovasi produk layanan yang diberikan kepada
konsumen, karena kegagalan inovasi akan berdampak luas, terhadap brand association
Rumah Sakit Islam itu sendiri. Manajemen perlu memahami penyesuaian preferensi
konsumen dan memperhatikan aktivitas pesaing dengan cermat.
3) Persepsi Kualitas
Variabel Persepsi Kualitas dalam penelitian ini menunjukkan Persepsi Kualitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Berdasarkan
hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa Persepsi Kualitas tidak berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian manajemen Rumah Sakit Islam. Hal ini dapat terjadi karena mutu suatu
rumah sakit sudah menjadi standar prosedur yang harus dimiliki oleh setiap rumah sakit, dalam
penelitian ini indikator persepsi mutu diwakili oleh ruang perawatan yang nyaman, respon cepat
terhadap keluhan, keramahan pegawai dan laboratorium serta radiologi yang baik dan mendalam.
ruang angkasa. posisi sakit dan kebutuhan rawat inap pasien biasanya akan mengesampingkan
faktor-faktor ini, namun manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin harus terus meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Kualitas harus dimulai dengan kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Dalam hal ini konsumen yang membutuhkan
pelayanan rawat inap berharap mendapatkan pelayanan yang baik dari dokter, perawat dan
karyawan Rumah Sakit Islam itu sendiri sehingga dapat memberikan manfaat berupa kesembuhan.
Manajemen juga dapat meningkatkan kualitas produk pelayanan yang diberikan kepada konsumen
dengan melakukan penelitian secara terus menerus terhadap harapan konsumen terhadap kualitas
pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Selain meningkatkan kualitas produk layanan,
manajemen juga harus mampu menumbuhkan persepsi konsumen terhadap kualitas agar persepsi
konsumen sejalan dengan kualitas produk pelayanan yang dijual atau diberikan oleh Rumah Sakit
Islam Banjarmasin. Untuk meningkatkan Persepsi Kualitas oleh konsumen, manajemen dapat
melakukan melalui

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 112
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

demonstrasi atau promosi produk jasa melalui iklan yang menggambarkan pendapat
masyarakat yang telah menggunakan jasa Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
4) Loyalitas Merek
Loyalitas Merek merupakan salah satu variabel Ekuitas Merek dalam penelitian ini yang juga
menunjukkan bahwa Ekuitas Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Jasa Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Mengingat pentingnya loyalitas pelanggan terhadap sebuah brand, maka manajemen
Rumah Sakit Islam Banjarmasin harus selalu menjaga dan selalu mencari cara untuk mengembangkan
Brand Loyalty. Brand Loyalty dapat ditingkatkan dan dipertahankan dengan mempertahankan
keunggulan dan memperbaiki faktor-faktor yang masih menjadi kelemahan perusahaan. Untuk
mengetahui hal tersebut manajemen dapat meminta pendapat konsumen terhadap produk layanan RSI
Banjarmasin melalui survey. Manajemen juga dapat menggunakan multi-channel untuk mendapatkan
lebih banyak loyalitas seperti menggunakan situs internet atau call center. Cara lain untuk menjaga
loyalitas pelanggan terhadap brand Rumah Sakit Islam Banjarmasin adalah manajemen harus selalu
menjaga hubungan dengan pelanggan atau konsumen. Manajemen dapat melakukan ini melalui
komunikasi dengan pelanggan melalui data yang dimiliki. Manajemen dapat menghubungi konsumen
dan meminta tanggapannya terhadap Layanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan
memberikan informasi kembali kepada konsumen seperti mengenai inovasi produk atau layanan yang
ada di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A. Variabel Ekuitas Merek yang terdiri dari Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Loyalitas Merek
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pelayanan Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
B. Variabel Ekuitas Merek berupa Persepsi Kualitas tidak berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran
penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
A. Bagi pihak manajemen Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai penyedia layanan
kesehatan, perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan strategi dalam
meningkatkan brand equity. Ekuitas Merek perlu terus dikembangkan agar Rumah
Sakit Islam Banjarmasin selalu mampu bertahan sebagai pemimpin merek dalam
kategori penyedia layanan kesehatan karena berdasarkan hasil penelitian ini
variabel ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Layanan Rumah Sakit Islam. di Banjarmasin.
B. Mengingat semakin ketatnya persaingan pelayanan Rumah Sakit, manajemen perlu
mewaspadai inovasi pelayanan pesaing terutama dalam aspek pengembangan
produk. Kompetitor akan terus berupaya memperkuat brand dengan menciptakan
inovasi produk yang mampu bersaing dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit Islam Banjarmasin. Demikian Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 113
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

harus bisa terus berinovasi agar Rumah Sakit Islam Banjarmasin selalu
selangkah lebih maju dibandingkan kompetitornya.
C. Sebaiknya pihak manajemen Rumah Sakit Islam tetap mempertahankan keterlibatannya
dalam kegiatan kemasyarakatan seperti memberikan CSR (Corporate Social
Responsibility) yang baik dan dapat memperkenalkan pelayanan yang ada di Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.
D. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya terkait ekuitas merek suatu produk.

Referensi

Aaker, David A. 1991.Mengelola Ekuitas Merek Memanfaatkan Nilai, Pers Bebas,


New York, Buffa, Elwood.
Alfionita, CM, Suharyono, & Yulianto, E. 2016. Pengaruh Ekuitas Terhadap Merek
Keputusan Pembelian (Survei Pada Pembeli Oppo Smartphone di Counter
Handphone MATOS).Jurnal Administrasi Bisnis(JAB), Vol. 36 No.1, hlm: 178-185.
Arnold, David. 1996.Pedoman Manajemen Merek. Surabaya: PT. Katindosaho. Departemen
Kesehatan RI. 2005.Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016.
Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak. 2001.Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ghozali.
2016.Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS 20. Jakarta: PT.
Gramedia.
Kotler, PT & Keller, KL 2009.Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Nugroho, BA 2005.Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.
Nugroho, IS 2013. Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Masyarakat
Dalam Memilih Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.Tesis Sarjana, Universitas
Airlangga.
Pradipta, D., Hidayat, K., & Sunarti. 2016. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelian (Survei pada Konsumen Pembeli dan Pengguna Kartu Perdana
simPATI Telkomsel diLingkungan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis
Angkatan 2012 & 2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis(JAB), Vol. 34 No.1, hlm: 138-147.
Pratiwi, AC, Suharyono, & Hidayat, K. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelianparfum Axe (Survei Pada Pria Pengguna Parfum Axe di Kota Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis(JAB), Vol. 4 No.1.
Rangkuti, Freddy. 2004.Merek Kekuatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 114
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

Retnawati, BB 2003. Strategi Penguatan Dan Revitalisasi Merek Menuju Pengelolaan


Merek Jangka Panjang.USAHAWAN, XXXII No.7.
Sudomo, St. 2013. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Konsumen Pepsodent Di Kabupaten Bantul).JBMA, Jil. I, No.2, hlm: 33-48.

Sugiyono. 2005.Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet.


Suharyani, K., Nuridja, IMN, & Haris, IA Mempengaruhi Ekuitas Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Minuman Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi UNDIKSHA 2015.Jurnal Jurusan Pendidikan
Ekonomi(JJPE), Vol. 5 No.1, hlm: 1-13.
Suliyanto. 2006.Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 115
Ali Mukaram, Marijati Sangen, Ahmad Rifani
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
LAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN INDONESIA

Persyaratan lisensi Creative Commons


Penulis akan mempertahankan hak cipta atas artikel mereka yang diterbitkan dengan menyetujui bahwa ketentuan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0 (CC BY 4.0)
akan diterapkan pada karya mereka. Di bawah ketentuan lisensi ini, tidak diperlukan izin dari penulis atau penerbit bagi anggota komunitas untuk menyalin, mendistribusikan,
mentransmisikan, atau mengadaptasi konten artikel, memberikan atribusi yang tepat, menonjol, dan tidak ambigu kepada penulis dengan cara tertentu. yang memperjelas bahwa
materi tersebut digunakan kembali di bawah izin Lisensi Creative Commons. Pandangan, pendapat, dan kesimpulan yang diungkapkan dalam artikel penelitian ini adalah pandangan,
pendapat, dan kesimpulan dari penulis. Grup Penerbitan Akses Terbuka dan Jurnal Riset Ekonomi dan Keuangan Eropa tidak akan bertanggung jawab atau bertanggung jawab atas
kerugian apa pun, kerusakan atau pertanggungjawaban yang disebabkan sehubungan dengan konflik kepentingan, pelanggaran hak cipta dan penggunaan konten apa pun yang tidak
pantas atau tidak akurat yang terkait atau terintegrasi pada karya penelitian. Semua karya yang diterbitkan memenuhi persyaratan Penerbitan Akses Terbuka dan dapat diakses,
dibagikan, dimodifikasi, didistribusikan, dan digunakan secara bebas untuk tujuan pendidikan, komersial, dan nonkomersial di bawah aLisensi Internasional Creative Commons
Attribution 4.0 (CC BY 4.0) .

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Keuangan Eropa - Volume 3│Masalah 2│2018 116

Anda mungkin juga menyukai