Anda di halaman 1dari 16

DYSPEPSIA

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau syndrome yang terdiri atas nyeri ulu
hati,mual, kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa

tujuan Sebagai acuan dalam peanat laksaanan dyspepsia dan mencegah terjadinya
komplikasi untuk semuia pasien yang menderita dyspepsia yang dating di unit
pelayanan

Kebijakan Pasien di dispesiya di rawat inapkan dengan sebab


- Nyeri ulu hati yang menetap di sertai mual atau munytah yang
menyabakan intake sulit dan pasien terlihat lemah
- Derajat nyeri ulu hati yang sedang dan berat sehingga menggangu aktivitas
- Keluhan tidak berkurang atau hilang dengan pengoibatan sebelumnya
-
prosedure 1. Dokter melakuan anamnesa terhadap[ pasien terkait keluhan yang di
rasakan seperti nyeri uluhati,mual,muntah,tidak nafsu makan, kembung,
pola makan sehari-hati, pola defikasi, ada /tidak adanya demam
2. Dokter meklakukkan pemeriksaan fisi mseperti eaddan umum [pasiebn ke,
ada tidaknya nyeri tekan, epgastirum, ada tidaknya dehidrasi
3. Lakukan terapi sesuai dengan acuan penatalaksaana terapi seperti:
- Pemberian atasuida20-150 ml per hari, menetralisir sekserisi asam
lambung , simtomatsi mengurangi rasa nyeri
- Anatagonis reseptro H2, seperti ranirtidin 150 ml 2-1
- Proton pump inhibitor,m seperto omeprasol: 1x 20-50 mg per hari
- Golohgan pro kinetic: domperodon 10 ml deawas 3x1 metoklopramid 5 -
14 tahun3x 2,5 – 5 mg/per hari ; dewasa 3x5-10 mg /perhari
4. Jika dicurigai ada pendarahan saluaran cerna atas dan komplikasi atau
penyulit lain yang memerlukan penanganan yang lebih lanjut serta
pemeriksaan penunjang yang lebih spesifikasi seperti endoskopi,biopsy,
atau pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan, maka pasien di rujuk ke
FKTL yang lebih tinggi

Unit terkait Keperawatan


MYALGIA

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Suatu gejala yang disebabkan berbagai kelainan dan kondisi medis yang paling
sering disebabkan oleh ketegangan (kontraksi otot) yang berlebihan

tujuan Sebagai pedoman bagi petugas di ruang pemeriksaan umum dalam pelayanan tata
laksana myalgia

Kebijakan

prosedure 1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis


2. Petugas menyapa pasien dengan ramah
3. Petugas menanyakan anamnesa terkait keluhan pasien, didapatkan : lokasi/daerah
nyeri, riwayat pemakaian otot/aktifitas berlebihan, riwayat aktivitas yang membuat
otot kontraksi terus menerus dalam waktu yang singkat, dan riwayat aktifitas
berulang
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah ada nyeri tekan
5. Petugas dapat melakukan permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium atau
konsultasi internal bila ada indikasi
6. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan atau
pemeriksaan laboratorium
7. Petugas memberikan terapi dan konseling :
a. Terapi
- Berikan obat anti nyeri sistemik : asetaminofen / Parasetamol
atau golongan NSAID : ibuprofen, Natrium Diklopenak, Piroksikam, Asam
mefenamat
b. Konseling
- Posisikan otot secara relaksasi, misalnya jika otot lengan yang nyeri, jangan
mengangkat tangan melawan gravitasi
- Mengistirahatkan otot yang sakit dan banyak minum air putih
8. Petugas mencatat di rekam medis pasien

Unit terkait Ruang pendaftaran dan Rekam Medis


Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Laboratorium
Ruang Farmasi
VERTIGO

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
a. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada
gangguan
vestibular.
b. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang,
mengambang
yang timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem
visual
berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu:
a. Vertigo vestibular perifer.Terjadi pada lesi di labirin dan nervus
vestibularis
Vertigo vestibular sentral.Timbul pada lesi di nucleus vestibularis
batang otak, thalamus sampai ke korteks serebri.
tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan
vertigo
Kebijakan

prosedure 1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan
metode branddaroff :pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur
dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup
baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan
selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik,
baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30
detik, lalu duduk kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi,
siang dan malam hari masing-masing diulang 5 kali serta
dilakukan selama 2 minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi
dan sore hari.
4. Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita sering
kali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut,
seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya
pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat
dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang
sering digunakan:
5. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin) •
dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat
diberi per oral atau parenteral (suntikan intramuskular dan
intravena), dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. •
difenhidramin hcl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam,
diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari
per oral. • senyawa betahistin (suatu analog histamin): a)
betahistin mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral. B)
betahistin hcl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6
tablet dibagi dalam beberapa dosis.
6. Kalsium antagonis cinnarizine, mempunyai khasiat menekan
fungsi vestibular dan dapat mengurangi respons terhadap
akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3
kali sehari atau 1x75 mg sehari 5. Kriteria rujukan a. Apabila
kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsi,apabila kejang demam sering berulang disarankan
EEG.
7. Kriteria rujukan
a. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk.
Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah diterapi
farmakologik dan non farmakologik. Petugas memanggil pasien sesuai
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Poli Umum
DIABETES MELITUS TIPE 1

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Diabetes melitus tipe 1 adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi
insulin) atau defek pada sekresi insulin , atau kedua-duanya

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pasien Diabetes


Melitus tipe 1
Kebijakan

prosedure 1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita


2. Keluhan Khas DM :
a. Poliuria
b. Polidipsia
c. Polifagia
d. Penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
e. Keluhan tidak khas DM :
f. Lemah
g. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
h. Gatal
i. Mata kabur
j. Disfungsi ereksi pada pria
k. Pruritus vulvae pada wanita
l. Luka yang sulit sembuh
3. Mencari faktor –faktor resiko
4. Anamnesis komplikasi DM
5. Pemeriksaan fisik lengkap :
a. BB,TB,TD Lingkar pinggang
b. Tanda neuropati
c. Mata (visus)
d. Jantung
e. Paru
f. Keadaan kaki,kuli dan kuku
6. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan GDS/GDP
b. Reduksi Urine
7. Petugas menegakkan diagnosis DM pada penderita .
a. Gejala klasik DM + GDS >= 200 mg/dl
b. Gejala klasik DM + GDP >= 126 mg/dl
8. Petugas memberikan penatalaksanaan DM
9. Edukasi pasien
a. Perencanaan makan : konsul dengan petugas Gizi
b. Latihan jasmani (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30
mnt.
c. Farmakologis : Obat Hipoglikemia Oral (OHO) yang diberikan
dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap
sesuai dengan respon kadar glukosa darah, dapat diberikan
sampai hampir dosis maksimal
d. Sulfonilurea : Glimepiride tab
e. (1 mg,2mg, 3 mg) 1x 0,5-6 mg/hari sebelum makan
f. Penambah sensitivitas terhadap insulin
Metformin tab (500mg) : 1-3 x perhari 250-3000mg/hari
bersama atau sesudah makan.

Unit terkait 5. UGD


6. Rawat Jalan
7. Rawat Inap
8. Poli Umum
FARINGITIS

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Faringitis adalah Peradangan dinding farinf yang di sebabkan oleh


virus (40-60%), Bakteri (5-40%), Alergi, Trauma, Iritan

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani


penyakit faringitis
Kebijakan

prosedure 1. Petugas mendapatkan hasil anamnesis


2. pasien dengan keluhan Nyeri tenggorokan,
3. sakit jika menelan, dan batuk,di sertai
4. lemas, anoreksia, demam, suara serak,
5. kaku, dan sakit pada otot leher.
6. Pemeriksaan fisis di dapatkan:
a. Faringitis viral : tampak faring dan tonsil hiperemis, eksudat
b. Faringitis bacterial : tampak tonsil
membesar, faring dan tonsil hiperemis,eksudat,bercak petechiae pada
palatum dan faring,kadang ditemukan limfa leher anterior membesar,kenyal
dan nyeri.
c. Faringitis fungal : tampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah, mukosa
faring hiperemis.
7. Dari hasil anamnesis,pemeriksaan fisis, ditegakkan diagnosis Faringitis
a. Oral : Amoksisilin 50mg/kgBB dosis
b. dibagi 3 kali/sehari selama 10 hari dewasa
c. 3x500 selama 6-10 hari. Eritromicin
d. 4x500mg/hari. Kortikosteroid
DEksametason 3x0,5mg

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Poli Umum
FARINGITIS

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Infeksi Saluran Pernapasan akut (ISPA) adalah insfeksi saluran


pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung, dan paru-
paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan


pasien ISPA

Kebijakan

prosedure 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


2. Petugas mempersilakan pasien untuk duduk dan mengkonfirmasi
identitas pasien
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bila
diperlukan
5. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital dan
pemeriksaan fisik
6. Petugas menginformasikan bahwa pemeriksaan selesai
dilakukan
7. Petugas mencuci tangan setelah pemeriksaan
8. Petugas menentukan diagnosa utama dan diagnose banding
9. Petugas melakukan edukasi kepada pelanggan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendiri
dalam beberapa hari, cukup dengan istirahat yang baik, makanan
yang bergizi dan pengobatan simptomatis. Apabila ada
kecurigaan infeksi sekunder, petugas memberi pelanggan resep
dengan pengobatan simptomtis dan antibiotika. Obat yang dapat
dipakai adalah paracetamol 3 – 4 x 500mg (10 – 15 mg/kgBB/ 3-4
kali dalam 24 jam), amoxicilin 4 x 500 mg (10 – 15 mg/kgBB/ 24
jam), cotrimoxazole 2 x 960 mg (15 – 18 mg/kgBB/ 12 jam),
dextromethorphan 3 x 10 mg, chloperheniraminmaletae 3 x 4 mg
(0.35b mg/kgBB/ 24 jam), gliserilguiakolat 3 x 100 mg dan
Erithromycins 4 x 500 mg ( 30 – 50mg/ kgBB/ 24jam)
8. Petugas menanyakan apakah pasien telah paham atau belum
9. Petugas meminta pasien untuk mengulangi penjelasan petugas
(minimal menjelaskan kondisinya dan terapi yang diberikan serta
cara minum obat)
Petugas melakukan pencatatan pada rekam medis
Unit terkait Ruang pelayanan umum
DIARE

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Buang air besar yang frekuensinya, lebih sering dari biasanya, pada
umumnya 3 kali atau lebih / hari, dgn konsistensi lembek/ cair.

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan


pasien diare
Kebijakan

prosedure Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


1. Petugas mempersilakan pasien untuk duduk dan mengkonfirmasi
identitas pasien
2. Petugas melakukan anamnesa
3. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bila
diperlukan
4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital dan
pemeriksaan fisik
5. Petugas menginformasikan bahwa pemeriksaan selesai
dilakukan
6. Petugas mencuci tangan setelah pemeriksaan
7. Petugas menentukan diagnosa
8. Petugas menulis resep (Apabila ada kecurigaan infeksi sekunder,
petugas memberi pasien resep dengan pengobatan simptomtis
dan antibiotika)
a. Dehidrasi ringan (BB s/d 5%)
b. Dehidrasi sedang (BB s/d 10%)
c. Dehidrasi berat (BB s/d
9. Petugas memberikan edukasi kepada pelanggan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri dan dapat sembuh dengan
sendiri dalam beberapa hari, cukup dengan istirahat yang baik,
makanan yang bergizi dan pengobatan simptomatis
10. Petugas menanyakan apakah pasien telah paham atau belum
11. Petugas meminta pasien untuk mengulangi penjelasan petugas
(minimal menjelaskan kondisinya dan terapi yang diberikan serta
cara minum obat)
12. Petugas menulis pada rekam medis pasien

Unit terkait Ruang pelayanan umum


PENANGANAN HIPERTENSI

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Hipertensi yang tidak diketahui penyababnya. Hipertensi menjadi


masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak pasien
yang belum mendapat pengobatan, maupun yang telah
mendapat terapi tetapi target tekanan darah belum tercapai serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas.

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah penanganan hipertensi


esensial

Kebijakan

prosedure 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


2. Petugas mempersilakan pasien untuk duduk dan mengkonfirmasi
identitas pasien
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bila
diperlukan
5. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital dan
pemeriksaan fisik
6. Petugas menginformasikan bahwa pemeriksaan selesai
dilakukan
7. Petugas mencuci tangan setelah pemeriksaan
8. Petugas menentukan diagnosa
9. Petugas memberikan penatalaksanaan berupa
Terapi farmakologis Hipertensi tanpa compelling indication
a. Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50
mg/hari, atau pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5-
50 mg/hari), atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau
kombinasi.
b. Hipertensi stage 2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2
minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan
diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau penyekat reseptor
beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi di atas.
Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari
atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi
dosis atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan
darah tercapai
 Terapi non farmakologis

Penurunan berat Jaga berat badan ideal 5 – 20 mmHg/ 10 kg

Dietary (BMI:
Diet kaya buah, 8 – 14 mmHg
Approaches sayuran, produk

Pembatasan Kurangi hingga <100 2 – 8 mmHg


asupan mmol per

teh garam perhari)

10. Petugas memberikan KIE kepada pasien mengenai penyakit,terapi


dan keadaan yang mungkin dialami pasien
11. Petugas menanyakan apakah pasien telah paham atau belum
12. Petugas meminta pasien untuk mengulangi penjelasan petugas
(minimal menjelaskan kondisinya dan terapi yang diberikan serta
cara minum obat)
13. Petugas melakukan pencatatan pada rekam medis

Unit terkait Ruang pelayanan umum & Tindakan


POLIMIALGIA REUMATIK

SPO No. Dokumen No. Revisi Halaman


Tanggal Terbit

pengertian Poly Myalgia Rheumatica (PMR) adalah suatu sindrom klinis dengan etiologi yang
tidak diketahui yang mempengaruhi individu usia lanjut

tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan polimialgia reumatik

Kebijakan

prosedure 10. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


11. Petugas mempersilakan pasien untuk duduk dan mengkonfirmasi identitas
pasien
12. Petugas melakukan anamnesa
13. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bila diperlukan
14. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang bila diperlukan
15. Petugas menginformasikan bahwa pemeriksaan selesai dilakukan
16. Petugas mencuci tangan setelah pemeriksaan
17. Petugas menentukan diagnosa
18. Petugas memberikan terapi
Terapi:
- Prednison dengan dosis 10-15 mg peroral setiap hari,
- ESR biasanya kembali ke normal selama pengobatan awal, tetapi
keputusan terapi berikutnya harus berdasarkan status ESR dan klinis.
19. Petugas memberikan KIE kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien,
terapi yang diberikan, terapi lanjutan dan segala kemungkinan yang dapat
dihadapi pasien
20. Petugas menanyakan apakah pasien mengerti atau belum
21. Petugas meminta pasien untuk mengulangi penjelasan petugas (minimal
menjelaskan kondisinya dan terapi yang diberikan serta cara minum obat)
Petugas melakukan pencatatan rekam medis
Unit terkait Ruang pelayanan umum & Tindakan

Anda mungkin juga menyukai