Anda di halaman 1dari 3

VERTIGO

No. Dokumen : UKM/07/PJP


No. Revisi : 00
SOP Tgl. Terbit : 04 /1/17
Halaman : 1 dari 3

PUSKESMAS dr. Erwin Suherman


JUATA LAUT NIP.198009142009021004

1. PENGERTIAN 1.1. Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
1.1.1. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada
gangguan vestibular.
1.1.2. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang,
mengambang yang timbul pada gangguan sistem
proprioseptif atau sistem visual berdasarkan letak lesinya
dikenal 2 jenis vertigo vestibular, yaitu:

1.1.2.1. Vertigo vestibular perifer.Terjadi pada lesi di


labirin dan nervus vestibularis

1.1.2.2. Vertigo vestibular sentral.Timbul pada lesi di


nucleus vestibularis batang otak, thalamus
sampai ke korteks serebri.

2. TUJUAN 2.1 Sebagai acuan penerapan penanganan penyakit Vertigo di


Puskesmas

3. KEBIJAKAN 3.1. Langkah-langkah penanganan Penyakit penyakit Vertigo di


Puskesmas sesuai dengan SPO

4. REFERENSI 4.1. PMK RI no.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. PROSEDUR/ 5.1. Petugas melakukan anamnesa


LANGKAH- 5.2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
LANGKAH
5.3. Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan
metode branddaroff :pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur
dengan kedua tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup
baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan
selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik,
baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama 30 detik,
lalu duduk kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan
malam hari masing-masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2
minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.

5.4. Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita sering


kali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut,
seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Lamanya
pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat
dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang
sering digunakan:

5.5. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin) •


dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat diberi
per oral atau parenteral (suntikan intramuskular dan intravena),
dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. •
difenhidramin hcl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan
dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. •
senyawa betahistin (suatu analog histamin): a) betahistin mesylate
dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral. B) betahistin hcl
dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi
dalam beberapa dosis.

5.6. Kalsium antagonis cinnarizine, mempunyai khasiat menekan


fungsi vestibular dan dapat mengurangi respons terhadap
akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali
sehari atau 1x75 mg sehari 5. Kriteria rujukan a. Apabila kejang
tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi,apabila kejang
demam sering berulang disarankan EEG.

5.7. Kriteria rujukan

5.7.1. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk.

5.7.2. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah


diterapi farmakologik dan non farmakologik

6. DIAGRAM -
ALIR

7. UNIT TERKAIT 7.1. Petugas Pemeriksa

7.2. Petugas Farmasi

8. DOKUMEN 8.1. Rekam Medik


TERKAIT 8.2. Buku Register

9. REKAMAN
HISTORIS
PERUBAHAN

2/2
9. REKAMAN HISTORIS

TANGGAL
NO ISI PERUBAHAN NO. REVISI
REVISI

1 17 Oktober 2017 1. Perubahan Kolom terbitan 2015 01


dihilangkan.
2. Perubahan tempat tanda tangan dan 01
Nama Kepala Puskesmas.
3. Perubahan Kolom nomer 7 distribusi,
no.8 dokumen terkait, no.9 Catatan 01
mutu dihilangkan.
4. Penambahan kolom rekaman Histori 01
perubahan.

3/2

Anda mungkin juga menyukai