Anda di halaman 1dari 2

ASTIGMATISME

No.Dokumen : 13.pu /SOP /


PKMPTW/2019
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16-02- 2019
Halaman : 1-2

PUSKESMAS dr. Hj. Elvira Aznidar


PERTIWI NIP.19601151997032002

1. Pengertian Astigmatisme adalah keadaan di mana sinar sejajar tidak


dibiaskan pada satu titik fokus yang sama pada semua
meridian. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan kornea atau
lensa yang tidak sama pada berbagai meridian
2. Tujuan Sebagai acuan tata laksana astigmatisme
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Pertiwi Nomor : 07/KEP/PKM-
PTW/I/2019 tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Pertiwi
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur Masalah Kesehatan
/Langkah- Astigmatisme adalah keadaan di mana sinar sejajar tidak
langkah dibiaskan pada satu titik fokus yang sama pada semua
meridian. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan kornea atau
lensa yang tidak sama pada berbagai meridian.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien biasanya datang dengan keluhan penglihatan kabur
dan sedikit distorsi yang kadang juga menimbulkan sakit
kepala. Pasien memicingkan mata, atau head tilt untuk
dapat melihat lebih jelas.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum biasanya baik.
Pemeriksaan visus dengan Snellen Chart akan menunjukkan
tajam penglihatan tidak maksimal dan akan bertambah baik
dengan pemberian pinhole.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan refraksi. Tajam penglihatan akan mencapai
maksimal dengan pemberian lensa silindris.

Diagnosis Banding
Kelainan refraksi lainnya.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Penggunaan kacamata lensa silindris dengan koreksi yang
sesuai.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan


1/2
Tidak diperlukan.

Konseling dan Edukasi


Memberitahu keluarga bahwa astigmatisma merupakan
gangguan penglihatan yang dapat dikoreksi.
Kriteria Rujukan
Pasien perlu dirujuk ke layanan sekunder bila:
1. koreksi dengan kacamata tidak memperbaiki visus, atau
2. ukuran lensa tidak dapat ditentukan (misalnya
astigmatisme berat).

Peralatan
1. Snellen Chart
2. Satu set lensa coba (trial frame dan trial lenses)
3. Pinhole

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam

Langkah-Langkah :
1. Pasien dari loket pendaftaran, duduk menunggu
dipanggil
2. Petugas di R. Pengobatan memanggil pasien untuk
masuk ke Ruang periksa sesuai nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu
rawat jalan.
4. Petugas mengukur ttv
5. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap
pasien sbb :
 Keluhan Utama.
 Keluhan tambahan.
 Riwayat penyakit terdahulu.
 Riwayat penyakit keluarga.
 Lamanya sakit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan.
 Riwayat alergi obat.
6. Dokter memeriksa pasien
7. Petugas memberikan resep kepada pasien
8. Pasien mengambil obat di kamar obat puskesmas

6. Bagan Alir -
7. Unit Poli Umum
Terkait
8. Rekaman
Historis
Yang Tanggal Mulai
Perubahan Isi Perubahan
No
Dirubah Diberlakukan

2/2

Anda mungkin juga menyukai