SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman : 1-3
Puskesmas
NIP. 197109192001122002
Pengertian
Bellspalsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari
paralisis fasialis unilateral
Tujuan
Meningkatkan pelayanan dalam diagnosis dan tatalaksana terhadap kasus bells
palsy
Kebijakan
SK Kepala Puskesmas Nomor : C / VII / SK / IV / 16 / 007
Tentang Layanan Klinis.
Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer
Sarana dan Prasarana
- Palu reflex
- Kapas
- Obat steroid
- Obat antiviral
Prosedur
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan:
a. Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral, dengan onset akut
(periode 48 jam)
b. Nyeri auricular posterior
c. Penurunan produksi air mata
d. Hiperakusis
e. Gangguan pengecapan
f. Otalgia
Gejala awal:
a. Kelumpuhan muskulus fasialis
b. Tidak mampu menutup mata
c. Nyeri tajam pada telinga dan mastoid (60%)
d. Perubahan pengecapan (57%)
e. Hiperakusis (30%)
f. Kesemutan pada dagu dan mulut
g. Epiphora
h. Nyeri ocular
i. Penglihatan kabur
Onset
Onset Bells palsy mendadak, dan gejala mencapai puncaknya kurang dari
48jam. Gejala yang mendadak ini membuat pasien khawatir atau
menakutkanpasien, sering mereka berpikir terkena stroke atau terdapat
tumor dan distorsiwajah akan permanen
b. Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang
hari) dapat mencegah corneal exposure.
c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkansequele.
Kriteria Rujukan
No Yang dirubah Isi Tgl mulai
perubahan diberlakukan - Bila dicurigai
kelainan supranuklear
- Tidak menunjukkan
perbaikan
Unit Terkait
Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Non Rawat Inap, Pustu, Poskesdes, Polindes