No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP :
Tanggal Terbit
Halaman :
Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari
paralisis fasialis unilateral.
Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tatacara melakukan
penanganan penderita bells’ palsy dengan baik dan benar.
Kebijakan
Referensi Permenkes Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Rekam Medis
Prosedur/ PENATALAKSANAAN
Langkah- Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik, pengobatan
langkah
masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII
(saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf.
Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset.
Hal penting yang perlu diperhatikan:
a. Pengobatan inisial
1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN,
2011).
2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan
fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012).
3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari
selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800
mg oral 5 kali/hari.
b. Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang
hari) dapat mencegah corneal exposure.
c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele.
KRITERIA RUJUKAN
a. Bila dicurigai kelainan supranuklear
b. Tidak menunjukkan perbaikan