Anda di halaman 1dari 2

BELLS’ PALSY

No Dokumen : 445/ /IV.03/SOP/P/ /2017


Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT. PUSKESMAS Kepala UPT


RAWAT INAP
SUKADAMAI CATUR SUPRIANTO
NIP. 19650411 198703 1 006
A. Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan
penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’ palsy
merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type
LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada
80-90% kasus.
B. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tatacara melakukan
penanganan penderita bells’ palsy dengan baik dan benar.
C. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang kebijakan pelayanan klinis
D. Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktek klinis
bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
E. Alat dan Bahan Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer, Tensimeter
F. Prosedur PENATALAKSANAAN
 Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya
baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan
adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan
menurunkan kerusakan saraf.
 Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari
onset.
 Hal penting yang perlu diperhatikan:
a. Pengobatan inisial
1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin
efektif untuk pengobatan Bells’ palsy (American
Academy Neurology/AAN, 2011).
2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan
perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada
onset awal (ANN, 2012).
3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60
mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap
total selama 10 hari.
4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg
oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella
zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.

b. Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air
mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure.
c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat
perbaikan dan menurunkan sequele.

RENCANA TINDAK LANJUT


Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau
perbaikan setelah pengobatan.

KRITERIA RUJUKAN
a. Bila dicurigai kelainan supranuklear
b. Tidak menunjukkan perbaikan
G. Unit Terkait Poli Pengobatan, UGD
H. Dokumen Terkait Buku rekam medis pasien
I. Rekaman Historis

Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai