Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BELL’S PALSY

No. : SOP/…/ RI/


Dokumen
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : KLINIK CAKRA HUSADA
Terbit
Halaman : 1/2
drg. Hayyu Rizky Nur Rahma
PT PINDAD NPP 32006
ABHIPRAYA
SANTOSA

Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering


dari paralisis fasialis unilateral.
Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN
(perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani Bell’s Palsy

Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Cakra Husada Nomor ………. Tentang Kebijakan
Pelayanan klinis di Klinik Cakra Husada.

Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Edisi I tahun 2013

Prosedur
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas menggunakan APD sesuai ketentuan pandemi Covid-19
3. Anamnesa
4. Pemeriksaan fisik
5. Penegakan diagnosa: Menangani Bell’s Palsy
6. Tatalaksana
Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik, pengobatan masih
kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf
fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf.
a. Pengobatan inisial
a. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011).
b. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi
saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012).
c. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
d. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari
selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg
oral 5 kali/hari.
b. Lindungi mata
 Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang
hari) dapat mencegah corneal exposure.
c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele.
d. Rencana Tindak Lanjut
 Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan
setelah pengobatan.
e. Kriteria Rujukan
 Bila dicurigai kelainan supranuklear
Tidak menunjukkan perbaikan

DIAGRAM ALIR
Petugas melakukan cuci
tangan

Petugas menggunakan APD sesuai ketentuan


pandemi Covid-19

Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosa: Menangani Bell’s Palsy

Tatalaksana

Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai