Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN MATA


SELULITIS PRESEPTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/3

RSUD dr.Rubini
Mempawah
Ditetapkan oleh:
Tanggal terbit: Direktur Utama
PPK
SMF MATA
dr. David V.P. Sianipar,
M.Kes
NIP
No.ICD 10 H05.019
Pengertian Selulitis preseptal adalah infeksi kelopak mata dan jaringan
ikat superficsial yang berada di anterior dari septum orbita
tanpa keterlibatan bola mata dan orbita.
Anamnesis Dari anamnesis didapatkan keluhan kelopak mata
bengkak, kemerahan, nyeri, hangat pada perabaan dan
disertai keluhan demam.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Rutin:
1. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen/chart projector
dengan koreksi terbaik serta menggunakan pin hole
2. Pemeriksaan tekanan intraokular dengan tonometri
non-contact
3. Dilakukan pemeriksaan slit lamp untuk menilai segmen
anterior
4. Dilakukan pemeriksan motilitas ocular (nyeri gerak bola
mata tidak ditemukan)
5. Pemeriksaan segmen posterior dengan oftalmoskopi
indirek
Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria anamnesis dan gejala klinis di atas
2. Dari pemeriksaan umumnya tidak didapatkan penurunan
visus, kecuali pada kondisi edema palpebral lama pada
anak-anak. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk menilai
keadaan palpebra dan segmen anterior lainnya (tanda
tanda trauma, inflamasi berat di palpebra yang
mencakup oedema, eritema, hangat pada perabaan.
Reflek pupil umumnya tidak terganggu)
3. Dari pemeriksaan motilitas ocular tidak didapatkan
hambatan atau nyeri pergerakan bola mata.
4. Dari pemeriksaan segmen posterior umumnya tidak
ditemukan kelainan.

Diagnosis 1. Selulitis Orbita


Banding 2. Keratokonjungtivitis Adenoviral
3. Keratokonjungtivitis Alergi
4. Dermatitis Kontak
5. Kawasaki Disease
6. Dacryosistitis
Pemeriksaan 1. DL, GD (dengan riwayat diabetes sebelumnya)
Penunjang 2. Biakan kultur dilakukan jika terdapat abses
Konsultasi Dokter Spesialis lain atas indikasi medis
Perawatan Indikasi rawat Inap:
Rumah Sakit 1. Pasien usia kurang dari 1 tahun
2. Pasien dengan kondisi immunosupresan
3. Pasien dengan infeksi sistemik yang berat.
Terapi/tindakan Pasien perlu dirawat inap untuk antibiotik intravena
(ICD 9 CM) dengan pengobatan sebagai berikut:
1. Vancomycin: 10 - 15 mg/kg i.v. setiap 6 jam pada anak
anak; 0.5 - 1 g i.v. setiap 12 jam
Untuk dewasa.
Ditambah salah satu obat berikut:
1. Ampicillin/sulbactam: 300 mg/kg/hari i.v. dibagi dalam 4
dosis untuk anak anak; 3.0 g i.v setiap 6 jam untuk
dewasa.
Ceftriaxone: 80-100 mg/kg/hari i.v. dibagi dalam 2
dosis untuk anak anak, maksimal 4 g/hari; 2 g i.v.
setiap 13 jam untuk dewasa.

2. Piperacillin-tazobactam: 240 mg/kg/hari i.v. dibagi 3


dosis untuk anak anak; 4.5 g i.v. setiap 6 jam untuk
dewasa.
3. Cefotaxime: 150 - 200 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 atau
4 dosis pada anak anak, 2 g i.v. setiap 4 jam untuk
dewasa.

 Nasal dekongestan (Oxymethazoline) apabila didapat


tanda sinusitis
 Salep polymyxin/bacitracin 4 kali sehari apabila
ditemukan konjungtivitis
 Pertimbangkan pemberian tetanus toxoid
 Kompres hangat .di area inflamasi
Orbital ekplorasi dan debridemen untuk memasang
drainase surgical dapat dipertimbangkan apabila terbentuk
abses

Tempat Poli Mata, Ruang rawat inap dan kamar operasi


Pelayanan
Penyulit Abses palpebra
Informed Consent Tertulis dan lisan
Tenaga Standar Dokter Spesialis Mata

Lama Perawatan 3-7 hari


Masa Pemulihan 3-4 minggu
Hasil Tanda-tanda radang pada kelopak mata berkurang
Patologi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Tindak Lanjut Kontrol poliklinik mata 1 minggu setelah rawat inap.
Tingkat Eviden & 4
Rekomendasi
Indikator Medis Berkurangnya tanda-tanda infeksi dan tidak terjadi
rekurensi
Edukasi 1. Menjelaskan mengenai diagnosis
2. Menjelaskan mengenai rencana tindakan
3. Progresi dan prognosis penyakit
4. Komplikasi dan rekurensi.
Kepustakaan 1. Lee S, Yen MT. Management of preseptal and orbital
cellulitis. Saudi Journal of Ophthalmology. 2011; Vol
25:p. 21-29.
2. American Academy of Ophthalmology Staff.
Endophthalmitis. In: Intraocular Inflammation and
Uveitis. Basic and Clinical Science Course 9. California:
American Academy of Ophthalmology 2011;p.269-80
3. Gerstenblith A, Rabinowitz M. The Will Eye Manual
Office and Emergency Room Diagnosis and Treatment
of Eye Disease.Lippincot William and wilkins.
2008;p.159-163

Anda mungkin juga menyukai