Anda di halaman 1dari 3

TRIKIASIS

No. Dokumen : SOP/PKP/06.1/47

No. Revisi : 00

SOP

Tanggal Terbit : 20/12/2022


Riana Restuti

Halaman : 1/3

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP

WISMA HUSADA

Kode ICD-X
H02 Entropion and trichiasis of eyelid

Penatalaksana antrikiasis adalah tindakan untuk menangani kondisi trikiasis ,yakni kondisi tumbuhnya bulu mata kearah
Pengertian

dalam, atau ke arah bola mata, sehingga dapat melukai struktur di daerah tersebut

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan penatalaksanaan trikiasis

Surat Keputusan Direktur Klinik Nomor: 06.1/SK/WH/XII/2022 Tentang Standar Operasional Prosedur Penyakit Yang Ditangani Klinik
Kebijakan

Pratama Rawat Inap Wisma Husada

1. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Panduan Pengobatan di Puskesmas Kota Yogyakarta Revisi I. Yogyakarta. 2012

2. Carter, S. R., 1998. Eyelid Disorders: Diagnosis and Management. American Family Physician, 57(11), pp. 2659-702. Available
Referensi

at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9636333

3. Ilyas, S., 2005. IlmuPenyakit Mata 3rd ed., Jakarta: BalaiPenerbit FKUI

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

1. Pasien dapat dating dengan bermacam-macam keluhan, misalnya: mata berair, rasa mengganjal, silau bila terpapar cahaya, atau

kelilipan. Penglihatan dapat terganggu bila sudah timbul ulkus pada kornea

2. Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata

3. Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata merah

4. Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan faktor predisposisi, misalnya blefaritis, trakoma, trauma mekanik atau kimiawi,

herpes zoster oftalmika, dan berbagai kelainan yang menyebabkan timbulnya sikatriks dan entropion
Prosedur/Langkah - langkah

5. Keluhan dapat dialami oleh pasien dari semua kelompok usia.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana(Objective)

1. Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan permukaan bola mata

2. Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo palpebra kearah dalam.

3. Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan injeksi konjungtiva dan siliar

4. Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus, nebula/makula/leukoma kornea

5. Bila telah merusak kornea, dapat menyebabkan penurunan visus

6. Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan memberikan hasil positif
7. Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata, terlepas ada atau tidaknya keluhan

Penegakan Diagnostik(Assessment)

No. ICD X:

Diagnosis Klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi. Diagnosis Banding: penyebab inflamasi lain pada mata

Penatalaksanaan komprehensif(Plan)

Penatalaksanaan:

1. Non medikamentosa

Epilasi, yaitu pencabutan bulu mata dengan pinset. Hal ini bertujuan mengurangi gejala dan mencegah komplikasi pada bola

mata. Namun, bulu mata akan tumbuh kembali dalam 4-6 minggu, sehingga epilasi perlu diulang kembali

2. Medikamento

Pengobatan topikal diberikan sesuai indikasi, misalnya: salep atau tetes mata antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Konseling & Edukasi:

Pasien perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan mata dan menghindari trauma pada mata yang dapat memperparah gejala. Dokter

juga perlu menjelaskan alternatif pilihan terapi, mulai dari epilasi dan pengobatan topikal yang dapat dilakukan oleh dokter di pelayanan

kesehatan primer hingga operasi yang dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder. Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan

pasien.

Kriteria rujukan:

Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika tatalaksana di atas tidak membantu pasien, atau jika terjadi penurunan visus, atau jika telah

terjadi kerusakan kornea, atau bila menghendaki tatalaksana langsung di layanan sekunder.

SaranaPrasarana

1. Lampu senter

2. Snellen chart

3. Pinset untuk epilasi

4. Lup

5. Kertas Floresen dan larutan NaCl 0,9% untuk tesfloresen

6. Lampu Biru

Prognosis

1. Advitam : bonam

2. Ad Functionam : dubia

3. Ad Sanationam: malam

Diagram Alir

Dokumen Terkait

Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum

NO
Hal yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Perubahan
Rekaman Historis Perubahan

Anda mungkin juga menyukai