Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

TRIKIASIS
ICD 10 : H02
1. Pengertian (Definisi) Trikiasis adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh mengarah
ke dalam, yaitu ke arah permukaan bola mata, sehingga dapat
menggores kornea atau konjungtiva dan menyebabkan
berbagai komplikasi, seperti nyeri, erosi, infeksi, dan ulkus
kornea. Data mengenai tingkat prevalensi penyakit ini di
Indonesia tidak ada. Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama harus memiliki kompetensi menangani kasus
trikiasis karena pasien-pasien yang mengalami tanda maupun
komplikasi dari trikiasis sangat mungkin mencari pertolongan
di layanan tingkat pertama terlebih dahulu
2. Anamnesis 1. Keluhan pasien dapat bermacam-macam, misalnya:
mata berair, rasa mengganjal, silau bila terpapar
cahaya, atau kelilipan. Penglihatan dapat terganggu
bila sudah timbul ulkus pada kornea.
2. Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata.
3. Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata
merah.
4. Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan
faktor predisposisi, misalnya: blefaritis, trakoma,
trauma mekanik atau kimiawi, herpes zoster oftalmik,
dan berbagai kelainan yang menyebabkan timbulnya
sikatriks dan entropion.
5. Keluhan dapat dialami oleh pasien dari semua
kelompok usia.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan


permukaan bola mata.
2. Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo
palpebra ke arah dalam.
3. Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan
injeksi konjungtival atau silier.
4. Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus, nebula/
makula / leukoma kornea.
5. Bila telah merusak kornea, dapat menyebabkan
penurunan visus.
6. Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan
memberi hasil positif.
7. Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata,
terlepas dari ada tidaknya keluhan.
4. Kriteria diagnosa Diagnosis trikiasis ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik sebagaimana disebutkan sebelumnya. Tes
fluoresens dapat menunjukkan erosi atau ulkus kornea.
5. Diagnosis Kerja Trikiasis
6. Diagnosis Banding Penyebab inflamasi lain pada mata
7. Pemeriksaan Penunjang -
8. Tatalaksana Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
Epilasi, yaitu pencabutan bulu mata dengan pinset.
Hal ini bertujuan mengurangi gejala dan mencegah
komplikasi pada bola mata. Namun, bulu mata akan
tumbuh kembali dalam waktu 4 – 6 minggu, sehingga
epilasi perlu diulang kembali.
2. Medikamentosa
Pengobatan topikal diberikan sesuai indikasi,
misalnya: salep atau tetes mata antibiotik untuk
mengatasi infeksi.
Kriteria Rujukan
1. Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat
dilakukan rujukan ke layanan sekunder
2. Bila telah terjadi penurunan visus
3. Bila telah terjadi kerusakan kornea
4. Bila pasien menghendaki tatalaksana langsung di
layanan sekunder
9. Edukasi 1. Pasien perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan
matanya dan menghindari trauma pada mata yang
dapat memperparah gejala.
2. Dokter perlu menjelaskan beberapa alternatif pilihan
terapi, mulai dari epilasi dan pengobatan topikal yang
dapat dilakukan oleh dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama hingga operasi yang
dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder.
Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan
pasien.
10. Prognosis 1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia
3. Ad sanationam : Malam
11. Evidence I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi 4A
13. Penelaah Kritis Dokter Puskesmas
14. Indikator 1. Keluhan berkurang sampai hilang
2. Tidak timbul komplikasi.
15. Kepustakaan 1. Permenkes No.5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di FKTP
2. Buku Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas 2007

Anda mungkin juga menyukai