KERATOUVEITIS
Oleh :
Nyoman Satriyawan
0518011022
Preceptor :
Dr. Yunita Shara, Sp.M
Keratouveitis adalah istilah yang digunakan bila ada kombinasi keratitis dan
uveitis. Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid)
pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang
disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis
disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan
bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis
Uveitis umumnya unilateral biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia
kabur, mata merah tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau ireguler.
Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan non
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus dan faktor imunologis. Pada
umumnya didahului oleh keadaan trauma pada kornea, penggunaan lensa kontak,
pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol dan pemakaian obat tetes
mata tradisional.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keratitis
1. Definisi
Keratitis adalah suatu keadaan infeksi pada kornea yang dapat disebabkan
2. Klasifikasi
1. Keratitis superfisialis
a. Keratitis epitelial
c. Keratitis stromal
Keratitis neuroparalitik
2. Keratitis profunda
3. Etiologi
simplex, tipe 1. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata,
pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke
mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata,
4. Manifestasi klinik
a. Gejala subyektif
Lakrimasi
Penglihatan kabur
b. Data obyektif :
Gambar 1. Keratitis
5. Patofisiologi
Kerusakan membran
bowman
Terbentuk jaringan
sikatrik
6. Pengobatan
Antibiotik, anti jamur dan anti virus dapat digunakan tergantung
transplantasi kornea.
Obat tetes mata atau salep mata antibiotik, anti jamur dan antivirus
hanya boleh diberikan dengan resep dokter. Pengobatan yang tidak baik
mata dari cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya. Kontrol
mata.
7. Pencegahan
yang steril untk membersihkan lensa kontak. Air keran tidak steril dan
lensa kontak. Lepas lensa kontak bila mata menjadi merah atau iritasi.
Ganti lensa kontak bila sudah waktunya untuk diganti. Cuci tempat lensa
kontak dengan air panas, dan ganti tempat lensa kontak tiap 3 bulan
ultraviolet.
8. Komplikasi
9. Prognosis
Virulensi organisme
hilangnya penglihatan
B. Uveitis
1. Definisi
uvea. Uveitis banyak penyebabnya dan dapat terjadi pada satu atau semua
diketahui. Bentuk uveitis paling sering adalah uveitis anterior akut atau
iritis yang umumnya unilateral dan ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia
dan penglihatan kabur, serta mata merah (merah sirkumkorneal) tanpa tahi
Uveitis adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea)
sehingga mata dapat fokus pada objek dekat dan lensa menjadi
atau ketiga bagian secara bersamaan. Bentuk uveitis paling sering adalah
riwayat sakit, fotofobia, dan penglihatan yang kabur; mata merah (merah
sirkumkorneal) tanpa tahi mata purulen; dan pupil kecil atau ireguler.
Radang uvea dapat mengenai hanya bagian depan jaringan uvea atau
selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut iritis. Bila mengenai bagian
tengah uvea maka keadaan ini disebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai
dengan siklitis yang disebut sebagai uveitis anterior. Uveitis anterior atau
dengan tetes mata saja. Bila mengenai selaput hitam bagian belakang mata
disebut koroiditis.
2. Klasifikasi
a. Anatomi :
1. Uveitis anterior dibagi dalam dua kelompok :
sedikit koroid.
badan uvea
b. Gambaran klinik
b) Uveitis kronik; Uveitis yang menetap hingga lebih dari tiga bulan
terjadi.
c. Etiologi
sarkoidosis.
d. Histopatologi
a) Granulomatosa.
b) Non-granuomatosa
3. Patofisiologi
juga terjadi sebagai reaksi terhadap zat toksik yang diproduksi oleh
terhadap antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari dalam
(antigen endogen). Dalam banyak hal antigen luar berasal dari mikroba
yang infeksius. Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama
hipersensitivitas.
dalam humor akuos. Pada pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) hal ini
(efek tyndall). Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel
plasma dapat membentuk presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang
Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-
sel radang di dalam bilik mata depan (BMD) yang disebut hipopion,
Akumulasi sel-sel radang dapat juga terjadi pada perifer pupil yang disebut
iris dengan kapsul lensa bagian anterior yang disebut sinekia posterior,
ataupun antara iris dengan endotel kornea yang disebut sinekia anterior.
Dapat pula terjadi perlekatan pada bagian tepi pupil, yang disebut seklusio
pupil, atau seluruh pupil tertutup oleh sel-sel radang, disebut oklusio pupil.
oleh sel-sel radang, akan menghambat aliran akuos humor dari bilik mata
mata belakang dan akan mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Flouresence Angiografi
FA merupakan pencitraan yang penting dalam mengevaluasi penyakit
pada pasien. Pada FA, yang dapat dinilai adalah edema ntrao,
b. USG
c. Biopsi Korioretinal
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
a. Konjungtivitis
terdapat sekret dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atau
injeksi silier
b. Keratitis/ keratokonjungtivitis
Penglihatan dapat kabur pada keratitis, ada rasa sakit serta fotofobia.
c. Glaukoma akut
Terdapat pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan
d. Neoplasma
7. Pengobatan
digunakan imunomodulator.
b. OAINS
d. Imunomodulator
tempat lain, atau kelainan hepar atau kelainan darah. Dan, sebelum
8. Komplikasi
Apabila uveitis tidak mendapatkan pengobatan maka dapat terjadi
komplikasi berupa:
b) Katarak.
c) Neovaskularisasi.
d) Ablatio retina.
Namun terkadang peninggian tekanan bola mata dan katarak dapat muncul
pada sebagian pasien yang telah mendapatkan pengobatan, tetapi hal ini
lain dapat muncul namun tidak selalu ada pada pasien dengan uveitis,
komplikasi ini dapat dicegah dengan pemberian terapi yang sesuai untuk
penderita uveitis.
9. Prognosis
Pada uveitis anterior gejala klinis dapat hilang selama beberapa hari
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan
akut maupun kronis. Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat
gambaran klinisnya saja. Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi
klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea
anterior. Uveitis anterior dapat disebabkan oleh gangguan sistemik di tempat lain,
yang secara hematogen dapat menjalar ke mata atau timbul reaksi alergi mata.
penyakit crohn’s, Psoriasis, herpes zoster/ herpes simpleks, sifilis, penyakit lyme,
dan infeksi.
Patofisiologi
Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek langsung suatu
suatu trauma tembus okuli; walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi sebagai
reaksi terhadap zat toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi jaringan
atau antigen dari dalam badan (antigen endogen).Dalam banyak hal antigen luar
berasal dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea
hipersensitivitas.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrrier sehingga
terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel-sel radang dalam humor akuos yang tampak
pada slitlamp sebagai berkas sinar yang disebuit fler (aqueous flare). Fibrin dimaksudkan
Gambar 4. Uvea
Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk
presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel
kornea. Akumulasi sel-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebut
koeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang bisa
ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. Pada
menimbulkan hipopion.
Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan miosis
dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat terjadi seklusio
maupun oklusio pupil, sehingga cairan di dalam kamera okuli posterior tidak
dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam camera okuli
posterior lebih besar dari tekanan dalam camera okuli anterior sehingga iris
Gangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan
tekanan bola mata turun. Adanya eksudat protein, fibrin dan sel-sel radang dapat
sekunder karena gumpalan – gumpalan pada sudut bilik depan,sedang pada fase
lanjut glaucoma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.Naik turunnya bola
tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon baik terhadap
Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris.
Terdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma
dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel mononuclear. Pada kasus berat dapat
terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam kamera okuli anterior.
Toxoplasma gondii). Meskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis
kelompok nodular sel-sel epithelial dan sel-sel raksasa yang dikelilingi limfosit di
daerah yang terkena. Deposit radang pada permukaan posterior kornea terutama
terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. Diagnosis etiologi spesifik dapat
kista toxoplasma, basil tahan asam tuberculosis, spirocheta pada sifilis, tampilan
granuloma khas pada sarcoidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab
spesifik lainnya.
MANIFESTASI KLINIS
bulbus okuli, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit
kepala di kening yang menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat
demikian hebat pada uveitis anterior akut, lakrimasi yang terjadi biasanya
Riwayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, suku bangsa penting
untuk di catat karena dapat memberikan petunjuk ke arah diagnosis uveitis tertentu.
Riwayat pribadi tentang penderita, yang utama adalah adanya hewan peliharaan seperti
anjing dan kucing, serta kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak dimasak
termasuk hamburger mentah. Hubungan seks diluar nikah untuk menduga kemungkinan
terinfeksi oleh STD atau AIDS. Penggunaan obat-obatan untuk penyakit tertentu atau
narkoba (intravenous drug induced), serta kemungkinan tertular penyakit infeksi menular
(seperti Tbc) dan terdapatnya penyakit sistemik yang pernah diderita. Riwayat tentang
mata didapatkan apakah pernah terserang uveitis sebelumnya atau pernah mengalami
dan uveitis.
2. Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid)
3. Bentuk uveitis paling sering adalah uveitis anterior akut atau iritis yang
Ilyas Sidarta, 2006. Uveitis. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.
Vaughan Daniel, 2000. Traktus Uvealis dan Sklera. Oftalmologi Umum. Wydia
Medika. Jakarta