Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING

Corneal practice in General Practice

Disusun Oleh:
Defian Kurniawan Nur Huda
222011101070

Pembimbing:
dr. Iwan Dewanto, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


LAB/ KSM ILMU KESEHATAN MATA
RSD dr. SOEBANDI
2023
JOURNAL READING

Corneal practice in General Practice

Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik


Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD dr. Soebandi Jember

Disusun Oleh:
Defian Kurniawan Nur Huda
222011101070

Pembimbing:
dr. Iwan Dewanto, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


LAB/ KSM ILMU KESEHATAN MATA
RSD dr. SOEBANDI
2023

2
RESUME JURNAL
Nama Jurnal dan Edisi : The Royal Australian College of General Practitioners
Vol: 51:11
Tanggal terbit: November 2022
Judul Artikel : Corneal Practice in General Practice
Pengarang:
Heather G Mack
Amberin Fazal
Stephanie Watson
Latar Belakang : Pasien sering datang ke dokter umum dengan rasa tidak
nyaman dan mata merah akibat ulserasi kornea, yang
didefinisikan sebagai defek pada epitel kornea dan stroma di
bawahnya. Terdapat banyak penyebab kondisi yang dapat
menyebabkan ulkus kornea, oleh karena itu diagnosis yang
cepat serta penatalaksanaan yang memadai diperlukan untuk
mencegah morbiditas visual.

Tujuan : Tujuan artikel ini untuk membantu dokter umum dalam


menentukan kemungkinan penyebab ulkus kornea dan
memahami penatalaksanaan ulkus kornea, termasuk waktu
rujukan ke dokter spesialis mata.
Metodologi : Jurnal ini merupakan laporan kasus yang memaparkan
penyebab ulkus kornea serta bagaimana pemeriksaannya
serta tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien

Hasil : Seorang pria berusia 19 tahun datang ke klinik mata dengan


mata kiri yang perih dan nyeri. Tiga hari sebelumnya pasien
telah berenang di danau air tawar dengan mengenakan lensa
kontaknya untuk mengambil ponselnya yang terjatuh. Pasien
datang dengan penglihatan yang memburuk dan rasa sakit
yang meningkat. Pasien memiliki kebiasaan mandi dan tidur
dengan lensa kontak tetap dipasang atau digunakan. Pada
pemeriksaan, ketajaman visual terbaik dengan pinhole kanan
6/18, persepsi cahaya kiri. Kornea kiri memiliki infiltrasi
stroma dengan defek epitel di atasnya (ulkus kornea) dengan
hipopion 0,5 mm. Pemeriksaan lainnya dalam batas normal.

1
Pasien mengalami goresan kornea dan diobati dengan
ofloxacin topikal 0,3% sekali per jam siang dan malam.
Pengikisan pada kornea pasien menyebabkan pertumbuhan
dari Pseudomonas aeruginosa, yang sensitif terhadap
ofloxacin, tazobactram dan tobramycin tetapi resisten
terhadap kloramfenikol. Pengobatan kemudian diberikan
selama enam minggu. Ketajaman visual terkoreksi terbaik
terakhir adalah 6/48 dikarenakan jaringan parut kornea.
P. aeruginosa merupakan organisme yang ada di mana-mana,
sering ditemukan di perairan alami seperti sungai.
Penggunaan lensa kontak merupakan faktor risiko utama
Pseudomonas spp. keratitis karena organisme dapat berada di
permukaan posterior lensa, terlindung dari mekanisme
pertahanan inang. Penyebab paling sering dari ulserasi
kornea adalah trauma dan infeksi. Namun tidak menutup
kemungkinan lain dapat menyebabkan ulkus kornea
(Neurotrophia, Marginal keratitis, dll.). Trauma biasanya
muncul dalam keadaan akut, sering sekali kasus terjadi
setelah memalu dan menggunakan gerinda besi, yang dapat
mengakibatkan benda asing berenergi tinggi masuk ke mata.
Kemudian menuangkan bahan kimia juga dapat
menyebabkan luka percikan pada wajah dan mata dimana
asam dan alkali dapat menembus lebih dalam ke kornea dan
menghasilkan ulkus. Trauma langsung dengan benda tajam,
dalam beberapa kasus dapat menyebabkan perforasi kornea
Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau
jamur dan dapat mengancam penglihatan. Keratitis bakteri
adalah penyebab paling umum. Pada kasus diatas gram-
negatif P. aeruginosa dikaitkan dengan penggunaan lensa
kontak di mana ia dapat menembus epitel kornea yang utuh,
menyebabkan keratitis bilateral dengan endoftalmitis, dan
dapat mengakibatkan hasil klinis yang buruk. Penyebab lain
yang dapat menyebabkan kerattitis yaitu ; Virus herpes

2
simpleks (HSV) penyebab paling umum dari keratitis herpes,
sedangkan virus Varicella zoster (VZV) dan cytomegalovirus
(CMV) adalah penyebab yang kurang umum.. Keratitis
jamur lebih sering terjadi pada iklim panas dan kering,
komunitas pertanian dan setelah trauma dengan bahan
vegetatif.
Penyebab yang kurang mengancam penglihatan secara akut
(Penyebab lebih jarang) adalah ; Neurotropia dimana Ulkus
kornea neurotrofik disebabkan oleh berkurangnya sensasi
kornea akibat kerusakan cabang oftalmik saraf trigeminal.
Penyebab paling umum adalah infeksi HSV/VZV.
Neurotropia yang lebih jarang disebabkan oleh operasi
kornea, lesi kompresif saraf kelima dan diabetes melitus.
Keratitis marginal adalah kondisi peradangan umum pada
kornea perifer yang dimulai dengan infiltrasi yang kemudian
menyebabkan ulserasi pada epitel di atasnya. Penyakit
autoimun seperti keratitis ulseratif perifer ('pelelehan
kornea') adalah kondisi langka yang mungkin terkait dengan
rheumatoid arthritis, penyakit pembuluh darah kolagen,
lupus eritematosus sistemik, dll.

Kesimpulan : Tanda bahaya untuk ulserasi kornea meliputi kehilangan


penglihatan yang parah, trauma, memalu atau menggiling;
percikan bahan kimia, dan penggunaan lensa kontak,
terutama dengan praktik kebersihan yang buruk. Rujukan
mendesak ke dokter spesialis mata diperlukan untuk ulserasi
kornea akibat trauma, termasuk cedera kimia, dan dugaan
infeksi kornea. Penghubung langsung dengan dokter mata
diperlukan untuk memastikan transfer perawatan klinis yang
tepat. Dokter umum berperan dalam tatalaksana penyebab
lain ulserasi kornea, dengan melakukan rujukan ke dokter
mata dalam 2-3 hari jika diperlukan dan rheumatologist jika
penyakit autoimun sistemik dicurigai.

3
Rangkuman dan Hasil : - Seorang laki-laki berusia 19 tahun menderita keratitis
Pembelajaran akibat bakteri P.Aerugenosa,
- P. aeruginosa merupakan organisme yang ada di
mana-mana, sering ditemukan di perairan alami
seperti sungai. Penggunaan lensa kontak merupakan
faktor risiko utama Pseudomonas spp. keratitis karena
organisme dapat berada di permukaan posterior lensa,
terlindung dari mekanisme pertahanan inang.
- Penyebab paling sering dari ulserasi kornea adalah
trauma dan infeksi. Namun tidak menutup
kemungkinan lain dapat menyebabkan ulkus kornea
- Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, atau jamur. Keratitis bakteri adalah penyebab
paling umum.
- Pada kasus diatas gram-negatif P. aeruginosa
dikaitkan dengan penggunaan lensa kontak di mana ia
dapat menembus epitel kornea yang utuh,
menyebabkan keratitis bilateral dengan endoftalmitis,
dan dapat mengakibatkan hasil klinis yang buruk
- Penyebab lain yang dapat menyebabkan kerattitis
yaitu ; Virus herpes simpleks (HSV) penyebab paling
umum dari keratitis herpes, sedangkan virus Varicella
zoster (VZV) dan cytomegalovirus (CMV)
- Penyebab yang kurang mengancam penglihatan
secara akut (Penyebab lebih jarang) adalah ;
Neurotropia, infeksi HSV/VZV, Keratitis marginal,
Penyakit autoimun seperti keratitis ulseratif perifer.

Anda mungkin juga menyukai