Anda di halaman 1dari 3

MANIFESTASI KLINIS

1. ANAMNESIS

Pasien ulkus kornea bacterial biasanya akan munucl keluhan nyeri dengan onset yang cepat,
fotofobia, dan injeksi konjungtiva dan penurunan ketajaman penglihatan.

Pada anamnesis perlu ditanyakan onset, nyeri, progresi dan faktor risiko. Onset yang akut
biasanya karena trauma pada permukaan ocular. Rasa tidak nyaman yang berulang dan
lakrimasi saat bangun pagi merupakan tanda patognomonic dari syndrome erosi kornea rekuren
(recurrent corenal erosion syndrome). Rasa tidak nyaman okular yang kronik atau moderat dan
dirasa memburuk dari hari ke hari atau disaat tertentu, contoh nya membaca atau bekerja
didepan computer, merupakan tanda dari dry eye atau blefaritis.
Anamnesis mengenai tingkat nyeri (0-10). Tingkat nyeri yang berat biasanya dihubungkan
dengan keratitis microbial atau abrasi mekanik.
Resolusi nyeri yang cepat dan spontan, kurang dari 24 jam, biasanya ditemukan pada abrasi
mekanik. Sedangkan pada keratitis microbial yang tidak diobati, akan memburuk dari waktu ke
waktu.
Faktor risiko seperti penggunaan lensa kontak (tipe lensa, penyimpanan, higienitas, riwayat lama
penggunaan, berenang, atau penggunaan lensa saat mandi), yang menjadi faktor risiko mayor
pada keratitis microbial. Tanyakan riwayat operasi mata sebelumnya, trauma pada mata,
riwayat paparan herpes, pekerjaan, dan penggunan imunosupresan. Pasien yang memiliki
riwayat atopi dan ”cold sores” memiliki risiko untuk berkembang menjadi keratitis herpes
simpleks. Penyakit sistemik kolagen vascular seperti rheumatoid arthritis dapat dihubungkan
dengan ulkus kornea non-infektif dan dry eye. Abrasi kornea sebelumnya atau yang biasa
disebut kornea distrofi menjadi predisposisi untuk menjadi sindrom erosi kornea. Sensasi seperti
tertindih/tertempa dihubungkan dengan benda asing pada kornea.
2. PEMERIKSAAN FISIK

Corneal Ulcer
Pemeriksa biasanya perlu meneteskan lokal anestesi (apabila tersedia) pada pasien yang
mengeluhkan nyeri hebat. Tujuannya adalah untuk menurunkan blepharospasm dan membuat
pemeriksaan menjadi lebih mudah.
Pemeriksaan dengan snellen chart untuk menilai ketajaman penglihatan/visual acuity. Apabila
terjadi penurunan secara mendadak, terutama dibandingkan dengan mata sebelahnya,
merupakan tanda bahaya (red flag).
Kelopak mata diperiksa apakah terdapat inversi (entropion) atau eversi (ectropion). Dan juga
apakah ada facial droop (kelemahan pada saraf ketujuh), dan tidak mampu untuk menutup
mata sepenuhnya (lagopthalmus). Entropion menyebabkan abrasi korena dibandingkan
ectropion dan lagopthalmus yang mengarah ke dry eyes dan keratopathy.
Permukaan mata juga perlu diperiksa menggunakan direct opthalmoskop sebagai illuminating
magnifier. Dilakukan evaluasi apakah ada corneal haze, benda asing, lesi putih irregular yang
halus. Yang dapat menandakan adanya infliltrasi, yang berarti infektif atau inflamasi.

A, Infiltration; B, ulceration; C, lipid deposition with vascularization; D, folds in


Descemet membrane; E, descemetocele; and F, traumatic breaks in
Descemet membrane.

Dapat pula diberikan warna pada kornea menggunakan pewarna fluoresensi dan apabila
terdapat area berwarna kuning kehijauan pada penggunaan ophtalmoskop dengan sinar
biru/blue light. Jumlah fluoresensi yang digunakan sedikit mungkin ( 1 tetes fluorescein 1%).
Penyerapan pada beberapa titik (multiple pinpoint) menandakan adanya erosi epithelial, yang
menandakan dry eye. Satu area luas menandakan abrasi korneal atau sebuah ulkus/ulcer
(stromal inflamasi dan edema). Abrasi kornea memiliki batas tegas. Bentuk dendriform
menandakan penyakit herpetic. Pada infeksi jamur gambarannya adalah lesi abu-putih
berbulu/feathery dengan batas tidak tegas. Biasanya pada jamur akan tampak superfisial, putih
dan berkoloni. Dapat pula dilakukan pemeriksan Seidel’s Test apabila ada pertimbangan ruptur.
(A) Abrasi kornea yang luas tanpa pewarna fluoresensi dan dengan pewarna fluoresensi (B).
Abrasi yang luas hampir tidak nampak tanpa pemberian pewarna.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskopis dan kultur kerokan pada keratitis yang mengancam penglihatan (lesi
besar dan lokasinya di sentral) atau presentasi yang atipikal, contoh keratitis yang tidak
merespon pengobatan.

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding pada gejala mata merah, nyeri antara lain abrasi korena, nonulcerative keratitis,
benda asing, iritis, glaucoma sudut terbuka, bahan kimia yang membakar/chemical burn, episkleritis,
skleritis dan uveitis anterior.

Daftar pustaka :
Byrd LB, Martin N. Corneal Ulcer. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539689/

Farahani M, Patel R, Dwarakanathan S. Infectious corneal ulcers. Dis Mon. 2017 Feb;63(2):33-37.

Gilani CJ, Yang A, Yonkers M, Boysen-Osborn M. Differentiating Urgent and Emergent Causes of Acute
Red Eye for the Emergency Physician. West J Emerg Med. 2017 Apr;18(3):509-517

Anda mungkin juga menyukai