Anda di halaman 1dari 19

SIKATRIK KORNEA

OLEH 42 A, 42 B, 42 J
DEFINISI
Terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh
berbagai sebab. Dapat disebabkan oleh trauma,
bekas luka, maupun sebab – sebab lainnya.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia prevalensi sikatrik kornea pada
kedua mata ditemui 1.0% sedangkan pada salah
satu mata 0.5%. Prevalensi sikatrik kornea pada
kedua mata tertinggi di Provinsi Sumatera Barat
(2.5%), terendah di Sumatera Utara, Kepulauan
Riau, Provinsi DKI Jakarta, Papua Barat dan
Papua (0.3%).
ETIOLOGI
1. Abrasi kornea,
2. laserasi kornea,
3. burns cornea,
4. herpes simpleks,
5. neurotrophic keratitis,
6. syphilis kornea,
7. cedera kornea
KLASIFIKASI
Penyembuhan luka pada kornea berupa jaringan parut, baik akibat
radang maupun trauma :
 NEBULA
 MAKULA
 LEUKOMA
1. Nebula
 Sikatriks atau bekas luka yang sukar dikihta secara kasat mata
namun dapat dilihat menggunakan slit lamp
 Penyembuhan akibat keratitis superfisialis
 Kerusakan kornea pada membrane Bowman sampai 1/3
stroma
 Pada pemeriksaan, terlihat kabut dikornea, hanya dapat
dilihat dikamar gelap dengan slit – lamp dan bantuan kaca
pembesar
2. MAKULA
1. Penyembuhan akibat ulkus
kornea
2. Kerusakan pada 1/3 kornea
sampai 2/3 ketebalan stroma
3. Pada pemeriksaan, putih pada
kornea, dapat dilihat dikamar
gelap dengan slit lamp tanpa
bantuan kaca pembesar
3. LEUKOMA
 Leukoma :
1. Penyembuhan akibat ulkus
kornea
2. Kerusakan lebih dari 2/3
ketebalan kornea
3. Kornea tampak putih, dari jauh
sudah terlihat
4. STAPHYLOMA
 Stafiloma kornea merupakan bentuk penonjolan
kornea tipe inflamatoir berupa sikatrik kornea yang
menonjol disertai dengan prolaps iris
 Visus  LP + sampai LP –
 ditandai dengan adanya ektasia, kekeruhan kornea
total dan penonjolan ke depan dari mata di antara
kelopak mata
PATOFISIOLOGI
Stadium awal
epitel dan stroma diarea terinfeksi/terkena trauma
membengkak  Sel inflamasi akan mengelilingi ulkus awal
 nekrosis lamella stroma
PATOFISIOLOGI
Sejalan dengan mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi, respon imun seluler dan humoral digabung dengan
terapi antibacterial maka akan terjadi hambatan replikasi
bakteri. Mengikuti proses ini akan terjadi fagositosis
organisme dan penyerapan debris tanpa destruksi
selanjutnya dari kolagen stroma. Selama stadium ini, garis
batas terlihat pada epitel ulkus dan infiltrate stroma
berkonsolidasi dan tepinya tumpul. Vaskularisasi kornea bisa
terjadi jika keratitis menjadi kronis.
PATOFISIOLOGI
Pada stadium penyembuhan
epitelium dari area tengah ulserasi dan stroma yang nekrosis diganti
dengan jaringan parut yang diproduksi fibroblast.
Daerah kornea yang menipis diganti dengan jaringan fibrous.
Pertumbuhan pembuluh darah baru langsung di area ulserasi akan
mendistribusikan komponen umum imun seluler dan humoral untuk
penyembuhan lebih lanjut.
PATOFISIOLOGI
Lapisan Bowman tidak beregenerasi tetapi diganti dengan
jaringan fibrous. Epitel baru akan mengganti dasar yang ireguler
dan vaskularisasi sedikit demi sedikit menghilang. Pada
beberapa ulkus yang berat, keratolisis stroma dapat
berkembang menjadi perforasi kornea. Pembuluh darah uvea
dapat berperan pada perforasi yang nantinya akan
menyebabkan sikatrik kornea.
DIAGNOSIS
Anamnesa :
riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid
yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus
terutama herpes simpleks.
penyakit kornea  keratitis akibat infeksi virus herpes simpleks
yang sering kambuh.
riwayat trauma, benda asing, abrasi
Riwayat operasi mata
DIAGNOSIS
pemeriksaan fisik :
◦ Tajaman pengelihatan
◦ Tes refraksi
◦ Tes air mata
◦ Pemeriksaan slit – lamp  nebula/ macula/ leukoma.
◦ Keratometri (Pengukuran kornea)
◦ Respons reflek pupil
TATALAKSANA
si keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu
ihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
nduran tajam pengelihatan, serta memenuhi beberapa
a yaitu :
munduran visus yang cukup mengganggu aktivitas
derita
inan kornea yang mengganggu mental penderita
inan kornea yang tidak disertai amblyopia
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadapat ulkus tetap dapat dilakukan dengan segera
berkonsultasi kepada ahli mata setiap kali ada keluhan pada mata. Sering kali
luka yang tampak kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus kembali
dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata
1. Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
2. Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
3. Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut
KOMPLIKASI
Paling sering timbul berupa kebutaan parsial atau komplit
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Functionam = Dubia ad Malam
Ad Sanationam = Dubia ad Malam

Anda mungkin juga menyukai