Anda di halaman 1dari 3

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF

KRONIS
No. Dokumen : / SOP-2023
No. Revisi : 03
SOP Tanggal Terbit : 19 Januari
2023
Halaman : 1/4
UPTD PUSKESMAS dr. R. LISA RIANTUTI
KAMPUNG BUGIS NIP. 19741007 200502 2 006
1. Pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai
dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya
reversibel.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan kasus Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sesuai standar terapi.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kampung Bugis No. 023 Tahun
2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1936/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur / Langkah
1. Petugas memanggil pasies sesuai nomor urut.
– Langkah
2. Petugas (Perawat / Bidan) melakukan kajian awal terhadap pasien
serta melakukan pemeriksaan vital sign kepada pasien dengan
mengukur tekanan darah, nadi, frekuensi napas dan suhu.
3. Petugas mengarahkan pasien ke petugas selanjutnya (dokter)
untuk dilakukan pemeriksaan
4. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dengan menanyakan
keluhan utama sebagai berikut;
5. Dengan atau tanpa batuk
6. Dengan atau tanpa produksi sputum.
7. Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1
8. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
9. Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
10. Petugas mengukur nadi pasien.
11. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
12. Penentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuan
Perkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005
sebagai berikut :
13. PPOK Ringan
Gejala klinis:
Spirometri: VEP1 80% prediksi (normal spirometri) atau VEP1 /
KVP < 70% 2.
14. PPOK Sedang
Gejala klinis: Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa
produksi sputum. Sesak napas : derajat sesak 2 (sesak timbul
pada saat aktivitas). Spirometri: VEP1 / KVP < 70% atau 50% <
VEP1 < 80% prediksi.
15. PPOK Berat
Gejala klinis: Sesak napas derajat sesak 3 dan 4 dengan gagal
napas kronik. Eksaserbasi lebih sering terjadi. Disertai komplikasi
kor pulmonale atau gagal jantung kanan.
Spirometri: VEP1 / KVP < 70%, VEP1 < 30% prediksi atau VEP1
> 30% dengan gagal napas kronik.
16. Gagal napas kronik pada PPOK ditunjukkan dengan hasil
pemeriksaan analisa gas darah, dengan kriteria: − Hipoksemia
dengan normokapnia atau − Hipoksemia dengan hiperkapnia
17. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang, sebagai berikut;
18. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan.
19. Petugas memberikan pentalaksanaan sebagai berikut:
20. Bronkodilator. Dianjurkan penggunaan dalam bentuk inhalasi
kecuali pada Anti inflamasi. Pilihan utama bentuk metilprednisolon
atau prednison. Untuk penggunaan jangka panjang pada PPOK
stabil hanya bila uji steroid positif. Pada eksaserbasi dapat
digunakan dalam bentuk oral atau sistemik
21. Antibiotik. Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang untuk
pencegahan eksaserbasi. Pilihan antibiotik pada eksaserbasi
disesuaikan dengan pola kuman setempat.
22. Mukolitik, tidak diberikan secara rutin. Hanya digunakan sebagai
pengobatan simtomatik bila tedapat dahak yang lengket dan
kental
23. Antitusif. Diberikan hanya bila terdapat batuk yang sangat
mengganggu. Penggunaan secara rutin merupakan kontraindikasi.
24. Petugas memberikan konseling dan edukasi.
Petugas memasukkan data anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa, tatalaksana dan edukasi ke dalam e-Puskesmas.
6. Bagan Alur
Memanggil pasien sesuai
Memanggil
nomor urut Melakukan
Melakukan anamnesa Melakukan
Melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik,
pasien sesuai anamnesa pada
pada pasien fisik, kemudian
kemudian melakukan
melakukan
nomor urut pasien pemeriksaan GDS
pemeriksaan GDS

Melakukan konseling
Menulis resep
Menulis untuk
resep untuk dan edukasi terkait Menegakkan diagnose
pengobatan
pengobatan kondisi pasien berdasarkan hasil
simptomatis
simptomatis pemeriksaan

Memasukkan data anamnesa, pemeriksaan


fisik, diagnosa, tatalaksana dan edukasi ke
Menyerahkan resep ke dalam e-Puskesmas
pasien

7. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum


2. Ruang Pemeriksaan Lansia
3. Ruang Farmasi
8. Dokumen Terkait Rekam Medis Elektronik
9. Rekaman Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan Diberlakukan

Halaman 2/2
Halaman 2/2

Anda mungkin juga menyukai