Anda di halaman 1dari 3

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen : / SOP-2023


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS dr. R. LISA RIANTUTI
KAMPUNG BUGIS NIP. 19741007 200502 2 006

Asma merupakan ganguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan


berbagai sel inflamasi sehingga mengakibatkan hiperaktivitas bronkus
1. Pengertian
dalam berbagai tingkat, penyempitan jalan napas, dan gejala
pernapasan (mengi dan sesak).

Sebagai acuan bagi petugas dalam pengobatan yang tepat pada pasien
2. Tujuan
asma bronkial.

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kampung Bugis No. 023


3. Kebijakan
Tahun 2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.

1. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor


HK.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
4. Referensi
2. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1936/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur /
Langkah- 1. Petugas memanggil pasies sesuai nomor urut.
Langkah 2. Petugas (Perawat / Bidan) melakukan kajian awal terhadap pasien
serta melakukan pemeriksaan vital sign kepada pasien dengan
mengukur tekanan darah, nadi, frekuensi napas dan suhu.
3. Petugas mengarahkan pasien ke petugas selanjutnya (dokter)
untuk dilakukan pemeriksaan
4. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dengan menanyakan
keluhan utama pasien, apakah terdapat bising mengi (wheezing),
bunyi “ngik-ngik”, batuk produktif/berdahak terutama malam hari dan
sesak napas atau dada seperti tertekan.
5. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang
mencetuskan keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah terdapat bunyi
wheezing dengan atau tanpa menggunakan stetoskop.
7. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan.
8. Petugas menginstruksikan pasien untuk istirahat dan faktor-faktor
pencetus asma seperti kelelahan, udara dingin, stress serta
menghindari alergen-alergen seperti debu, asap rokok, makan sea
food, dan lain-lain.
9. Petugas menulis resep untuk pengobatan asma ringan:
a. Bronkodilator (melebarkan penyempitan jalan napas)
- Agonis β 2 : Salbutamol : dosis dewasa 3-4 x 4 mg/hari; anak
3-4 x 1-2 mg/hari.
- Aminofilin : dosis dewasa 3 x 100-200 mg/hari maks 500 mg;
anak 5mg/kgBB/kali.
b. Antiinflamasi (juga sebagai pencegahan)
- Kortikosteroid : Dexamethasone 3 x 0,5 mg/hari.
10. Pada asma sedang dan berat petugas menyarankan pasien untuk
rawat inap dan memberikan obat asma per-inhalasi dan injeksi,
sebagai berikut:
a. Asma Sedang : Agonis β 2 secara nebulisasi/inhalasi/hisap 2,5-5
mg 1-3 kali dalam 1 jam pertama dilanjutkan tiap 1-4 jam
kemudian atau Agonis β 2 i.m, teofilin 5mg/kgBB iv pelan,
deksametason 5 mg iv, serta oksigen 4 liter/menit.
b. Asma Berat : Agonis β 2 secara nebulisasi/inhalasi/hisap
diulang3 kali dalam 1 jam pertama diulang 1-4 jam kemudian,
teofilin iv, steroid iv diulang per 8-12 jam, Agonis β 2 iv per 6 jam,
serta oksigen 4 liter/menit.
11. Petugas memasukkan data anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa,
tatalaksana dan edukasi ke dalam e-Puskesmas.

Memanggil Melakukan
pasien anamnesa pada Melakukan pemeriksaan fisik
pasien

Menginstruksikan
Menulis resep untuk pasien untuk Menegakkan diagnose
pengobatan istirahat dan berdasarkan hasil
6. Bagan Alur simptomatis menghindari pemeriksaan
pencetus

Memasukkan data anamnesa,


Menyerahkan resep pemeriksaan fisik, diagnosa,
ke pasien tatalaksana dan edukasi ke
dalam e-Puskesmas

7. Unit Terkait IGD

8. Dokumen
Terkait 1. Rekam Medis Elektronik

No. Yang Isi Perubahan Tanggal mulai


Dirubah diberlakukan
9. Rekaman
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai