Anda di halaman 1dari 3

ASMA EKSASERBASI AKUT

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPT PUSKESMAS Martha M. Nai Buti,
HALIWEN SKM

NIP. 19830327
200904 2 003

1. Pengertian  Eksasebasi (serangan) asma adalah episode perburukan gejala-


gejala asma secara progresif.
 Gejala yang dimaksud adalah sesak nafas, batuk, mengi, dada
rasa tertekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut
 Derajat serangan asma mulai ringan sampai mengancam jiwa.
 Kriteria Rujukan:
1. Asma tidak terkontrol
2. Asma persisten
3. Asma eksaserbasi sedang-berat
4. Asma mengancam jiwa
2. Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien Asma eksaserbasi akut di
puskesmas Haliwen
3. Kebijakan Berdasarkan Penetapan Kepala Puskesmas Haliwen NO. Tentang
Pelayanan Klinis

4. Referensi 1.KMK Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015


Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama, Hal 440
2. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi III.
Buku Satu. Tahun 2008. Hal 31

5. Alat dan bahan - APD


- Nebulizer
- O2
- Nasal Canul
- Tensimeter
- Stetoskop
- Family Folder
- Kertas Resep
- Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
6. Prosedur / 1. Petugas medis/paramedis melakukan 4s
Langkah-langkah 2. Petugas medis/paramedis menerima pasien dengan keluhan
sesak
3. Petugas medis/paramedis melakukan triase
4. Petugas melakukan anamnesa
5. Petugas medis/paramedis melakukan pemeriksaan fisik
6. Petugas melakukan pemasangan canul O2
7. Petugas memberikan informasi dan edukasi mengenai rencana
terap dan terapi yang akan dilakukan. Rencana terapi berupa
rujukan internal untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium) bila
diperlukan
8. Petugas melakukan nebul ventolin 1-2x selang 20 menit dan
melakukan sesuai dengan alur tata laksana derajat asma.
Asma episodik jarang cukup diobati dengan obat pereda berupa
SABA inhalasi
Asma episodik sering/serangan sedang dengan pemberian steroid
oral, pasang jalur parenteral, nebulisasi tiap 2 jam
Asma persiten/asma serangan berat dengan teruskan
pemasangan canul 02, pasang jalur parenteral, steroid iv tiap 6-8
jam (dosis pada anak deksamethason 4mg/kgBB/kali tiap 6 jam,
prednison atau prednisolon1-2mg/kgBB/hari tiap 6 jam), nebulisasi
tiap 1-2 jam (dosis anak 0,1-0,15 mg/kg), aminofilin IV awal (dosis
pada anak dosis awal 6mg/kgBB dalam dextrose/NaCl sebanyak
20 ml dalam 20-30 menit, bila telah mendapatkan aminophylin
kurang dari 4 jam, dosis diberikan separuhnya, dosis rumatan 0,5-
1mg/kgBB/jam). Jika membaik nebulisasi menjadi 4-6x.
9. Petugas medis/paramedis memberikan informasi dan edukasi
mengenai kondisi pasien, termasuk edukasi mengenai penyakit,
penghindaran makanan berpotensi alergi, pengurangan pajanan
dan pada pasien bayi pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan.
Bila sesuai dengan kriteria rujukan, petugas melakukan prosedur
rujukan bila pasien/keluarga pasien setuju untuk dirujuk dan
memberikan alternatif penanganan dan resiko bila pasien/keluarga
pasien menolak untuk dirujuk.
10. Petugas medis/ paramedis melengkapi rekam medis dan
memasukan data ke family folder
7. Diagram Alir
Melakukan 4s
menerima pasien

melakukan triase

melakukan anamnesa

melakukan pemeriksaan fisik

melakukan pemasangan canul O2

memberikan informasi rencana terapi

melakukan nebul ventolin

memberikan informasi tentang penyakit yang dideritanya

melakukan pencatatan

8. Hal yang perlu 1. KIE kondisi pasien


2. Informed consent
diperhatikan
3. Monitoring keluhan, RR penderita
4. Resiko yang mungkin terjadi
9.Unit Terkait  Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Pemeriksaan Umum
 SOP Rujukan
10.Dokumen Terkait 1. Form Rujukan
2. Family Folder
11.Rekaman No Yang Isi Tanggal mulai diberlakukan
Historis Perubahan diubah Perubahan

- - - -

Anda mungkin juga menyukai