Dosen Pembimbing
dr. Satmoko Nughroho, Sp.S
Disusun oleh
Erlyn Lyliwati
Lesi
Inflamasi Nervus supranuklear
nervus fasialis keluar Gangguan bisa terletak di
tulang dari daerah wajah
fasialis temporal korteks motorik
berbentuk
konduksi primer atau di
corong jaras
kortikobulbar
ataupun di
lintasan asosiasi
yang
Kompresi dari Gangguan berhubungan
Peningkatan saraf tersebut dilintasan dengan daerah
diameter pada saat supranuklear, somatotropik
nervus nuklear dan wajah di korteks
melalui tulang motorik primer
fasialis temporal infranuklear
GAMBARAN KLINIS
Otot muka pada bagian sisi
lesi atau yang sakit tidak
dapat digerakkan atau kaku
dan tebal
Lipatan-lipatan didahi akan
menghilang dan nampak
seluruh muka sisi yang sakit
akan mencong tertarik kearah
sisi yang sehat
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan nervus kranialis
akan didapatkan adanya parese dari
nervus fasialis yang menyebabkan
bibir mencong, tidak dapat
memejamkan mata dan adanya rasa
nyeri pada telinga. Hiperakusis dan
augesia juga dapat ditemukan. Kita
juga perlu membedakan apakah lesi
LMN dan UMN. Pada Bells palsy lesi
bersifat LMN.
PENATALAKSANAAN
Kortikosteroid Prednison, 1 mg/kgBB/hari peroral selama 7
hari. Oral kortikosteroid sering diberikan untuk mencegah
terjadinya inflamasi saraf pada pasien dengan Bells palsy.
Prednisone biasanya diberikan dengan dosis 60-80 mg per hari
selama 5 hari, dan di tappering off 5 hari selanjutnya
Perawatan mata pemberian airmata pengganti, lubrikan dan
pelindung mata.
Agen Antiviral Dikarenakan adanya kemungkinan
keterlibatan HSV-1 pada Bells palsy, maka telah diteliti efek
dari Valacyclovir (1000 mg per hari, diberikan 5-7 hari) dan
Acyclovir (400 mg, 5 kali sehari, diberikan 10 hari). Dari hasil
penelitian, penggunaan antivirus sendiri tidak memberikan
keuntungan untuk penyembuhan penyakit.
Konsultasi neurologi, otolaringologi, oftalmologi dan
bedah jika diperlukan
TERAPI NON MEDIKA MENTOSA