Anda di halaman 1dari 2

ASMA BRONKIAL

STANDAR No. Dokumen : /SOP/UKP-7/ /2017


No. Revisi :
OPERASIONAL Tanggal Terbit :
PROSEDUR Halaman : 1/2

PUSKESMAS
dr. Dita Jumarya
CIKARO
NIP.196912122002121006

PENGERTIAN Asma bronkial adalah suatu penyakit inflamasi kronik jalan napas yang
melibatkan berbagai sel inflamasi dan elemennya yang ditandai dengan obstruksi
dan hiperaktivitas bronkus.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas kesehatan untuk


melakukan penatalaksanaan pasien asma bronchial di Puskesmas Cikaro.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala UPT Yankes Majalaya Nomor 440/006/SK/UPT/2017


tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Cikaro.
REFERENSI 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Buku Panduan Tata Laksana 20 kasus Nonspesialistik di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama.
ALAT DAN 1. Stetoskop
BAHAN
2. Tensimeter
3. Timbangan berat badan
4. Nebulizer
PROSEDUR 1. Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut pasien dan
urutan kartu rekam medis yang ada di unitan poli.
2. Pemeriksa mempersilahkan pasien duduk atau berbaring di tempat tidur
pemeriksaan dengan nyaman.
3. Pemeriksa mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.
4. Pemeriksa mencocokan identitas pasien dengan kartu rekam medis yang
ada.
5. Pemeriksa menanyakan gejala atau keluhan pasien seperti sesak, mengi,
rasa berat di dada, dan batuk. Biasanya gejala memburuk di malam hari
atau pagi dini hari.
6. Pemeriksa melakukan pemeriksaan fisik antara lain :
a. Pemeriksaan tanda vital seperti frekuensi napas dan denyut nadi
dapat normal pada saat stabil atau bisa juga meningkat pada
eksaserbasi akut.
b. Pemeriksaan inspeksi dan auskultasi pada paru-paru bisa terdapat
mengi/wheezing dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan saat
eksaserbasi akut.
7. Pemeriksa menetapkan diagnosis.
8. Pemeriksa memberikan rencana pemberian terapi atau penatalaksanaan
antara lain :
a. Bronkodilator salbutamol inhalasi 1 kali nebu
b. Salbutamol 1-2 mg 3x sehari atau teofilin 100-150 mg 3x sehari untuk
dewasa dan 3mg/kgBB/hari untuk anak.
c. Prednison 1x sehari jika pasien telah memakai kortikosteroid sehari-
hari.
d. Antibiotik amoxicilin dengan dosis 50mg/kgBB/hari selama minimal 5
hari jika terjadi infeksi bakteri yang ditandai dengan sputum purulen,
demam, dan leukositosis.
e. Pemberian obat simptomatis sesuai gejala yang ada
9. Pemeriksa memberikan konseling dan edukasi kepada pasien berupa :
a. Pola hidup sehat.
b. Kontrol secara teratur.
c. Pentingnya melakukan pencegahan dengan menghindari
pencetusnya.
10. Pemeriksa memberikan resep kepada pasien dan mempersilahkan untuk
mengambil obat di unit farmasi.
11. Pemeriksa mencatat hasil tatalaksana pasien di rekam medis .
HAL-HAL  Pemeriksa dapat merujuk ke rumah sakit apabila terdapat kondisi antara
YANG PERLU
lain :
DIPERHATIKAN
a. Bila asma sering mengalami kekambuhan atau eksaserbasi akut
b. Pada serangan asma akut berat yang mengancam jiwa.
c. Tidak respons dengan pengobatan.
d. Asma disertai dengan komplikasi seperti pada ibu hamil

 Faktor risiko terjadinya asma :


a. Faktor genetik seperti alergi dan riwayat asma dalam keluarga.
b. Faktor lingkungan seperti allergen, pajanan ditempat kerja, polusi udara,
dan infeksi pernapasan.
UNIT TERKAIT 1. Unit pelayanan pemeriksaan umum

2. Unit pelayanan farmasi

3. Rumah sakit rujukan

DOKUMEN Kartu rekam medis pasien.


TERKAIT
REKAM Tanggal Mulai
HISTORIS No. Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai