Anda di halaman 1dari 4

Diabetes Melitus

No. Dokumen : SOP/UKP/DK/077


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 04/01/2016
Halaman : 1/4
Puskesmas dr. Hidayatsyah
Dumai Kota NIP. 196310111999031002
1. Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh
darah.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitus (DM) dan
melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan diabetes
melitus.
3. Kebijakan SK KepalaPuskesmas No. 52/SK/DK/2016 tentangLayananKlinis
4. Referensi PERMENKES Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Alat :
a. Alattulis
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Perangkat tablet
2. Bahan :
a. Kapas Alkohol
6. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien
mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering kencing),
polidipsi (sering haus) dan polifagi (sering lapar).
3. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain
seperti berat badan turun tanpa penyebab yang jelas, kesemutan,
gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita,
serta adakah luka yang tidak kunjung sembuh.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas melakukan pemeriksaan nadi dan pernapasan
6. Petugas melakukan pemeriksaan suhu
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ekstremitas atas dan bawah
termasuk jari
8. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan gula darah
atau urin ke laboratorium.
9. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk
selanjutnya pasien keloket pembayaran kemudian ke laboratorium
10. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
11. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakkan diagnosa
berdasarkan hasil lab dan anamnesis, yaitu:
A. Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah
kapiler)
B. Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (darah
kapiler)
C. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP
ulang ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
12. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi
medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila kadar
gula darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi farmakologi
dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin.

A. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan


ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa
darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal.
Pemberian OHO bersamaan dengan pengaturan diet dan latihan
jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO
tunggal atau OHO kombinasi. Terapi OHO kombinasi harus
dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai
mekanisme kerja berbeda.

Contoh OHO (Obat Hipoglikemik Oral) :

A.1. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis


maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari

A.2. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg


dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum
makan, 1-2 kali/hari.

13. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya


pengendalian dan pemantauan gula darah, penyulit DM dan resikonya
serta bagaimana mengatasi sementara keadaan gawat darurat akibat
DM (rasa sakit dan hipoglikemia).

14. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM) makanan
yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan.

2/4
15. Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara teratur 3–
4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
16. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa dan terapi kedalam rekam medis elektronik
17. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa, dan terapi ke buku
register.
7. Bagan Alir
Melakukan Melakukan
Memanggil anamnesa pada pemeriksaan fisik
pasien sesuai pasien tentang pada pasien
nomor trias klasik DM
antrian dan keluhan lain

Menerima hasil Pasien keloket Membuat rujukan


laboratorium dari pembayaran lalu ke pasien untuk
pasien laboratorium untuk pemeriksaan gula
pemeriksaangula darah
darah

Petugas Menulis hasil


menegakkan Petugas anamnesa,
diagnosa mengedukasi pemeriksaan,
berdasarkan pasien Diagnosa, dan terapi
anamnesa, kedalam rekam medis
pemeriksaan fisik elektronik
dan hasil
laboratorium

Menulis hasil
pemeriksaan,
diagnosa, dan
terapi kebuku
register

8. Hal-hal yang Memotivasi pasien untuk kontrol teratur


perludiperha
tikan
9. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Poli Usila
3. Laboratorium
4. Apotek

10. Dokumen 1. Rekam Medis Elektronik


terkait 2. Buku Register
3. Blangko Rujukan

11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
3/4
perubahan

4/4

Anda mungkin juga menyukai