Anda di halaman 1dari 6

HIPERTENSI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. FITRI JULIARTO
SUDIMORO NIP. 19830723 201001 1 018
1.Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien
memakai obat antihipertensi.
2.Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis hipertensi
dan melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk
pencegahan hipertensi.
3.Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas untuk mendiagnosa dan
mengobati pasien.
4.Referensi Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2002
Hal 26-27, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga
Jilid 1, FKUI.
5.Prosedur/Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
langkah 2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah
pasien mengeluhkan nyeri kepala, mudah emosi,
telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sulit tidur,
mata berkunang-kunang dan pusing.
4. Petugas menanyakan apakah pasien memiliki riwayat
penyakit darah tinggi sebelumnya, apakah sedang
megkonsumsi obat antihipertensi, bila iya jenis obat
anthipertensi apa yang sedang digunakan.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan nadi
7. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Perbatasan 130-139 85-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109
Hipertensi tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110

8. Petugas memberikan .
Obat anti hipertensi dimulai dengan dosis kecil dan
ditingkatkan secara bertahap sesuai respons
penurunan tekanan darah, dapat diberikan sampai
dosis hampir maksimal. Pemberian oba anti hipertensi
bersamaan dengan pengaturan diit dan latihan
jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian
obat tunggal atau kombinasi.
.....................................
9. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit HT,
perlunya pengendalian dan pemantauan gula darah,
penyulit HT dan resikonya serta bagaimana mengatasi
sementara keadaan gawat darurat akibat HT.
10. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi
medis (TGM) makanan yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan.
11. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani
secara teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih
30 menit.
12. Petugas menulis resep.
13. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
14. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam
medic pasien
15. Petugas menandatangani rekam medic
16. Petugas menulis diagnose ke buku rgister rawat jalan.
6.Diagram Alir
memanggil pasien sesuai
nomor urut

melakukan anamnesa pada


pasien

melakukan pemeriksaan fisik

menegakan diagnose berdasarkan hasil


pemeriksaan

menyarankan pasien untuk menghentikan


kontak dengan bahan penyebab

MembeRi resep sesuai dengan derajat


kasusnya

menyerahkan resep ke pasien

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan


diagnose ke rekam medic

7.Unit Terkait Rawat inap, laborat, apotek


HIPERTENSI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. FITRI JULIARTO
SUDIMORO NIP. 19830723 201001 1 018

Unit : ……………….........………………………………………………
Nama Petugas : …………………….........…………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………….........………………………………………………
Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku
No
1 Apakah Petugas memanggil pasies
sesuai nomor urut.
2 Apakah Petugas menulis identitas pasien
di buku register
3 Apakah Petugas melakukan anamnesa
pada pasien apakah pasien
mengeluhkan gejala klasik DM
yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus)
dan polifagi (serng lapar).
5 Apakah Petugas menanyakan pada
pasien apakah terdapat keluhan
lain seperti berat badan turun
tanpa penyebab yang jelas,
kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi pada pria, pruritus
vulva pada wanita, serta adakah
luka yang tidak kunjung
sembuh.
6 Apakah Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah
7 Apakah Petugas melakukan
pemeriksaan nadi
8 Apakah Petugas melakukan
pemeriksaan suhu
9 Apakah Petugas melakukan
pemeriksaan fisik termasuk
ekstremitas atas dan bawah
termasuk jari.
6 Apakah Bila diperlukan petugas
membuat permintaan
pemeriksaan gula darah atau
urin ke laboratorium
7 Apakah Petugas menyerahkan surat
permintaan kepada pasien
untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium
8 Apakah Petugas membaca hasil
laboratorium dan menegakan
diagnose berdasarkan hasil
lab dan anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM
+Glukosa darah sewatu ≥
200 mg/dl (darah kapiler)
b. Gejala klasik DM
+Glukosa darah puasa ≥
100 mg/dl (darah kapiler)
c. Tanpa gejala kasik DM +
kadar GDS ≥ 200 mg/dl
atau GDP ulang ≥ 100
mg/dl (darah kapiler).
9 Apakah Petugas memberikan
penatalaksanaan awal DM
berupa terapi gizi medis (TGM)
dan latihan jasmani selama 2 –
4 minggu. Apabila kadar gula
darah belum mencapai sasaran
dilakukan intervensi farmakologi
dengan obat hipoglikemik oral
(OHO) dan atau suntikan
insulin.
10 Apakah Petugas mengedukasi pasien
tentang penyakit DM, perlunya
pengendalian dan pemantauan
gula darah, penyulit DM dan
resikonya serta bagaimana
mengatasi sementara keadaan
gawat darurat akibat DM (rasa
sakit dan hipoglikemia)
11 Apakah Petugas mengedukasi pasien
tentang terapi gizi medis (TGM)
makanan yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing individu.
Pentingnya keteraturan makan
dalam hal jadwal makan, jenis
dan jumlah makanan
12 Apakah Petugas mengedukasi pasien
tentan latihan jasmani secara
teratur 3 – 4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit.
13 Apakah Petugas menulis resep
14 Apakah Petugas menyerahkan resep
kepada pasien
15 Apakah Petugas menulis hasil
pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan
terapi kedalam rekam medic
pasien
16 Apakah Petugas menandatangani
rekam medic
17 Apakah Petugas menulis diagnose ke
buku rgister rawat jalan.

CR: …………………………………………%.

………………………………
Pelaksana/ Auditor

(……………………………
…)

Anda mungkin juga menyukai