04011281722064
ALPHA 2017
LI DAN ANMAL
STRUKTUR TULANG
Pergelangan tangan mencakup radius dan ulna distal serta delapan tulang karpal kecil.
Di pergelangan tangan, identifikasi ujung ujung tulang dari radius dan ulna
SENDI
Sendi pergelangan tangan mencakup sendi radiokarpal atau pergelangan tangan,sendi
radioulnar distal, dan sendi intercarpal. Kapsul sendi, diskus sendi, dan membran sinovial
pergelanagn tangan menyatukan radius ke ulna dan ke tulang tulang karpal proksimal. Pada
dorsum pergelangan tangan, menentukan letak lekuk sendiradiokarpal. Sendi ini
menghasilkan sebagian besar flexi dan ekstensi pergelangan tangan karna ulna tidak bersendi
langsung dengan tulang karpal.
OTOT
Fleksi pergelangan tangan terjadi karna
dua otot carpal yang terletak di
permukaan radial dan ulnar. Dua otot
radialis dan satu ulnaris menyebabkan
ekstensi pergelangan tangan. Supinasi
dan pronasi diahsilkan oleh kontraksi
otot di lengan bawah.
Jempol digerakan oleh tiga otot
yang membentuk eminensia
tenar dan menyebabkan fleksi,
abduksi, dan oposisi. Otot otot
ini ekstensi berada di pangkal
jempol sepanjang batas radial.
Gerakan jari jari tangan bergantung pada kerja tendon, fleksor dan ekstensor otot otot
di lengan bawah dan pergelangan tangan. Otot otot intrinsik tangan yang melekatkan
ulang metakrapal berperan dalam fleksi (lumbriklis), abduksi (interoseus dorsalis),
dan adduksi (interoseus palmaris) jari jari tangan.
STRUKTUR TAMBAHAN
Struktur jaringan lunak, khususnya tendon dan selubung tendon sangat penting dalam
gerakan pergerakan tangan dan tangan. Enam tendon ekstensor dan dua tendon fleksor
berjalan melintasi pergelangan tangan untuk berinsersi di jari. Hampir di seluruh
perjalanannya, tendon tendon ini berada dalam selubung berbentuk terowongan yang hanya
dapat diraba jika membengkak atau meradang. Stuktur struktur di terowongan karpal, suatu
saluran di bawah permukaan palmar pergelangan tangan dan tangan proksimal. Saluran ini
mengandung selubung dan tendon fleksor otot otot lengan bawah dan saraf median
Saraf Medianus.
Anatomi Nervus medianus
Nervus medianus adalah salah satu saraf lengan bawah yang merupakan saraf utama
kompartemen anterior. Nervus ini berasal dari dua radiks yaitu
radiks lateralis dan radiks medialis. Radiks lateralis adalah lanjutan dari fusciculus
lateralis yang menerima serabut dari C6 dan C7 sedangkan radiks medialis adalah lanjutan
dari fasciculus medialis yang menerima serabut dari C8 dan T1. Radiks lateralis dan radiks
medialis bergabung membentuk nervus medianus di sebelah lateral arteri axillaris (Moore,
2013). Nervus medianus memersarafi otot – otot fleksor di lengan bawah, kecuali m. Flexor
carpi ulnaris, bagian ulnar m. Flexor digitorum dan lima otot tangan. Nervus medianus
memasuki fossa cubitalis medial dari arteri brachialis, melintas antara caput m. Pronator tere,
turun antara m. Flexor digitorum superficialis dan m. Flexor digitorum profundus dan terletak
di dekat retinaculum flexorum sewaktu melalui canalis carpi untuk sampai di tangan (Moore,
2013). Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal
lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke lengan bawah di regio cubiti sekitar 3cm.
Sembilan ruas tendon fleksor dan n.medianus berjalan di dalam canalis carpi yang dikelilingi
dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang – tulang carpal. Di bagian proksimal tulang karpal
bersendi dengan bagian distal tulang radius dan tulang ulna, sedangkan bagian distal bersendi
dengan metacarpal (Pecina,et al., 2001). Pada canalis carpi, N. Medianus mungkin bercabang
menjadi komponen radial dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi cabang
sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang motorik m. abductor
pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m. flexor pollicis brevis (Pecina, et
al., 2001). Komponen ulnaris dari N. Medianus memberikan cabang sensorik ke permukaan
jari kedua, ketiga dan sisi radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat memersarafi
permukaan dorsal jari kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal
proksimal (Pecina, et al., 2001). N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6%
serat motorik pada canalis carpi.
MEKANISME NYERI
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai
oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla
spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan
jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi
fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak.Nyeri inflamasi merupakan salah
satu bentuk untuk mempercepat perbaikan kerusakan jaringan. Sensitifitas akan
meningkat, sehingga stimulus non noksius atau noksius ringan yang mengenai bagian
yang meradang akan menyebabkan nyeri. Nyeri inflamasi akan menurunkan derajat
kerusakan dan menghilangkan respon inflamasi .
ANMAL
1. Bagaimana anatomi regio antebrachii sampai manus? (pembuluh darah, pergelangan
tangan)—di li(karna pjg jadi ga di copy ulang )
2. Struktur apa yang terluka ? ARTERI
3. Apa yang menyebabkan darah memancar deras?
Karena arteri adalah pembuluh yang lebih superficial daripada vena sehingga
pada kasus ini yang terkena pada pembuluh darah arteri. Pembuluh ini mengalirkan
darah yang keluar dari jantung sehingga tekanannya tinggi maka dari itu dapat
memacar.
Peradangan ditandai oleh (1) vasodilatasi pembuluh darah lokal yang
mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan; (2) peningkatan
permeabilitas kapiler, menimbulkan kebocoran banyak sekali cairan ke dalam
ruang interstisial; (3) sering kali terjadi pembekuan cairan di dalam ruang
interstisial yang disebabkan oleh peningkatan sejumlah besar fibrinogen dan
protein lainnya yang bocor dari kapiler; (4) migrasi sejumlah besar granulosit dan
monosit ke dalam jaringan; serta (5) pembengkakan sel jaringan.
Peradangan ditandai oleh (1)
vasodilatasi pembuluh darah lokal yang
mengakibatkan terjadinya aliran darah
setempat yang berlebihan; (2)
peningkatan permeabilitas kapiler,
menimbulkan kebocoran banyak sekali
cairan ke dalam ruang interstisial; (3)
sering kali terjadi pembekuan cairan di
dalam ruang interstisial yang
disebabkan oleh peningkatan sejumlah
besar fibrinogen dan protein lainnya
yang bocor dari kapiler; (4) migrasi
sejumlah besar granulosit dan monosit
ke dalam jaringan; serta (5)
pembengkakan sel jaringan.
4. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri?
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan
jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang
diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer
melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah
terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi
protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak.Nyeri
inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan kerusakan
jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius atau noksius
ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan nyeri. Nyeri
inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan respon inflamasi .
5. Bagaimana akibat nyeri, cemas, dan berkeringat dingin terhadap gangguan fungsi
tubuh?
Akibat nyeri
Perubahan kognitif (sentral) : kecemasan, ketakutan, gangguan tidur dan putus asa :
• Perubahan neurohumoral : hiperalgesia perifer, peningkatan kepekaan luka
• Plastisitas neural (kornudorsalis), transmisi nosiseptif yang difasilitasi sehingga
meningkatkan kepekaan nyeri
• Aktivasi simpatoadrenal : pelepasan renin, angiotensin, hipertensi, takikardi
• Perubahan neuroendokrin : peningkatan kortisol, hiperglikemi, katabolisme
Akibat cemas
1) Kardiovaskuler: palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, rasa mau
pingsan, pingsan, tekanan darah menurun, dan denyut nadi menurun.
2) Pernapasan: napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal,
pembengkakan pada tenggorok, sensasi tercekik, dan terengah-engah.
3) Neuromuskular: reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedipkedip, insomnia,
tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah, dan gerakan yang
jangkal.
4) Gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman
pada abdomen, mual, rasa terbakar pada jantung, dan diare.
5) Traktus Urinarius: tidak dapat menahan kencing dan sering berkemih.
6) Kulit: wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal, rasa panas dan dingin pada
kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.
Respon prilaku: gelisah, ketegangan, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi,
melarikan diri dari masalah, menghindari, dan hiperventilasi.
6. Bagiaman mekanisme cemas
Stimulus (trauma → syok hipovolemik) system limbic di otak
bereaksi → stimulasi hipotalamus dan hipofisis → stimulus korteks adrenal
→ saraf simpatis → sekresi adrenalin dan nor-adrenalin → berkeringat
dingin, nafas lebih cepat cemas
7. Bagaimana berkeringat dingin?
Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam
vaskular(hipovolemik). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang. Kemudian
baroreseptor arteri(sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor regangan
vaskular merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap oleh reseptor
tersebut memberikan stimulus kepada sarafsimpatis yang menyebabkan keringat
dingin.
8. Bagaimana hubungan perdarahan dengan cemas dan berkeringat dingin?
Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam
vascular (hipovolemik). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang.
Kemudian baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor
regangan vaskular merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap oleh
reseptor tersebut memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang
menyebabkan cemas, keringat dingin, vasokontriksi arteriol, dan takikardi.
Vasokontriksi arteriol menyebabkan aliran darh ke perifer berkurang, hal inilah
asupan nutrisi dan menurunnya perfusi Oke jaringan ( akibat tekanan arteri dan
volume darah yang menurun) menyebabkan lemas.
Daftar Pustaka
1. Snell, Richard S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta : EGC
2. http://erepo.unud.ac.id/9956/3/9dea88a567d217100be96929635c3aed.pdf
3. Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.