Anda di halaman 1dari 80

RESUME PBL SKENARIO 3

BLOK 1.2

SINDROM KOMPARTEMEN

Nama : Mutiara Fadilah

NPM : 120170133

Kelompok :2A

Tutor : dr Cantika

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
Skenario 3

Sindrom Kompartemen

Seorang laki-laki berusia 24 tahun diantar polisi ke IGD Rumah Sakit setelah
mengalami kecelakaan. Pasien mengeluh nyeri di lengan kanan terutama bila flexi
lengan atas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan regio antebrachii dextra bengkak
diduga mengalami fraktur pada os radius. sindrom kompartemen karena fascia yang
mengelilingi kompartemen tidak bisa mengembang, perdarahan atau pembengkakan
tersebut meningkatkan tekanan di dalam kompartemen, sehingga aliran darah ke
kompartemen menjadi tersumbat dan harus dilakukan tindakan untuk mengurangi
tekanannya. Untuk itu dokter merujuk pasien untuk dilakukan tindakan.

STEP 1

1. Sindrom kompartemen : kondisi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan


didalam kompartemen otot
2. Flexi : gerakan menekuk atau membengkokan tangan terjadi ketika otot bisep
berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.
3. Regio antebrachii dextra : wilayah lengan bawah kanan
4. Fraktur : patah tulang adaah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang
rawan yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya.penyebabnya trauma
pengunaaan berlebihan dan penyakit yang melemahkan tulang.
5. Fascia : yaitu sebagai pembungkus pelekat serta pemisah antara otot serta
organ organ internal.
6. Os radius : tulang pada sisis luar lengan bawah membentuk sendi dengan
humerus dan membentuk sendi siku.mengarah kepada ibu jari.
STEP 2

1. Mengapa pada saat flexi ini lengan atas terasa nyeri?


2. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?
3. Apa saja bagian-bagian dari region antebrachii?
4. Apa penyebab dan gejala sindrom kompartemen?
5. Bagaimana penangan terhadap sindrom kompartemen?
6. Apa saja vaskularisasi , inervasi, dan sistem limfatik dari regio brachii
dan antebrachii?

STEP 3

1. Karena mengalami dislokasi.karena mengalami inflamasi dank karena


terjadinya terkilir.Ada robekan pada otot.Karena fascia yang mengelilingi
kompartemen tidak bisa mnegembang perdarahan atau pembengkakan tersebut
meningkatkan tekana didalam kompartemen sehingga aliran dara ke
kompartemen terhambat
2. Eksitasi , kopling,kontraksi, dan relaksasi.
3. Tulang ulna dan tulang radius. Kompartemen Volar superfisial.kompartemen
volar profunda.kompartemen dorsal.kompartemen lateral.Pembuluh darah arteri
axilaris, arteri profunda brachii , arteri kolateralis ulnaris proklsimilaris, arteri
kolateralis ulnaris distal.
4. Disebabkan oleh cidera yang menyebabkan pendarahan atau pembengkakkan di
dalam kompartemen.gejalanya bisa muncul tiba tiba atau bertahap. Karena
fascia yang mengelilingi kompartemen tidak bisa mengembang, perdarahan atau
pembengkakan tersebut meningkatkan tekanan di dalam kompartemen,
sehingga aliran darah ke kompartemen menjadi tersumbat. penyebab nya
adanya patah tulang pada bagian kaki atau tangan. gejalanya bila otot
berkontraksi terasa nyeri (1) Pain (nyeri lokal), (2) Pallor (pucat bagian distal),
(3) Pulsessness (tidak ada denyut nadi, perubahan nadi, perfusi yang tidak baik
dan CRT>3 detik pada bagian distal kaki), (4) Paraestesia (tidak ada sensasi),
(5) Paralysis (kelumpuhan tungkai).
5. Pertama di beri obat pereda nyeri selanjutnya pasienndiberikan oksigen bila
kersulitan berbafas

Ringan : mngompres area yang nyeri dengan air es,menjalani terapi fisik, dan
mengistirahatkan extremitas yang mengalami sindrom kompartemen

penanganan sindrom kompartemen yang parah di perlukan operasi darurat

6. Regio antebrachii (humerus. Vascularis: m.arteriae brachialis dan vena


cepalica,Inervasi :m.kutaneus brachii posterior vaskularis

STEP 4

1. Extremitas atas : alat pergerakan bagian atas.


Origo : banyak gerak sedangkan. Bagian ujung otot
Insersio: terbatas
Region deltoidea, region cubitis, region brachii, region antebrachii
Os : scapula humerus radius ulna dan carpal klavikula.
Gelang bahu : scapula klavikula
Region brachii : humerus
Region antebrachii : radius dan ulna
Carpal :
meta carpal,palanges
Regio brachii :
 Otot : bisep dan trisep
M. biseps brachii,
M. coracobrachialis,
M. brachialis,
M. trisep brachii,
M. anconeus
 Saraf : N.radialis, N.ulnaris, N.medianus, N.musculotaneus, N.axillaris,N.
cutaneous,N.brachii medialis, N. plexus brachialis
 Pembuluh darah : A . profunda brachii A. collateralis media - A.
collateralis radialis A. collateralis ulnaris superior A. collateralis ulnaris
inferior
2. Mekanisme kontraksi otot:
a. Pelepasan asetilkolin neurotransmitter dipicu oleh impuls saraf yang
mencapai ujung saraf motoric
b. Asetilkolin melewati celah saraf otot dan mengikat reseptor asetilkolin dari
serat otot.
c. Rangsangan reseptor memicu impuls di sekitar sarkolema yang berada di
tubulus T dan yang menuju kantong retikulum sarkoplasma
d. Dari kantong tersebut, kalsium dihasilkan dan segera menuju ke
sarkoplasma. Di dalam miofilamen tipis yang ada di sarkoplasma, kalsium
mengikat molekul troponin.
e. Pergeseran miofilamen tipis menimbulkan molekul tropomiosin yang
mempengaruhi situs aktif aktin.
f. Jembatan miofilamen memberikan energi kepada jembatan miosin. Energi
ini digunakan untuk menarik miofilamen tipis.
g. Adenosin trifosfat mengulangi siklus ini terus-menerus.
Filamen seluruh otot memendek ketika filamen melewati miofilamen yang
tebal.
3. Bagiann-bagian dari region antebrachii:
 otot : m. extensor digiti minimi, m extensor carpi ulnaris, m. extensor
digitorum
 saraf:
 pembuluh darah:
6. Vaskularisasi : pendarahan
Inervasi : persyarafan
Sistem limfatik : aliran limfe

MIND MAP

Regio
(deltoidea,
brachii,
antebrachii)
Ossa
Sistem (scapula,
limfatik klavikula,
humerus,
radius, ulna)

Ekstremitas
Superior

Vaskularisasi Inervasi

Musculus
(origo dan
insersio)

STEP 5

Sasaran belajar :

1. Jelaskan pergerakan ektremitas superior dihubungkan dengan :


 Otot yang berperan serta origo dan insersio dan fungsinya
 Jenis persendianya apa
 Tulang tulang penyususnnya apa
 Jaringan ikat
 Saraf
 Vaskularisasi
Disertai gambar dan difahami definisi perkata !

STEP 6

Belajar mandiri

STEP 7

A. Otot yang berperan serta origo dan insersio dan fungsinya

Gambar 1.1 Musculus Extermitas Superior


a. Scapula
Dua musculus paling superfisial di bahu adalah musculus trapezius dan
musculus deltoideus. Bersama-sama. keduanya membentuk kontur khas pada
bahu:
• Trapezius melekatkan scapula dan clavicula ke truncus.
• Deltoideus melekatkan scapula dan clavicula ke humerus.
Trapezius dan deltoideus sama-sama melekat ke permukaan dan tepi
spina scapulae, acromion, dan clavicula yang berlawanan dan struktur ini
dapat diraba di antara perlekatan trapezius dan deltoideus.
Table 1.1 Musculi regio deltoidea

Musculus Origo Insertio Fungsi


Trapezius Linea nuchae Margo superior Elevator kuat scapula;
superior, spina scapulae, rotasi scapula saat
protuberantia acromion, tepi abduksi humerus
occipitalis externa, posterior 1/3 diatas di bidang
tepi medial lateral clavicula horizontalis; sabut-
ligamentum nuchae, sabut medius
processus spinosus membuat retraksi
CVII sampai TXII scapula; sabut-sabut
dan ligamenta inferior membuat
supraspinalia yang depresi scapula
terkait
Deltoideus Margo inferior crista Tuberositas Abduktor utama
spina scapulae, deltoidea brachium (abduksi
margo lateralis humeri brachium pada awal
acromion, tepi 15° dilakukan oleh
anterior 1/3 lateral supraspinatus); sabut-
clavicula sabut posterior
membantu extensi
brachium
Levator Processus transversus Facies posterior Elevasi scapula
scapulae
veterbrae CI dan CII margo medialis
dan tuberculum scapulae dari
posterius processus angulus
transversus vertebrae superior sampai
CIII dan CIV pangkal spina
scapulae
Rhomboideus Tepi bawah Facies posterior Elavasi dan retraksi
minor ligamentum nuchae margo medialis scapula
dan processus scapulae pada
spinosus CVII sampai pangkal spina
TI scapulae
Rhomboideus Processus spinosus Facies posterior Elavasi dan retraksi
major vetebrae TII sampai margo medialis scapula
TV dan ligamenta scapulae dari
supraspinalia yang pangkal spina
ada diantaranya scapulae sampai
angulus inferior
Latissimus Proses spinous dari Intertuberkular Memperluas,
dorsi T7-T12, alur humerus menambahkan, dan
torakolumbar memutar humerus
fascia, iliac crest, dan secara medial
inferior tiga atau bahu
empat
Tulang iga

Table 1.2 Musculi regio scapularis posterior

Musculus Origo Insertio Fungsi


Supraspinatus 2/3 medial fossa Sisi paling Musculus rotator
supraspinata scapulae superior pada cuff; inisiasi abduksi
dan fascia profundus tuberculum brachium sampai 15°
yang menutupi majus humeri pada sendi
musculus glenohumeralia
Infraspinatus 2/3 medial fossa Sisi medius Musculus rotator
infraspinata scapulae pada facies cuff; rotasi lateral
dan fascia profund posterior brachium pada sendi
tuberculum glenohumeralia
majus humeri
Teres minor 2/3 superior jalur Sisi inferior Musculus rotator
mendatar tulang pada pada facies cuff; rotasi lateral
facies posterior posterior brachium pada sendi
scapulae yang tuberculum glenohumeralia
langsung berdekatan majus humeri
dengan margo
lateralis scapulae
Teres major Area oval yang Crista tuberculi Rotasi medial extensi
memanjang pada minoris pada brachium pada sendi
facies posterior facies anterior glenohumeralia
angulus inferior humeri
scapulae
Caput longum Tuberculum Tendo insertio Extensi antebrachium
musculus infraglenoidale bersama dengan pada sendi cubiti;
triceps brachii scapulae caput mediale adduktor dan extensor
dan laterale tambahan brachium
pada olecranon pada sendi
ulnae glenohumeralia
Gambar 1.2 Otot Bekerja di Bahu

b. Axilaris
Table 1.3 Musculi dari dinding anterior regio axillaris

Musculus Origo Insertio Fungsi


Pectoralis Pars clavicularis- Crista tuberculi Flexi, adduksi, dan
major facies anterior bagian majoris humeri rotasi medial
separuh medial brachium pada sendi
clavisula; pars glenohumeralia; pars
sternocostalis-facies clavicularis-flexi
anterior sternum; 7 brachium yang
tulang rawan costae extensi; pars
yang pertama; ujung sternocostalis-extensi
sternal costa 6; brachium yang flexi
aponeurosis obliquus
externus abdominis
Subclavius Costa I pada batas Sulcus pada Mendorong ujung
antara costa dan facies inferior bahu ke bawah;
tulang rawan costa 1/3 tengah mendorong clavicula
clavicula ke medial untuk
stabilisasi sendi
sternoclavicularis
Pectoralis Facies anterior dan Processus Mendorong ujung
minor margo superior costae coracoideus bahu kebawah;
3-5 dan dari fascia scapulae (margo protaksi scapula
profundus di atas medialis dan
spatia intercostales facies superior
yang terkait

Table 1.4 Musculi dinding medial regio axillari

Musculus Origo Insertio Fungsi


Serratus Facies lateralis 8-9 Facies costalis Protaksi dan rotasi
anterior costae teratas dari margo medialis scapula; menjaga
fascia profundus scapulae margo medialis dan
diatas spatia angulus inferior
intercostales yang scapulae yang
terkait berhadapan dengan
dinding cavitas
thoracis

Table 1.5 Musculi dinding lateral dan posterior regio axillari

Musculus Origo Insertio Fungsi


Subscapularis 2/3 medial fossa Tuberculum Musculi rotator cuff;
subscapularis minus humeri rotasi medial
brachium pada sendi
glenohumeralia
Teres major Area oval yang Crista tuberculi Rotasi medial dan
memanjang pada minoris pada extensi brachium
facies posterior facies anterior pada sendi
angulus inferior humeri glenohumeralia
scapula
Latissimus Processus spinosus 6 Dasar sulcus Adduksi, rotasi
dorsi vertebrae thoracicae intertubercularis medial, dan extensi
terbawah dan brachium pada sendi
ligamenta glenohumeralia
interspinalia yang
terkait; melalui fascia
thoraculumbalis
menuju processus
spinosus vertebrae
lumbales, ligamenta
iterspinalia yang
terkait, dan crista
ilaca; 3-4 costae
terbawah
Caput longum Tuberculum Tendo insertio Extensi antebrachium
musculus infraglenoidale bersama dengan pada sendi cubiti;
triceps brachii scapulae caput mediale adduktor dan extensor
dan laterale tambahan brahcium
pada olecranon pada sendi
ulnae glenohumeralia
Gambar 1.3 Dinding posterior regio axillaris

Gambar 1.4 Batasan dan Fitur dari Axilla

Table 1.6 Musculi yang memiliki bagian yang leawat melalui regio axillari

Musculus Origo Insertio Fungsi


Biceps brachii Caput Tuberositas Flexor kuat
longum¬tuberculum radii antebrachium pada
supraglenoidale sendi cubiti dan
scapulae; caput breve supinator
—apex dari antebrachium; flexor
processus tambahan brachium
coracoideus pada sendi
glenohumeralia
Coracobrachiali Apex dari processus Daerah kasar Flexor brachium
s coracoideus berbentuk garis pada sendi
pada sisi glenohumeralia;
medial adduksi brachium
pertengahan
corpus humeri

c. Brachium

Table 1.7 Musculi kompartemen anterior brachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Coracobrachiali Apex processus Daerah kasar Flexor brachium
s coracoideus berbentuk garis pada sendi
pada sisi glenohumeralia;
medial
pertengahan
corpus humeri
Biceps brachii Caput longum- Tuberositas Flexor kuat
tuberculum radii antebrcahium pada
supraglenoidale sendi cubiti dan
scapulae; supinator
caput breve-apex antebrahcium; flexor
processus tambahan brachium
coracoideus pada sendi
glenohumeralia
Brachialis Aspectus anterior Tuberositas Flexor kuat
humeri (facies ulnae antebrahcium pada
medialis dan sendi cubiti
lateralis) dan septum
intermusculare di
dekatnya

Table 1.8 Musculi kompartemen posterior brachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Triceps Caput longum- Olecranon Extensi antebrachium
brachii tuberculum pada sendi cubiti.
infraglenoidale caput longum juga
scapulae; caput dapat melakukan
mediale-facies extensi dan adduksi
posterior humeri; pada sendi
caput lateralefacies glenohumeralia
posterior humeri

 Fossa Cubitis
Adalah daerah penting peralihan antara brachium dan antebrachium.
Struktur ini berlokasi di anterior dari sendi cubiti dan merupakan
cekungan berbentuk segitiga yang terbentuk di antara dua musculus
antebrachium:
- Musculus brachioradialis yang berasal dari crista supraepicondylaris
lateralis humeri
- Musculus pronator teres yang berasal dari epicondylus medialis
humeri
Basis segitiga adalah garis horizontalis imajiner antara epicondylus
medialis dan lateralis. Dasar fossa dibentuk terutama oleh musculus
brachialis.

Isi utama fossa cubitalis, dari lateral ke medial, adalah:

• tendo musculus biceps brachii,


• arteria brachialis, dan
• nervus medianus
d. Antebrachium
a. Anterior
o Lapisan superficialis
Keempat musculus di lapisan superficialis-flexor carpi ulnaris,
palmaris longus, flexor carpi radialis, dan pronator teres memiliki
origo bersama di epicondylus medialis humeri, dan, kecuali pronator teres,
meluas ke distal dari antebrachium masuk ke manus.

Table 1.9 Lapisan superficialis musculi pada kompartemen anterior


antebrachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Flexor carpi Caput humerale- Tulang Flexi dan adduksi
ulnaris epicondylus medialis pisiforme, dan sendi radiocarpea
humeri; caput ulnare- kemudian
olecranon dan margo melalui
posterior ulnae ligamentum
pisohamatum
dan ligamentum
pisometacarpeu
m ke dalam
hamatum dan
basis
metacarpalis V
Palmaris Epicondylus medialis Aponeurosis Flexi sendi
longus (tidak humeri palmaris manus radiocarpea; karena
muncul pada aponeurosis palmaris
15% dari melekatkan kulit
populasi) manus, kontraksi
musculus akan
melawan gaya
robekan saat
menggenggam
Flexor carpi Epincondylus Basis Flexi dan abduksi
radialis medialis humeri metacarpalis II carpus
dan III
Pronator teres Caput humerale- Daerah kasar Pronasi
epicondylus medialis pada facies
humeri dan crista lateralis,
supraepicondylaris di pertengahan
dekatnya; caput corpus radii
ulnare-sisi medial
processus
coronoideus
Gambar 1.5 Lapisan Superficialis Musculi Antebrachium A.
Musculi superficialis (retinaculum flexorum tidak di tampakkan).
B. Musculus flexor carpi Ulnaris.

o Lapisan antara/intermedia
Satu-satunya musculus di lapisan antara/intermedia kompartemen
anterior antebrachium adalah musculus flexor digitorum superficialis.

Table 1.10 Lapisan antara/intermedia musculi pada kompartemen anterior


antebrachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Flexor Caput humeroulnare- Empat tendo, Flexi sendi
digitorum epicondylus medialis yang melekat interphalangeae
superficialis humeri dan tepi pada facies proximales dari index,
processus palmaris digitus medius, digitus
coronoideus di phalanx media annularis, dan digitus
dekatnya; caput index, digitus minimus; juga dapat
radiale- linea obliqua medius, digitus melakukan flexi sendi
radii annularis, dan metacarpophalangeales
digitus minimus digiti yang sama dan
sendi radiocarpea

o Lapisan profundus
Ada tiga musculus profundus di kompartemen anterior antebrachium
flexor digitorum profundus, flexor pollicis longus, dan pronator
quadratus.

Table 1.11 Lapisan profundus musculi pada kompartemen anterior


antebrachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Flexor Facies anterior dan Keempat Flexi sendi
digitorum medialis ulnae dan rendines, yang interphalangeales
profundus bagian separuh melekat ke distalis dari index,
medial dari facies palmaris digitus medius, digitus
membrana interossea phalanx distalis annularis, dan digitus
dari index, minimus; juga dapat
digitus medius, memflexikan sendi
digitus metacarpophalangeales
anullaris, dan pada digiti yang sama
digitus minimus dan sendi radiocarpalis
Flexor Facies anterior radii Facies palmaris Flexi sendi
pollicis dan separuh radialis basis phalangis interphalangeales
longus dari membrana distalis dari pollex; juga dapat
interossea pollex memflexikan sendi
metacarpophalangeales
dari pollex
Pronator Crista linier pada Facies anterior Pronasi
quadratus facies anterior bagian distal
bagian distal dari dari radius
ulna

b. Posterior
Musculi di kompartemen ini terkait dengan:
• gerak sendi radiocarpea
• extensi digiti dan pollex,
• supinasi.
o Lapisan superficialis
Tujuh musculus lapisan superficialis adalah brachioradialis, extensor
carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis. extensor
digitorum, extensor digiti minimi, extensor carpi ulnaris, dan
anconeus. Semuanya memiliki origo bersama dari crista
supraepicondylaris dan epicondylus lateralis humeri dan, kecuali
brachioradialis dan anconeus, meluas sebagai tendo dan masuk ke manus.

Table 1.12 Lapisan superficialis musculi pada kompartemen posterior


antebrachium

Musculus Origo Insertio Fungsi


Brachioradialis Bagian proximal Facies lateralis Flexor tambahan
crista ujung distal sendi cubiti saat
supraepicondylaris radius antebrachium dalam
lateralis humeri dan posisi setengah
septum pronasi
intermusculare di
dekatnya
Extensor carpi Bagian distal crista Facies dorsalis Extensi dan adduksi
radialis longus supraepicondylaris basis carpus
lateralis humeri dan metacarpalis II
septum
intermusculare di
dekatnya
Extensor carpi Epicondylus lateralis Facies dorsalis Extensi dan adduksi
radialis brevis humeri dan septum basis carpus
intermusculare di metacarpalis II
dekatnya dan basis
metacarpalis III
Extensor Epicondylus lateralis Empat tendines, Extensi index, digitus
digitorum humeri dan septum yang berisertio medius digitus
intermusculare di melalui veginae annularis, dan digitus
dekatnya dan fascia tendinum minimus; juga dapat
profundus musculorum extensi carpus
extensorum
menuju
aspectus
dorsalis basis
phalangis
medius dan
basis phalangis
distalis index,
digitus
annularis dan
digitus minimus
Extensor digiti Epicondylus lateralis Vagina tendo Extensi digitus
minimi humeri dan septum musculorum minimus
intermusculare di extensorum
dekatnya bersama digitus minimus
dengan extensor
digitorum
Extensor carpi Epicondylus lateralis Tuberculum Extensi dan adduksi
ulnaris humeri dan margo pada sisi medial carpus
posterior ulnae basis
metacarpalis V
Anconeus Epicondylus lateralis Olecranon dan Abduksi ulna saat
humeri bagian proximal pronasi; extensor
facies posterior tambahan sendi
ulnae cubiti

Gambar 1.5 Lapisan Superficialis


Musculi pada Kompartemen Posterior
Antebrachium A. Musculus
brachioradialis (pandangan anterior).
B. Musculi superfcialis (pandangan
posterior).

o Lapisan profundus
Lapisan profundus kompartemen posterior antebrachium terdiri atas
lima musculus: supinator, abductor pollicis longus, extensor pollicis
brevis, extensor pollicis longus, dan extensor indici.
Tiga dari musculi ini abductor pollicis longus. extensor pollicis brevis,
dan extensor pollicis longus muncul di antara tendo extensor digitorum
dan extensor carpi radialis brevis pada lapisan superficialis dan menuju
pollex.
Dua dari tiga musculus yang "muncul ke permukaan" ini (abductor
pollicis longus dan extensor pollicis brevis) membentuk pembuncitan
muscular yang khas di permukaan posterolateralis antebrachium.

Musculus Origo Insertio Fungsi


Supinator Bagian superficialis- Facies lateralis Supination
epicondylus lateralis radii, superior
humeri, ligamentum dari linea
collaterale radiale obliqua radii
dan ligamentum yang terletak di
anulare; bagian anterio
profunduscrista
musculi supinatoris
ulnae
Abductor Facies posterior Sisi lateral basis Abduksi sendi
pollicis longus ulnae dan facies metacarpalis I carpometacarpales
posterior radii (distal pollex; extensor
dari perlekatan tambahan pollex
supinator dan
anconeus), dan
membrana interossea
yang terkait
Extensor Facies posterior radii Facies dorsalis Extensi sendi
pollicis brevis (distal dari abductor basis phalangis metacarpophalangea
pollicis longus) dan proximalis pollex; juga dapat
membrana interossea pollex extensi sendi
di dekatnya carpometacarpales
pollex
Extensor Facies posterior Facies dorsalis Extensi sendi
pollicis longus ulnae (distal dari basis phalangis interphalangea
abductor pollicis distalis pollex pollex; juga dapat
longus) dan extensi sendi
membrana interossea carpometacarpales
di dekatnya dan sendi
metacarpophalangea
pollex
Extensor Facies posterior Vagina tendo Extensi index
indicis ulnae (distal dari muscularum
extensor extensorum
pollicis longus) dan index
membrana interossea
di dekatnya

c. Manus

Musculus Origo Insertio Fungsi


Palmaris Aponeurosis Dermis kulit Meningkatkan daya
brevis palmaris dan pada tepi genggaman
retinaculum medial manus
flexorum
Interossei Sisi-sisi metacarpi Vaginae Abduksi index, digitus
dorsales yang berdekatan tendinum medius, dan digitus
(empat musculorum annularis pada sendi
musculus) extensorum metacarpophalangeales
dan basis
phalangis
proximalis
index, digitus
medius, dan
digitus
annularis
Interossei Sisi-sisi metacarpi Vaginae Adduksi pollex,
palmares tendinum index digitus annularis,
(empat musculorum dan digitus minimus
musculus) extensorum pada sendi
pollex, index, metacarpophalangeales
digitus
annularis, dan
digitus
minimus dan
phalanx
proximalis
pollex
Adductor Caput transversum Basis Adduksi pollex
policis metacarpale III; phalangis
caput proximalis dan
obliquumcapitatum vagina tendo
dan basis musculorum
metacarpalis II dan extensorum
III pollex
Lumbricales Tendines flexor Vaginae Flexi sendi
(empat digitorum profundus tendinum metacarpophalangeales
musculus) musculorum sambil extensi sendi
extensorum interphalangeales
index, digitus
medius
medius,
digitus
annularis, dan
digitus
minimus
Musculi thenar
Opponens Tuberculum ossis Tepi lateral Rotasi pollex ke medial
pollicis trapezii dan dan facies
retinaculum palmaris
flexorum metacarpale I
di dekatnyaa
Abductor Tuberculum ossis Phalanx Abduksi pollex pada
pollicis brevis scaphoidei dan proximalis dan sendi
tuberculum ossis vagina tendo metacarpophalangeales
trapezii dan musculorum
retinaculum extensorum
flexorum pollex
Flexor Tuberculum ossis Phalanx Flexi pollex pada sendi
pollicis brevis trapezii dan proximalis metacacarpophalangeales
retinaculum pollex
flexorum
Musculi hypothenar
Opponens Hamulus ossis Aspectus Rotasi
digiti minimi hamati dan medialis metacarpale V ke lateral
retinaculum metacarpale V
flexorum
Abductor Pisiforme, Phalanx Abduksi digitus minimus
digiti minimi ligamentum proximalis pada sendi
pisohamatum, dan digitus metacarpophalangeales
tendo flexor carpi minimus
ulnaris
Flexor digiti Hamulus ossis Phalanx Flexi digitus
minimi brevis hamati dan proximalis minimus pada sendi
retinaculum digitus metacarpophalangeales
flexorum minimus

B. Jenis persendian
1. Humerus
Ada tiga sendi pada kompleks bahu yaitu sendi sternoclavicularis,
sendi acromioclavicularis, dan sendi glenohumeralia.
Sendi sternoelavicularis dan sendi acromioclavicularis
menghubungkan kedua tulang gelang bahu satu sama lain dan pada truncus.
Kombinasi gerakan pada kedua sendi ini memungkinkan scapula ditempatkan
dalarn berbagai posisi terhadap dinding cavitas thoracis, yang secara
substansial dapat meningkatkan jangkauan extremitas superior. sendi
glenohumeralia (sendi bahu) adalah persendian antara humerus lengan atas
dan scapula.
Sendi sternoclavicularis
Sendi sternoclavicularis terbentuk di antara ujung proximal clavicula
dan incisura ciavicularis dari manubrium sterni bersama dengan bagian kecil
dari tulang rawan costa I. Sendi ini adalah sendi synovialis dan berbentuk
pelana. Sendi sternoclavicularis memungkinkan gerak clavicula, terutama
pada bidang anteroposterior dan verticalis, walaupun rotasi kadang kala juga
terjadi.
Sendi sternoclavicularis dikelilingi oleh capsula articularis dan
diperkuat oleh empat ligament (Ligamentum sternoclaviculare anterius dan
ligamentum sternoclaviculare posterius, Ligamentum interclaviculare,
Ligamentum costoclaviculare).
Gambar 2.1 Sendi sternoclavicularis

Sendi acromioclavicularis
Sendi acromioclavicularis adalah sendi synovialis kecil di antara facies
ovalis pada permukaan medial acromion dan facies yang serupa pada ujung
acromial clavicula. Sendi ini memungkinkan gerak di bidang anteroposterior
dan verticalis, juga sedikit rotasi axial. Sendi acromioclavicularis dikelilingi
oleh capsula articularis dan diperkuat oleh : ligamentum acromioclaviculare
dan ligamentum coracoclaviculare.

Gambar 2.1 Sendi acromioclavicularis


Sendi glenohumeralia
Sendi glenohumeralia adalah sendi synovialis jenis ball and socket
antara caput humeri dan cavitas glenoidalis scapulae. Sendi ini adalah sendi
multiaxial dengan jangkauan gerak yang luas namun membahayakan stabilitas
skeletal. Stabilitas sendi dijaga oleh musculi manset rotator/rotator cuff, caput
longum biceps brachii, processus tulang yang terkait, dan ligamentum
extracapsularia. Permukaan sendi glenohumeralia terdiri atas caput humeri
yang besar dan bulat serta cavitas glenoidalis scapulae yang kecil.

Gambar 2.1 Facies articularis


sendi glenohumerale
Gambar 2.2 Membran
synovial dan capsula sendi
glenohumerale

Gambar 2.3 Capsula


sendi glenohumerale
dextra

2. Sendi Cubiti
Sendi cubiti adalah sendi kompleks yang melibatkan tiga sendi yang
terpisah, yang memiliki suatu cavitas synovialis bersama.
Sendi-sendi antara incisura trochlearis ulnae dan trochlea humeri dan
antara capitulum radii dan capitulum humeri adalah yang terutama terlibat
dalam flexi dan extensi antebrachium pada brachium, seperti engsel, dan,
bersama-sama, merupakan sendisendi utama pada sendi cubiti.
Membrana synovialis berasal dari tepi-tepi cartilago articularis dan
melapisi fossa radialis, fossa coronoidea. fossa olecrani, permukaan dalam
capsula articularis, dan permukaan medial trochlea.
Membrana synovialis dipisahkan dari membrana fibrosum capsula
articularis oleh bantalan-bantalan lemak di daerah yang menutupi fossa
coronoidea, fossa olecrani, dan fossa radialis. Bantalan-bantalan lemak ini
mengakomodasi processus-processus tulang yang terkait selama extensi dan
flexi cubitus.
Membrana fibrosum capsula articularis terletak di atas membrana
synovialis, membungkus sendi, dan melekatkannya pada epicondylus medialis
dan tepi-tepi fossae olecrani, coronoidea dan radialis humeri. Membrana
fibrosum capsula articularis menebal di medial dan lateral untuk membentuk
ligamenta collateralia, yang menopang gerak flexi dan extensi sendi cubiti.
Selain itu. permukaan external capsula articularis diperkuat di lateral,
sehingga struktur ini membelenggu capitulum radii melalui suatu ligamentum
anulare radii yang kuat. Meskipun ligamentum ini menyatu dengan
membrana fibrosum capsula articularis pada sebagian besar regio, kedua
struktur ini berpisah di posterior. Ligamentum anulare radii juga menyatu
dengan ligamentum collaterale radiale.
Gambar 2.4 Komponen
Sendi Cubiti

Gambar 2.4 Membran Synovial & Ligamenta Sendi Cubiti


3. Antebrachium
Sendi radioulnaris distalis
Sendi radioulnaris distalis terdapat di antara facies articularis
capitulum ulnae, dengan incisura ulnaris pada ujung radius, dan dengan
discus articularis fibrosum, yang memisahkan sendi radioulnaris dari
sendi radiocarpea.
Gambar 2.5 Sendi
Radioulnaris Distal

4. Manus
Sendi radiocarpea
Sendi radiocarpea adalah sendi synovialis antara ujung distal radius
dan discus articularis yang menutupi ujung distal ulna. dengan
scaphoideum, lunatum, dan triquetrum
Sendi radiocarpea memungkinkan gerak di sekitar dua axis/ sumbu.
Manus dapat abduksi, adduksi, flexi, dan extensi pada sendi
radiocarpea ini..
Capsula articularis sendi radiocarpea diperkuat oleh ligamenta
radiocarpale palmare. ulnocarpale palmare, dan radiocarpale dorsale.
Selain itu. ligamenta collaterale carpi radiale dan ulnare membentangi
jarak antara processus styloideus radii dan ulnare dan tulang-tulang
carpale di dekatnya.
Ligamenta ini memperkuat sisi medial dan lateral sendi
radiocarpea dan menopang sendi selama flexi dan extensi.
Sendi carpi
Sendi synovialis antara tulang-tulang carpale berbagi sebuah
cavitas articularis bersama.
Meskipun gerak sendi carpi (sendi intercarpales) terbatas, sendi ini
berperan dalam rnemposisikan manus pada saat abduksi, adduksi, flexi,
dan khususnya, extensi.
Sendi carpometacarpales
Ada lima sendi carpometacarpales antara metacarpi dan baris distal
tulang-tulang carpale yang terkait.
Sendi sellaris, antara metacarpale I dan trapezium, memberi
jangkauan gerak yang luas pada pollex yang tidak didapatkan pada
digiti lainnya. Gerak sendi carpometacarpales adalah flexi, extensi,
abduksi, adduksi, rotasi, dan circumduksi.
Gerak sendi carpometacarpales antara metacarpale II sampai V dan
tulang-tulang carpale jauh lebih sedikit daripada sendi
carpometacarpales pollex, yang hanya memungkinkan untuk gerak
meluncur yang terbatas. Ke medial. gerak sendi-sendi makin
bertambah, sehingga metacarpale V meluncur pada derajat yang
terbesar.
Sendi metacarpophalangeales
Sendi-sendi antara caput metacarpi di bagian distal metacarpi
dengan phalanges proximalis digiti merupakan sendi condylaris yang
memungkinkan flexi, extensi, abduksi, adduksi, circumduksi, dan rotasi
terbatas. Capsula articularis tiap sendi diperkuat oleh ligamentum
palmaria dan oleh ligamenta collaterale mediale dan laterale.
Sendi interphalangeales manus
Sendi interphalangeales manus adalah sendi ginglymus yang
terutama memungkinkan gerak flexi dan extensi. Struktur ini diperkuat
oleh ligamenta collaterale mediale dan laterale dan ligamenta palmaria.
Gambar 2.6 LIgamenta Manus Palmar

Gambar 2.7 LIgamenta Manus Dorsal


Table 2.1 Ringkasan Sendi-Sendi Extermitas Superior

Sendi-Sendi Extermitas Superior


Sendi clavicula medial (Articulatio Sendi pergelangan tangan proximal
sternoclavicularis) : Sendi peluru (Articulatio radiocarpalis) : Sendi
condyloid
Sendi clavicula lateral (Articulatio Sendi pergelangan tangan distal
acromioclavicularis) : Sendi luncur (Articulatio mediocarpalis) : Sendi
(bekerja dengan sendi medial sebagai engsel yang saling mengunci
sendi peluru) (bekerja dengan sendi proximal
sebagai sendi condyloid)
Sendi bahu (Articulatio humeri): Sendi Sendi pergelangan tangan (atau
peluru carpal) dan metacarpal
(Articulationes intercarpales,
Articulationes carpometacarpales,
Articulationes intermetacarpales):
amphiarthrosis, kecuali sendi
carpometacarpal ibu jari (Articulatio
carpometacarpalis pollicis) : Sendi
pelana
Sendi siku (Articulatio cubiti): sendi Sendi metacarpophalangea
gabungan, terdiri dari: (Articulationes
- Sendi humeroulnar (Articulatio metacarpophalangeae) : Sendi
humeroulnaris): sendi engsel peluru
- Sendi humeroradial
(Articulatio humeroradialis): sendi
peluru
- Sendi radioulnar proximal
(Articulatio radioulnaris proximalis) :
sendi putar
Sendi radioulnar distal (Articulatio Sendi jari-jari medial dan distal
radioulnaris distalis) : Sendi putar (Articulations interphalangeae
manus) : Sendi engsel

C. Tulang-tulang penyusun
Ekstremitas atas terdiri dari empat segmen (Gambar 3.1):
 Bahu: segmen proksimal tungkai yang tumpang tindih dengan bagian batang
tubuh (dada dan punggung) dan leher lateral bawah. Ini termasuk regio
pectoral, scapular, dan lateral supra-clavicular dan dibangun di atas setengah
dari korset dada. Korset dada (bahu) adalah cincin tulang, tidak lengkap di
posterior, dibentuk oleh skapula dan klavikula dan diselesaikan di anterior
oleh manubrium dari sternum (bagian dari kerangka aksial).
 Lengan (L. brachium): segmen pertama dari ekstremitas atas yang bebas
(bagian yang lebih mobile dari ekstremitas atas tidak bergantung pada
batang tubuh) dan segmen terpanjang dari ekstremitas. Ini meluas di antara
dan menghubungkan bahu dan siku dan berpusat di sekitar humerus.
 Lengan bawah (L. antebrachium): segmen terpanjang kedua dari
ekstremitas. Ini meluas antara dan menghubungkan siku dan pergelangan
tangan dan berisi ulna dan jari-jari.
 Tangan (L. manus): bagian ekstremitas atas distal lengan bawah yang
terbentuk di sekitar karpus, metakarpus, dan falang. Ini terdiri dari
pergelangan tangan, telapak tangan, punggung tangan, dan jari-jari
(termasuk ibu jari yang berlawanan) dan kaya akan ujung sensorik untuk
sentuhan, nyeri, dan suhu.

Gambar 3.1 Regio


dan Bones Extermitas
Superior Anterior
Korset dada (bahu) dan tulang dari bagian bebas dari ekstremitas atas
membentuk kerangka apendikuler superior. Kerangka apendikuler superior
berartikulasi dengan kerangka aksial hanya pada sendi sternoklavikularis,
memungkinkan mobilitas yang baik. Klavikula dan skapula dari korset dada
(bahu) didukung, distabilkan, dan digerakkan oleh otot axioappendicular yang
menempel pada tulang rusuk, sternum, dan vertebra yang relatif tetap dari
kerangka aksial.
Gambar 3.1 Extermitas Superior Anterior
1. Clavicula

Gambar 3.3
Os Clavicula

Clavicula (tulang selangka) menghubungkan ekstremitas atas ke batang


tubuh (Gambar 3.3). Dua pertiga medial dari batang klavikula cembung di
anterior, sedangkan sepertiga lateral diratakan dan cekung di anterior.
Lengkungan ini meningkatkan ketahanan klavikula dan membuatnya tampak
seperti huruf kapital S.
- Berfungsi sebagai penyangga yang dapat digerakkan, seperti derek
(penyangga kaku) dari mana skapula dan tungkai bebas digantung,
menjauhkan mereka dari batang sehingga tungkai memiliki kebebasan
gerak maksimum. Penyangga dapat digerakkan dan memungkinkan
skapula untuk bergerak di dinding toraks di "sendi scapulothoracic,"
meningkatkan jangkauan gerak anggota tubuh. Memperbaiki posisi
penyangga, terutama setelah peninggiannya, memungkinkan
pengangkatan tulang rusuk untuk mendapatkan inspirasi yang dalam.
- Membentuk salah satu batas tulang saluran cervicoaxillary (jalur antara
leher dan lengan), memberikan perlindungan pada ikatan neurovaskular
yang menyuplai ekstremitas atas.
- Mentransmisikan guncangan (benturan traumatis) dari ekstremitas atas ke
kerangka aksial.
Meski ditetapkan sebagai tulang panjang, klavikula tidak memiliki rongga
meduler (sumsum). Ini terdiri dari tulang spons (trabekuler) dengan cangkang
dari tulang kompak. Permukaan superior klavikula, terletak jauh di dalam
kulit dan otot platysma (G. flat plate) di jaringan subkutan halus. Permukaan
inferior klavikula kasar karena ligamen kuat mengikatnya ke tulang rusuk
pertama di dekat ujung sternalnya dan menahan skapula dari ujung
akromialnya. Tuberkulum konoid, di dekat ujung akromial dari klavikula
(Gambar 3.3), melekat pada ligamentum konoid, bagian medial dari
ligamentum korakoklavikularis tempat sisa ekstremitas atas digantung secara
pasif dari klavikula. Juga, di dekat ujung akromial dari klavikula adalah garis
trapesium, tempat ligamentum trapesium menempel; itu adalah bagian lateral
dari ligamentum korakoklavikularis. Alur subklavia (alur untuk subklavius) di
sepertiga medial dari poros klavikula adalah tempat perlekatan otot
subklavius. Lebih medial adalah impresi untuk ligamentum kostoklavikularis,
area oval yang kasar, sering tertekan, yang memberikan perlekatan pada
ligamen yang mengikat kosta ke-1 (L. costa) ke klavikula, membatasi elevasi
bahu.

Ujung acromial (lateral) clavicula bentuknya pipih, sedangkan ujung


sternal (medial) lebih menonjol dan menyerupai segi empat. Ujung acromial
clavicula memiliki facies ovalis kecil pada permukaannya untuk bersendi
dengan facies yang serupa pada permukaan medial acromion scapula. Ujung
sternal memiliki facies yang lebih besar untuk bersendi terutama dengan
manubrium sterni, dan juga sedikit dengan tulang rawan costa I. Permukaan
inferior sepertiga lateral clavicula memiliki tuberositas yang jelas, terdiri atas
tuberculum (tuberculum conoideum) dan permukaan yang kasar di lateral
(linea trapezoidea), untuk perlekatan struktur penting berupa ligamentum
coracoclaviculare.
Selain itu, permukaan dan tepi clavicula menjadi kasar karena adanya
perlekatan musculi yang menghubungkan clavicula pada thorax. regio
cervicalis, dan extremitas superior. Permukaan superior lebih halus
dibandingkan dengan permukaan inferior.

• Variasi Klavikula
Bentuk klavikula lebih bervariasi daripada kebanyakan tulang panjang
lainnya. Kadang-kadang, klavikula ditusuk oleh cabang saraf
supraklavikula. Klavikula lebih tebal dan lebih melengkung pada pekerja
manual, dan tempat perlekatan otot lebih jelas. Klavikula kanan biasanya
lebih kuat dan lebih pendek dari pada klavikula kiri.
• Garis bawah
Klavikula subkutan menghubungkan ekstremitas atas (kerangka
apendikuler superior) ke batang (kerangka aksial). Ini berfungsi sebagai
penyangga seperti derek yang dapat digerakkan dari mana skapula dan
tungkai bebas digantung pada jarak dari bagasi yang memungkinkan
kebebasan bergerak. Guncangan yang diterima oleh tungkai atas (terutama
bahu) ditularkan melalui klavikula, mengakibatkan fraktur yang paling
sering terjadi antara sepertiga tengah dan lateral. Klavikula adalah tulang
panjang pertama yang mengeras dan yang terakhir terbentuk sempurna.
2. Scapula
Gambar 3.5 Scapula Dextra
Scapula adalah tulang yang besar, pipih, dan berbentuk segitiga dengan :
 Tiga angulus (lateralis. superior, dan inferior);
• Tiga margo (superior, lateralis, dan medialis);
• Dua facies (costalis dan posterior);
• Tiga processus (acromion, spina, dan processus coracoideus)
Skapula (skapula) adalah tulang pipih segitiga yang terletak di aspek
posterolateral toraks, di atas rusuk ke-2-ke-7. Permukaan posterior cembung
skapula secara tidak merata dibagi oleh tonjolan tulang yang menonjol, tulang
belakang dari skapula, menjadi fosa supraspinous kecil dan fossa infraspinous
yang jauh lebih besar. Permukaan kosta yang cekung pada sebagian besar skapula
membentuk fossa subskapular yang besar. Permukaan tulang yang luas dari tiga
fossae menyediakan keterikatan untuk otot berdaging. Badan segitiga dari skapula
tipis dan tembus cahaya di superior dan inferior dari tulang belakang skapula;
meskipun batasnya, terutama yang lateral, agak lebih tebal. Tulang belakang
berlanjut ke lateral sebagai akromion datar yang meluas (G. akros, titik), yang
membentuk titik subkutan dari bahu dan berartikulasi dengan ujung akromial
klavikula. Tuberkulum deltoid pada tulang belakang skapularis menonjol yang
menunjukkan titik medial dari perlekatan deltoid. Tulang belakang dan akromion
berfungsi sebagai pengungkit untuk otot yang menempel, terutama trapezius.
Karena akromion adalah perpanjangan lateral dari skapula, sendi AC
ditempatkan di lateral massa skapula dan otot-otot yang menempel. Sendi
glenohumeral (bahu) tempat otot-otot ini beroperasi hampir secara langsung lebih
rendah daripada sendi AC; dengan demikian massa skapula seimbang dengan
tungkai bebas, dan struktur suspensi (ligamentum korakoklavikularis) terletak di
antara dua massa.
Secara superolateral, permukaan lateral skapula memiliki rongga glenoid (G.
socket), yang menerima dan berartikulasi dengan kepala humerus pada sendi
glenohumeral. Rongga glenoid dangkal, cekung, fossa oval (L. fossa ovalis),
diarahkan anterolateral dan sedikit superior, yang jauh lebih kecil dari bola
(kepala humerus) yang berfungsi sebagai soket. Proses coracoid seperti paruh
(seperti paruh gagak) lebih unggul daripada rongga glenoid dan menonjol secara
anterolateral. Proses ini juga menyerupai ukuran, bentuk, dan arah jari yang
tertekuk menunjuk ke bahu, buku jari yang menyediakan perlekatan inferior untuk
ligamentum korakoklavikular yang menopang pasif.
Skapula memiliki batas medial, lateral, dan superior serta sudut superior,
lateral, dan inferior. Ketika badan skapula berada dalam posisi anatomis, batas
medial tipis dari skapula berjalan sejajar dan kira-kira 5 cm lateral proses
spinosus dari vertebra toraks; oleh karena itu sering disebut batas vertebralis. Dari
sudut inferior, batas lateral dari skapula berjalan secara superolateral menuju
puncak ketiak; oleh karena itu sering disebut perbatasan ketiak. Perbatasan lateral
terdiri dari batang tebal tulang yang mencegah tekuk dari daerah bantalan stres
dari skapula. Batas lateral berakhir di sudut lateral yang terpotong dari skapula,
bagian paling tebal dari tulang yang menopang kepala skapula yang melebar.
Rongga glenoid adalah fitur utama kepala. Penyempitan dangkal antara kepala
dan tubuh membentuk leher skapula. Perbatasan superior dari skapula ditandai di
dekat persimpangan dua pertiga medialnya dan sepertiga lateral oleh takik
suprascapular, yang terletak di mana batas superior bergabung dengan basis dari
proses coracoid. Perbatasan superior adalah yang tertipis dan terpendek dari
ketiga perbatasan. Skapula mampu melakukan gerakan yang cukup besar pada
dinding toraks pada sendi fisiologis scapulothoracic, menyediakan dasar dari
mana ekstremitas atas beroperasi. Gerakan-gerakan ini, yang memungkinkan
lengan untuk bergerak bebas, dibahas nanti dalam bab ini dengan otot-otot yang
menggerakkan skapula.
• Garis bawah
Skapula membentuk dasar bergerak dari mana ekstremitas atas bebas
bekerja. Tulang pipih segitiga ini melengkung agar sesuai dengan dinding
toraks dan menyediakan area permukaan dan tepi yang luas untuk perlekatan
otot. Otot-otot ini (1) menggerakkan skapula pada dinding toraks di sendi
fisiologis scapulothoracic dan (2) meluas ke humerus proksimal yang menjaga
integritas dan menghasilkan gerakan pada sendi glenohumeral. Tulang
belakang dan akromionnya berfungsi sebagai pengungkit; akromion
memungkinkan skapula dan otot-otot yang melekat untuk ditempatkan secara
medial terhadap batang dengan sendi AC dan glenohumeral, sehingga
memungkinkan pergerakan lateral ke batang tubuh. Proses korakoidnya
adalah tempat perlekatan ligamentum korakoklavikularis yang secara pasif
menopang ekstremitas atas dan tempat perlekatan otot (tendon).
3. Humerus
Humerus (tulang lengan), tulang terbesar di ekstremitas atas, berartikulasi
dengan skapula pada sendi glenohumeral dan jari-jari serta ulna pada sendi siku.
Ujung proksimal humerus memiliki kepala, leher bedah dan anatomis, dan
tuberkel yang lebih besar dan lebih kecil. Kepala bola humerus berartikulasi
dengan rongga glenoid skapula. Leher anatomis humerus dibentuk oleh alur yang
mengelilingi kepala dan memisahkannya dari tuberkel besar dan kecil. Ini
menunjukkan garis perlekatan kapsul sendi glenohumeral. Leher bedah humerus,
tempat fraktur yang umum, adalah bagian sempit di distal kepala dan tuberkel.
Persimpangan kepala dan leher dengan batang humerus ditunjukkan oleh tuberkel
yang lebih besar dan lebih kecil, yang memberikan keterikatan dan pengungkitan
ke beberapa otot skapulohumeral. Tuberkulum mayor berada di tepi lateral
humerus, sedangkan tuberkulum kecil menonjol ke anterior dari tulang. Alur
intertuberkular (bicipital) memisahkan tuberkel dan menyediakan jalur terlindung
untuk tendon ramping dari kepala panjang otot bisep.
Batang (tubuh) humerus memiliki dua ciri yang menonjol: tuberositas deltoid
secara lateral, untuk perlekatan otot deltoid, dan alur radial miring (alur untuk
saraf radial, alur spiral) di posterior, di mana saraf radial dan arteri dalam lengan
terletak saat melewati anterior ke long dan di antara kepala medial dan lateral dari
otot trisep brakii. Ujung inferior dari poros humerus melebar sebagai bentuk ridge
supraepicondylar (supracondylar) medial dan lateral yang tajam dan kemudian
berakhir di distal pada epikondilus medial yang menonjol dan epikondilus lateral,
memberikan perlekatan pada otot.
Ujung distal humerus, termasuk trochlea; kapitulum; dan olekranon,
koronoid, dan fossa radial, membentuk kondilus humerus. Kondilus memiliki dua
permukaan artikular: kapitulum lateral (kepala kecil L.) untuk artikulasi dengan
kepala jari-jari dan trochlea medial, berbentuk spul atau seperti katrol (L. pulley)
untuk artikulasi dengan ujung proksimal (takik trochlear) ) dari ulna. Dua
cekungan atau fossa terjadi saling membelakangi di atas trochlea, membuat
kondilus cukup tipis di antara epikondilus. Di anterior, koronoid fossa menerima
proses koronoid ulna selama fleksi penuh siku. Di posterior, olecranon fossa
mengakomodasi olecranon ulna selama perpanjangan siku. Di atas kapitulum di
anterior, fosa radial yang lebih dangkal menampung tepi kepala dari jari-jari
ketika lengan bawah sepenuhnya tertekuk.
Gambar 3.6 Ujung Distal dari Humerus

• Garis bawah
Humerus yang panjang dan kuat adalah penyangga bergerak yang
pertama dalam rangkaian dua yang digunakan untuk memposisikan tangan
pada ketinggian (level) dan jarak dari bagasi untuk memaksimalkan
efisiensinya. Kepala bulatnya memungkinkan berbagai gerakan pada dasar
skapula bergerak, dan trochlea serta kapitulum pada ujung distalnya
memfasilitasi gerakan engsel siku dan, pada saat yang sama, memutar jari-jari.
Poros humerus yang panjang memungkinkan jangkauan dan menjadikannya
tuas yang efektif untuk tenaga dalam mengangkat serta menyediakan area
permukaan untuk perlekatan otot yang terutama bekerja di siku. Area
permukaan tambahan untuk pemasangan fleksor dan ekstensor pergelangan
tangan disediakan oleh epikondilus, ekstensi medial dan lateral dari poros.
Gambar 3.7 Os Humerus Dextra
4. Ulna
Ulna adalah tulang lengan bawah yang menstabilkan dan merupakan medial
dan panjang dari dua tulang lengan bawah. Ujung proksimalnya yang lebih masif
dikhususkan untuk artikulasi dengan humerus di proksimal dan kepala jari-jari di
lateral. Untuk artikulasi dengan humerus, ia memiliki dua proyeksi yang
menonjol: (1) olekranon, yang menonjol ke arah proksimal dari aspek
posteriornya (membentuk titik siku) dan berfungsi sebagai tuas pendek untuk
perpanjangan siku, dan (2) proses koronoid, yang memproyeksikan ke anterior.
Proses olekranon dan koronoid membentuk dinding takik trochlear, yang pada
profilnya menyerupai rahang kunci bulan sabit karena “mencengkeram”
(mengartikulasikan dengan) trochlea humerus. Artikulasi antara ulna dan humerus
terutama memungkinkan fleksi dan ekstensi sendi siku, meskipun sejumlah kecil
adduksi abduksi terjadi selama pronasi dan supinasi lengan bawah. Bagian
inferior dari proses koronoid adalah tuberositas ulna untuk perlekatan tendon pada
otot brachialis.

Gambar 3.8 Corpus dan Ujung Distal Ulna


Gambar 3.9 Os Ulna

5. Radius
Jari-jari adalah lateral dan lebih pendek dari dua tulang lengan bawah.
Ujung proksimalnya mencakup kepala pendek, leher, dan tuberositas
mengarah ke medial. Secara proksimal, aspek superior halus dari kepala
diskoid jari-jari cekung untuk artikulasi dengan kapitulum humerus selama
fleksi dan ekstensi sendi siku. Kepala juga berartikulasi secara perifer dengan
takik radial ulna; dengan demikian kepala ditutupi dengan tulang rawan
artikular. Leher jari-jari adalah penyempitan di distal kepala. Tuberositas
radial oval berada di distal bagian medial leher dan membatasi ujung
proksimal (kepala dan leher) jari-jari dari batang.
Poros (tubuh) jari-jari, berbeda dengan ulna, secara bertahap
membesar saat melintas ke distal. Ujung distal jari-jari pada dasarnya bersisi
empat saat dipotong melintang. Aspek medialnya membentuk cekungan, takik
ulnaris yang menampung kepala ulna. Aspek lateral menjadi semakin mirip
punggung bukit, berakhir di distal dalam proses styloid radial.
Memproyeksikan punggung, tuberkulum punggung jari-jari terletak di antara
alur dangkal untuk lewatnya tendon otot lengan bawah. Proses styloid radial
lebih besar dari proses styloid ulnaris dan meluas lebih jauh ke distal.
Hubungan ini penting secara klinis ketika ulna dan atau jari-jari patah.
Sebagian besar panjang batang jari-jari dan ulna pada dasarnya
berbentuk segitiga dalam penampang melintang, dengan dasar membulat dan
berarah dangkal serta apeks yang tajam dan dalam. Apeks dibentuk oleh
bagian dari batas interoseus tajam dari jari-jari atau ulna yang
menghubungkan ke membran interoseus berserat tipis dari lengan bawah.
Mayoritas serat membran interoseus berjalan miring, melewati inferior dari
jari-jari saat mereka meluas ke medial ke ulna. Jadi mereka diposisikan untuk
mengirimkan kekuatan yang diterima oleh jari-jari (melalui tangan) ke ulna
untuk ditransmisikan ke humerus.
Gambar 3.10 Os Radius

6. Manus
Manus adalah regio extremitas superior di distal dari sendi radiocarpea
dan merupakan piranti mekanik dan sensorium. Manus dibagi menjadi tiga
bagian:
• pergelangan tangan (carpus).
• metacarpus.
• digiti (lima jari tangan termasuk ibu jari).

Kelima digitus terdiri atas pollex di fateral: empat digitus lainnya di


medial dari pollex-index, digitus medius, digitus annularis, dan digitus
minimus.
Manus memiliki permukaan anterior (palma telapak tangan) dan
permukaan dorsalis (dorsum manus/ punggung tangan).

Gambar 3.11 Os Manus


Tulang-tulang kecil carpale disusun dalam dua baris, baris proximal dan
distal, tiap baris terdiri atas empat tulang.

Baris proximal tulang-tulang terdiri atas:

• scaphoideum yang berbentuk seperti perahu,


• lunatum, yang berbentuk seperti bulan sabit,
• triquetrum yang memiliki tiga sisi, dan
• pisiforme yang berbentuk seperti kacang.

Baris distal tulang-tulang carpale terdiri atas:

• trapezium yang bersisi empat tidak beraturan,


• trapezoideum yang bersisi empat,
• capitatum,yang memiliki caput,
• hamatum, yang memiliki kait.
Masing-masing dari kelima tulang metacarpale terhubung dengan satu digitus:

• Metacarpale I terhubung dengan pollex.


• Metacarpi II sampai V secara berturut-turut terhubung dengan index.
digitus medius, digitus annularis, dan digitus minimus.

Tiap metacarpale terdiri atas basis, corpus, dan caput di distal.

Phalanges adalah tulang-tulang digiti:

• Pollex memiliki dua-phalanx proximalis dan distalis


• Digiti lainnya memiliki tiga-phalanx proximalis, media, dan distalis.

D. Jaringan ikat
1. Atriculatio Sterno-Clavicularis
a. Ligamentum sternoclaviculare, merupakan jaringan ikat yang berjalan
melingkari sendi dari seluruh permukaan dengan arah serabutnya dari ujung
medial clavicula ke arah medial menempel menempel pada manubrium sterni.
b. Ligamentum Interclaviculare, merupakan jaringan ikat yang menghubungkan
kedua clavicula kanan dengan clavicula kiri pada arah cranial dari ujung-ujung
medial clavicula. Ligamentum ini menghambat gerakan ujung lateral clavicula
ke candal.
c. Ligamentum Costoclaviculare, merupakan jaringan ikat yang terbentang dari
rawan costa 1 di ujung medial ke arah latero-cranial ke tuberositas costalis
claviculare pada permukaan bawah clavicula. Ligamentum ini menghambat
gerakan clavicula ke arah atas. Jika pada pernafasan buatan lengan dan gelang
bahu ditarik ke atas, maka ikat ini akan menarik iga 1 ke atas, dan tertariknya
iga 1 ke atas akan menarik pula iga-iga yang lain yang berada di candalnya.
2. Articulatio Acromioclavicularis
a. Ligamentum acromioclaviculare, merupakan jaringan ikat yang terbentag
dari acromion ke ujung lateral clavicula, ligamentum ini mempunyai fungsi
menghambat perpindahan extremitas acromialis kea rah cranial (mencegah
luxatio articulatio acromioclavicularis).
b. Ligamentum coracoclavicularis, merupakan jaringan ikat yang terbentang
dari processus coracodeus ke tuberositas coracodea claviculae (dataran candal
clavicula).
c. Ligamentum transversum scapulae, merupakan jaringan ikat yang terbentang
di atas meicura scapulae.
d. Ligamentum coracoacromiale, merupakan jaringan ikt yang terbentang dari
processus coracodeus ke acromion. Ligamentum ini bersam processus
coracoideus dan acromion. Ligamentum ini bersama dengan processus
coracoideus dan acromion membentuk “atap bahu”. Ligamentum ini mencegah
terjadinya terjadinya dislokasi kepala humerus ke arah atas dan jua
menyebabkan abduksi lengan pada sendi bahu saja dapat dilakukan hanya
sampai bidang datar. Hal ini disebabkan karena pada sikap ini tuberculum majus
humeri tertembuk pada atap bahu.
3. Articulatio Humeri
a. Ligamentum coracohumerale, adalah jaringan ikat yang terbentang dari
processus coracideus ke kedua tubercula humeri (tuberculum majus dan
tuberculum minus).
b. Ligamentum glenohumerale, adalah jaringan ikat yang terbentang daritepai
cavitas glenoidalis ke colum antomicum.
4. Axilaris
Fascia clavipectoralis
Fascia clavipectoralis adalah lembaran jaringan ikat yang tebal yang
menghubungkan clavicula ke dasar regio axillaris. Struktur ini membungkus
musculisubclavius dan pectoralis minor dan membentang sepanjang celah di
antara kedua musculi ini. Struktur-struktur lewat di antara regio axillaris dan
dinding anterior regio axillaris dengan menembus fascia clavipectoralis, baik di
antara musculi pectoralis minor dan subclavius atau di inferior dari musculus
pectoralis minor. Struktur-struktur penting yang lewat di antara musculi
subclavius dan pectoralis minor termasuk vena cephalica, arteria
thoracoacromialis, dan nervus pectoralis lateralis.

Gambar 4.1 Fascia


clavipectoralis

E. Saraf
Gambar 5.12
Distribusi Saraf dari
Plexus Brachialis
1. Scapula
Dua nervus utama pada regio scapularis posterior adalah nervus
suprascapularis dan nervus axillaris.
Nervus suprascapularis
Nervus suprascapularis berawal di pangkal leher dari truncus superior
plexus brachialis. Nervus ini berjalan di posterolateral dari asalnya, melalui
foramen suprascapularis menuju regio scapularis posterior, di sini struktur ini
berada pada bidang di antara tulang dan musculus.
Nervus ini mempersarafi musculus supraspinatus, dan berjalan melalui
incisura scapularis major (spinoglenoidalis), di antara pangkal spina scapulae
dan cavitas glenoidalis, untuk berakhir di. dan mempersarafi musculus
supraspinatus. Umumnya, nervus suprascapularis tidak memiliki rami cutanei.
Nervus axillaris
Nervus axillaris berasal dari fasciculus posterior plexus brachialis. Nervus
ini keluar dari regio axillaris melalui spatium quadrangularis di dinding
posterior regio axillaris, dan memasuki regio scapularis posterior (lihat Gambar
7.26). Bersama dengan arteria dan vena circumfiexa posterior humeri nervus ini
langsung dihubungkan dengan permukaan posterior collum chirurgicum
humeri. Nervus axillaris mempersarafi musculus deltoideus dan musculus teres
minor. Selain itu, nervus ini memiliki cabang kulit, nervus cutaneus brachii
lateralis superior, yang membawa sensasi umum dari kulit bagian inferior
musculus deltoideus.
2. Brachium
Nervus musculocutaneous
Nervus musculocutaneous meninggalkan regio axillaris dan masuk ke
brachium dengan menembus musculus coracobrachialis. Nervus ini lewat secara
diagonal menuruni brachium pada bidang antara musculus biceps brachii dan
musculus brachialis. Setelah mengeluarkan ramus motorius di brachium, nervus
ini muncul di lateral dari tendo musculus biceps brachii, menembus fascia
profundus, dan berlanjut sebagai nervus cutaneus lateralis antebrachium.
Nervus cutaneus memberikan:
 Persarafan motorium pada semua musculus di kompartemen anterior
brachium,
 Persarafan sensorium untuk kulit pada permukaan lateral antebrachium.

Nervus medianus

Nervus medianus memasuki brachium dari regio axillaris pada tepi inferior
musculus teres major. Nervus ini lewat verticalis menuruni sisi medial brachium
di kompartemen anterior dan terkait dengan arteria brachialis pada sepanjang
perjalanannya.

Nervus medianus tidak memiliki cabang utama di brachium, tapi satu ramus
menuju salah satu musculus di antebrachium.

Nervus ulnaris

Nervus ulnaris memasuki brachium bersama nervus medianus dan arteria


axillaris. Nervus ulnaris tidak memiliki cabang utama di brachium.

Nervus radialis

Nervus radialis berasal dari fasciculus posterior plexus brachialis dan


memasuki brachium dengan melintasi tepi inferior musculus teres major. Saat
memasuki brachium, nervus ini berada di posterior dari arteria brachialis.

Di brachium. nervus radialis memiliki rami musculares dan rami cutanei.

Rami musculares termasuk yang menuju musculus triceps brachii,


musculus brachioradialis, dan musculus extensor carpi radialis longus. Selain
itu. nervus radialis berkontribusi pada persarafan musculus brachialis bagian
lateral. Salah satu rami menuju caput mediale musculus triceps brachii muncul
sebelum masuknya nervus radialis ke dalam kompartemen posterior dan lewat
verticalis menuruni brachium dalam kaitannya dengan nervus ulnaris.

Rami cutanei nervus radialis yang muncul di kompartemen posterior


brachium adalah nervus cutaneus brachii lateralis inferior dan nervus
cutaneus antebrachii posterior, yang keduanya menembus caput laterale
musculus triceps brachii, berada di atas fascia profundus dan terletak
subcutaneus.

Gambar 5.3 Nervus di Brachium

3. Antebrachium
Nervus medianus
Nervus medianus mempersarafi musculi di kompartemen anterior
antebrachium kecuali flexor carpi ulnaris dan bagian medial flexor digitorum
profundus (digiti annularis dan minimus).
Banyak ramus muscularis di lapisan superficialis dan intermedia
antebrachium berpangkal di medial dari nervus medianus tepat di distal
terhadap sendi cubiti.
Cabang terbesar nervus medianus di antebrachium adalah nervus
interosseus anterior, yang berawal di antara kedua caput pronator teres.
Nervus ini mempersarafi musculi di lapisan profundus (flexor pollicis
longus, bagian separuh lateral flexor digitorum profundus, dan pronator
quadratus) dan berakhir sebagai rami articulares untuk sendi-sendi di
antebrachium bagian distal dan carpus.
Ramus palmaris yang kecil berasal dari nervus medianus di bagian distal
antebrachium langsung di proximal dari retinaculum flexorum, lewat di
superficial dari retinaculum flexorum carpus ke dalam manus, dan
mempersarafi kulit pangkal dan bagian tengah palmar.
Nervus ulnaris
Nervus ulnaris melintasi antebrachium dan masuk ke manus, yang
sebagian besar ramus utamanya berasal. Di antebrachium, nervus ulnaris hanya
mempersarafi musculus flexor carpi ulnaris dan bagian medial (digiti annularis
dan minimus) musculus flexor digitorum profundus.
Di antebrachium nervus ulnaris mengeluarkan cabang:
• Rami musculares untuk flexor carpi ulnaris dan untuk bagian separuh
medial flexor digitorum profundus yang muncul segera setelah nervus
ulnaris memasuki antebrachium;
• Dua rami cutanei yang kecil ramus palmaris nervi ulnaris berawal di
pertengahan antebrachium dan memasuki manus untuk menyuplai kulit pada
sisi medial palma manus: ramus dorsalis nervi ulnaris yang lebih besar
berasal dari nervus ulnaris di antebrachium bagian distal dan lewat ke
posterior, di sebelah dalam terhadap musculus flexor carpi ulnaris dan
mempersarafi kulit pada sisi posteromedialis dorsum manus dan sebagian
besar kulit pada permukaan posterior 11/2 digiti paling medial.

Nervus radialis

Nervus radialis bercabang dua menjadi rami profundus dan superficialis di


bawah tepi musculus brachioradialis, di margo lateralis fossa cubitalis.
Ramus profundus lebih banyak bersifat motorium dan lewat di antara
kedua caput musculus supinator untuk menuju dan menyuplai musculi di
kompartemen posterior antebrachium.

Ramus superficialis nervus radialis sifatnya sensorium.

Gambar 5.4 Nervi


Antebrachium Anterior

Nervus di kompartemen posterior antebrachium adalah nervus radialis.


Sebagian. besar musculus dipersarafi oleh ramus profundus, yang berasal dari
nervus radialis pada dinding lateral fossa cubitalis, di sebelah dalam dari
musculus brachioradialis dan menjadi nervus interosseus posterior.
Di dinding lateral fossa cubitalis. dan sebelum bercabang menjadi rami
superficialis dan profundus, nervus radialis mempersarafi musculi
brachioradialis dan extensor carpi radialis longus.
Ramus profundus mempersarafi extensor carpi radialis brevis. Ramus ini
menyuplai dan keluar dari musculus supinator, sebagai nervus interosseus
posterior untuk berada di antara lapisan musculi superficialis dan profundus.
Nervus interosseus posterior menyuplai musculi lainnya di kompartemen
posterior dan berakhir sebagai rami articulares. yang lewat di sebelah dalam dari
musculus extensor pollicis longus untuk mencapai carpus.
4. Manus
Nervus ulnaris
Nervus ulnaris memasuki manus di lateral dari pisiforme dan di
posteromedial dari arteria ulnaris. Nervus ini bercabang menjadi ramus
profundus, yang terutama bersifat motorium dan ramus superficialis. yang
terutama bersifat sensorium.
Ramus profundus menembus dan menyuplai musculi hypothenar untuk
mencapai aspectus profundus palma, melengkung ke lateral melintasi palma, di
sebelah dalam dari flexor digitorum longus, dan menyuplai interossei, adductor
pollicis, dan dua lumbricalis paling medial. Selain itu, ramus profundus nervus
ulnaris rnemberi rami articulares kecil untuk sendi radiocarpea.
Ramus superficialis nervus ulnaris mempersarafi musculus palmaris
brevis dan tetap melintasi palma untuk menyuplai kulit pada facies palmaris
digitus minimus dan separuh medial digitus annularis.
Nervus medianus
Nervus medianus adalah nervus sensorius paling penting di manus karena
nervus ini mempersarafi kulit pada pollex, index, dan digitus medius, dan sisi
lateral digitus annularis. Systema nervosum ini, dengan menggunakan sentuhan,
mengumpulkan informasi tentang lingkungan dari daerah ini. terutama dari kulit
pada pollex dan index.
Nervus medianus memasuki manus dengan melalui canalis carpi dan bercabang
menjadi ramus recurrens dan nervi digitales palmares communes.
Ramus recurrens nervi mediani mempersarafi tiga musculus thenar. Nervi
digitales palmares communes melintasi palma di sebelah dalam dari
aponeurosis palmaris dan arcus palmaris superficialis dan memasuki digiti.
Nervi ini mempersarafi kulit pada facies paimaris 31/2 digiti yang lateral dan
regio cutaneus di atas aspectus dorsalis phalanx distalis (palung kuku/ nail bed)
pada digiti yang sama. Selain kulit, nervi digitales menyuplai dua musculus
lumbricalis paling lateral.
Ramus superficialis nervus radialis
Ramus ini memasuki manus dengan lewat di atas anatomical snuffbox
pada sisi dorsolateral carpus.
Ramus superficialis nervus radialis mempersarafi kulit di atas aspectus
dorsolateralis palma dan aspectus dorsalis 31/2 digiti paling lateral, di sebelah
distal sampai kira-kira pada ujung sendi interphalangeales distalis.

Gambar 5.5 Nervi yang Dipersarafi oleh Nervi Perifer Utama


F. Vaskularisasi

Gamabar 6.1 Arteri


Ekstermitas Superior

1. Region Scapularis
Arteria suprascapularis
Arteria suprascapularis berawal di pangkal leher sebagai cabang truncus
thyrocervicalis, yang merupakan cabang arteria subclavia. Pembuluh darah ini
juga bisa berasal langsung dari bagian ketiga arteria subclavia. Normal arteria
suprascapularis masuk ke regio scapularis posterior di sebelah superior dari
foramen suprascapularis, sedangkan nervusnya melalui foramen
suprascapularis. Di regio scapularis posterior, pembuluh darah ini berjalan
bersama nervus suprascapularis. Arteria suprascapularis memberikan cabang-
cabang ke banyak struktur di sepanjang perjalanannya.

Gambar 6.2 Arteri dan


Nervi Regio Scapularis

Arteria circumflexa posterior humeri


Arteria circumflexa posterior humeri berasal dari arteria axillaris bagian
ketiga di regio axillaris (Gambar 7.26. 7.27). Arteria circumflexa posterior
humeri dan nervus axillaris meninggalkan regio axillaris melalui spatium
quadrangularis di dinding posterior dan masuk ke regio scapularis posterior.
Pembuluh darah ini menyuplai musculi terkait dan sendi glenohumeralia.
Arteria circumflexa scapulae
Arteria circumflexa scapulae adalah cabang arteria subscapularis yang juga
berasal dari arteria axillaris bagian ketiga di regio axillaris (Gambar 7.27: lihat
juga Gambar 7.26). Arteria circumflexa scapulae meninggalkan regio axiliaris
melalui spatium triangularis, dan masuk ke regio scapularis posterior, berjalan
melewati origo musculus teres minor, dan membentuk anastomosis dengan
arteriae lain di regio ini.
Drainase vena
Umumnya venae di regio scapularis posterior mengikuti arteriaenya dan
berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah di regio cervicalis, regio
dorsales, dan brachium.
2. Brachium
Arteria brachialis
Arteria utama brachium, arteria brachialis, berada di kompartemen anterio.
Berawal sebagai kelanjutan arteria regio axillaris pada tepi bawah musculus
teres major, arteria ini berakhir tepat di distal dari sendi cubiti, untuk bercabang
menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris.

Gambar 6.3 Arteri


Brachialis
3. Antebrachium
Arteria radialis
Arteria radialis berasal dari arteria brachialis kira-kira pada collum radii
dan lewat sepanjang aspectus lateralis antebrachium. Arteria ini:
• Tepat di sebelah dalam dari musculus brachioradialis di separuh bagian
proximal antebrachium;
• Di sisi lateralnya berhubungan dengan ramus superficialis nervus radialis di
bagian 1/3 tengah antebrachium;
• Medial dari tendo musculus brachioradialis dan hanya tertutup oleh fascia
profundus, fascia superficialis. dan kulit di distal antebrachium.

Cabang-cabang arteria radialis berawal di antebrachium termasuk:

• Arteria recurrens radialis, yang berkontribusi pada anyaman anastomosis


di sekitar sendi cubiti dan untuk banyak pembuluh darah yang menyuplai
musculi pada sisi lateral antebrachium.
 Ramus carpalis palmaris, yang berkontribusi untuk anyaman anastomosis
pembuluh-pembuluh darah yang menyuplai tulangtulang carpale dan sendi-
send.
 Cabang yang agak besar, ramus palmaris superficialis, yang memasuki
manus dengan melalui, atau superficial dari, musculi thenar pada basis
pollex, yang beranastomosis dengan arcus palmaris superficialis yang
dibentuk oleh arteria ulnaris.

Arteria radialis memiliki rami musculares, yang berperan dalam suplai


musculi extensorum pada sist radialis antebrachium.

Arteria ulnaris

Arteria ulnaris lebih besar daripada arteria radialis dan menuruni sisi
medial antebrachium.
Cabang-cabang arteria ulnaris yang keluar di antebrachium termasuk:

• Arteria recurrens ulnaris dengan rami anterior dan posterior, yang


berkontribusi pada anyaman anastomosis pembuluh- pembuluh darah di
sekitar sendi cubiti.
• Banyak ramus muscularis, yang menyuplai musculi di sekitarnya.
• Arteria interossea communis, yang terbagi menjadi arteria interossea
anterior dan arteria interossea posterior.
• Dua arteria carpalia kecil (ramus carpalis dorsalis dan ramus carpalis
palmaris), yang menyuplai carpus.

Arteria interossea posterior melintas ke dorsal di atas tepi proximal


membrana interossea masuk ke kompartemen posterior antebrachium. Arteria
ini memberikan satu cabang, arteria interossea recurrens.

Arteria interossea anterior melintas ke distal sepanjang aspectus anterior


membrana interossea dan menyuplai musculi bagian dalam kompartemen
antebrachium dan radius dan ulna.
Gambar 6.4 Arterial Kompartemen
Anterior Antebrachium
Gambar 6.5 Arterial dan Nervus
Radialis pada Kompartemen
Posterior Antebrachium

Drainase vena

Pada umumnya venae profundi kompartemen anterior menyertai arteriae


dan akhirnya bermuara ke venae brachiales yang berkaitan dengan arteria
brachialis di fossa cubitalis.

Umumnya venae profundus kompartemen posterior menyertai arteriaenya.


Akhirnya venae ini bermuara ke dalam venae brachiales yang terkait dengan
arteria brachialis di fossa cubitalis.

4. Manus
Pembuluh-pembuluh darah menuju digiti, musculi dan sendi-sendi berasal dari
dua arcus dan arteriae induk:
• Arteria radialis berperan penting untuk suplai pollex dan sisi lateral
index.
• Digiti lainnya dan sisi medial index disuplai terutama oleh arteria ulnaris.

Arteria ulnaris dan arcus palmaris superficialis

Arteria ulnaris dan nervus ulnaris memasuki manus pada sisi medial
carpus. Pembuluh darah berada di antara palmaris brevis dan retinaculum
flexorum, dan di lateral dari nervus ulnaris dan tulang pisiforme. . Di distal,
arteria ulnaris berada di medial dari hamulus ossis hamati dan kemudian
membelok ke lateral melintasi palma, membentuk arcus palmaris superficialis.

Satu cabang arteria ulnaris pada manus adalah ramus palmaris


profundus. Cabang-cabang dari arcus palmaris superticialis adalah:

• Satu arteria digitalis paimaris ke sisi medial digitus minimus;


• Tiga arteria digitalis palmaris communis yang besar. yang akhirnya
menyediakan suplai darah utama untuk sisi lateral digitus minimus,
kedua sisi digiti annularis dan medius, dan sisi medial index; arteriae ini
digabungkan dengan arteriae metacarpales palmares dari arcus palmaris
profundus sebelum struktur ini bercabang menjadi arteriae digitales
palmares propriae, yang memasuki digiti.
Gambar 6.6 Arcus Palmaris
Superficialis

Arteria radialis dan arcus palmaris profundus

Arteria radialis lewat di antara kedua caput musculus interosseus


dorsalis pertama dan kemudian di antara kedua caput adductor pollicis untuk
mencapai bidang palma profundus palma dan mernbentuk arcus palmaris
profundus,

Arcus palmaris profundus melintas ke medial melalui palma di antara


tulang-tulang metacarpale dan tendines flexor digitorum longus.

Sebelum menembus dorsum manus, arteria radialis memberi cabang


dua pembuluh darah:

• Ramus carpalis dorsalis, yang lewat ke medial sebagai arcus carpalis


dorsalis melintasi carpus dan memberi cabang arteria metacarpales
dorsales. yang kemudian terbagi menjadi arteriae digitales dorsales yang
kecil, yang masuk ke digiti;
• Arteria metacarpalis dorsalis I, yang menyuplai sisi-sisi yang berdekatan
dari index dan pollex.

Dua arteriae, arteria princeps pollicis dan arteria radialis indicis,


berasal dari arteria radialis pada bidang di antara interosseus dorsalis I dan
adductor pollicis (Gambar 7.97). Arteria princeps pollicis adalah suplai darah
utama untuk pollex, dan arteria radialis indicis menyuplai sisi lateral index.

Arcus palmaris profundus memberi cabang:

• Tiga arteria metacarpalis palmaris yang bergabung dengan arteriae


digitales palmares communes dari arcus palmaris superficialis;
• Tiga ramus perforantes yang lewat ke posterior diantara origo caput-
caput interossei dorsales untuk beranastomis dengan arteriae
metacarpales dorsales dari arcus carpalis dorsalis.

Gambar 6.7 Arcus Palmaris


Profundus
Gambar 6.8 Arteri pada
Dorsum Manus

Drainase vena

Sebagaimana umumnya yang ditemukan di extremitas superior, manus berisi


jaringan venae profundae dan superficiales yang saling berhubungan. Venae
profundae mengikuti arteriae; venae superficiales bermuara ke rete venosum
dorsale manus pada dorsum manus di atas tulang-tulang metacarpale.

Vena cephalica berasal dari sisi lateral rete venosum dorsale manus dan lewat
di atas anatomical snuffbox menuju antebrachium. Vena basilica berasal dari
sisi medial rete venosum dorsale manus dan menuju aspectus dorsomedialis
antebrachium.
Gambar 6.9 Rate Venosum
Dorsal Manus
DAFTAR PUSTAKA

1. Hansen, T.J. Netter’s Clinical Anatomy. USA: Saunders; 2010


2. Paulsen, F. Waschke, J. Sobotta. Edisi 24. Indonesia: Elseiver; 2019
3. Keith L. Moore , Arthur F. Dalley AM. A. Clinically Oriented Anatomy. Edisi
7. China; 2014.
4. Drake, L.R. Gray’s Basic Anatomy. Canada: Elseiver; 2012
5. Tortora, J.G. Dasar Anatomi & Fisiologi. Indonesia: EGC; 2020

Anda mungkin juga menyukai