Laki – laki umur 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri utama
pada daerah siku kanan menjalar ke lengan bawah yang dirasakan sejak 9
bulan lalu. Keadaan ini dirasakan semakin bertambah berat terutama bila
penderita memflexikan sikunya. Ada riwayat fraktur supracondylar pada
waktu umur 5 tahun. Pada siku kanan terlihat valgus deformitas, gangguan
sensoris pada ujung jari kelingking. Atrophy otot pada web space I.
Kata Sulit
1. Fraktur supracondylar : Pemecahan, khususnya tulang / pemecahan atau rupture
pada bagian supracondylar (terletak di atas condylus)
2. Valgus : Angulasi secara imajiner yang tidak ada hubungannya dengan
lingkaran imajiner dimana penderita ditempatkan
3. Deformitas : Kelainan bentuk secara anatomi, dimana struktur tulang kita
berubah dari bentuk yang seharusnya
4. Gangguan sensoris : Gangguan terhadap keadaan individu terhadap kesadaran
atau kejernihan mentalnya
5. Atrophy : Pengurusan, pengecilan ukuran suatu sel, jaringan, organ atau bagian
tubuh
6. Web space I :
Web : Jaringan atau membrane
Space : daerah yang di batasi / rongga
Jawaban
1. STRUKTUR ANATOMI PADA EXTREMITAS SUPERIOR
a. N. AXILLARIS
Bersandar pada collum chirurgicum humeri
Terdiri dari r. superficialis dan r. profundus
Difossa axillaris, lewat fissura axillaris lateralis (bersama a.
circumflexa humeri posterior)
r. superfiicialis ke m. teres minor dan m. deltoideus
r. profundus beri cabang N.CUT.BRACHII LATERALIS, untuk kulit
regio deltoideus
b. N. MUSCULOCUTANEUS
Dari fossa axillaris, tembus m.coracobrachialis
Ke antara m.biceps brachii dengan m.brachialis
Innervasi motoris untuk m.coracobrahialis, m.brachialis & m.biceps
brachii
Tembus fascia brachii di lateral m.biceps brachii, sebagai
n.cut.antebrachii , ke lateral sisi antebrachium untuk kulit sisi lateral.
regio antebrachium
c. N. ULNARIS
Tinggalkan fossa axillaris ke sisi medial brachium (ikut a.brachialis)
Di caudal brachium didorsal epicondylus med.humeri di dalam sulcus
n.ulnaris (dapat di palpasi) ke antebrachium
Tidak ada cabang dan innervasi pada brachium
Diprofunda m.flexor carpi ulnaris
Innervasi motoris m.flexor carpi ulnaris & m.flexor digitorum prof
Pertengahan antebrahium, 2 cabang cutaneus sbg : r.palmaris &
r.dorsalis
d. N. RADIALIS
Dari fossa axillaris ke sulcus spiralis (sulcus n.radialis) pada brachium
bersama A.profunda brachii
Ke antebrachium, diprofunda m.brachioradialis
Pada brachium beri cab. ke:
o m.triceps brachii
o m.brachioradialis
o m.anconeus
o m.ext.carpi radialis longus et brevis
o N.CUT.BRACHII POST
o N.CUT.ANTEBRACHII POST
o ramus articularis (untuk art.cubiti)
Pada antebrachium, di ventral epicondylus lateral humeri bercabang .
ramus superficialis & ramus profundus
e. N. MEDIANUS
Dari fossa axillaris ke brachium di medial a.brachialis sampai pada
fossa cubiti
Tidak ada cabang innervasi n.medianus pada brachium
Tembus ,m.pronator teres diprofunda m.flexor dig.sublimis
(superficialis)
Pada pergelangan tangan, berada dalam canalis carpi bersama tendo
otot-otot flexoren
(Sumber: Suarjana, I Nyoman. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Interna Publishing)
6. LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
a. Anamnesis
1) Riwayat penyakit sekarang :
dibagian mana nyerinya
Sejak kapan merasakan nyeri
Rasanya seperti apa
Faktor apa yang memperingan keluhan
Faktor apa yang memperberat keluhan
2) Riwayat penyakit dahulu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat sosial dan ekonomi (kebiasaan)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Atrophy ringan pada aminensia thenar sebelumnya didahului oleh
fasikulasi
2) Tinnel’s Sing (-)
Melakukan ketukan pada pertengahan ligamnetum carpi transversum
utuk tes jebakan n. Medianus. Melakukan penekanan pada sulcus yaitu
dibagian posterior epicondylus medialis humeri (sulcus n. Ulnaris) dan
pada Guyon’ Canal untuk mengetes jebakan pada n. Ulnaris.
Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestensia atau nyeri pada
daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
3) Phalent’ Test (+)
Melakukan hiperfleksi pada pergelangan tangan dengan
mempertemukan kedua punggung tangan (dorsum manus)
4) Gangguan sensibilitas.
Pasien diminta untuk menutup mata kemudian memeriksa sensibilitas
pada daerah-daerah yang dilewati nervus ulnaris.
5) Kecepatan hantar saraf tepi terhambat
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Electrophysiological test
2) Nerve conduction test
7. DIAGNOSIS SEMENTARA
Cubital Tunnel Syndrome
Cubital Tunnel Syndrome Atau disebut juga dengan Jepitan saraf ulnaris
pada bagian Siku. Cubital tunnel syndrome adalah kondisi yang menyebabkan
saraf ulnaris yang berada di siku terjepit. Nervus ulnaris masuk ke dalam
kompartemen ekstensor dari lengan atau melalui septum intermuskularis ulnaris
pada insersi muskulus deltoideus. Selanjutnya saraf ini berada di belakang
epikondilus medialis humerus dan mencapai kompartemen fleksor pada lengan
bawah dan berjalan di antara olekranon dan kaput epikondilus dari fleksor karpi
ulnaris.
Jepitan pada sendi diku ini juga disebut neuritis ulnar, pada daerah ini
biasanya disebabkan oleh adanya tekaan di bagian belakang epikondilus
lateralis.
Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh karena valgus pada sendi siku
serta fraktur kondilus lateralis humeri dan pada orang dewasa karena oleh
karena adanay penyempitan atau traksi yang berulang-ulang. Penyempitan dapat
terjadi oleh adanya osteoartritis atau osteofit pada cekungan nervus ulnaris.
Pada kedua keadaan ini, saraf mengalami fibrosis dan apabila tidak dilakukan
tindakan sesegera mungkin maka kelainan akan bersifat secara reversible.
Gambaran klinis : gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu
penderita mengeluh adanya rasa tebal dan nyeri di sekitar distribusi nervus
ulnaris atau adanya gangguan gerakan halus pada perjarian misalnya pada
pemain musik. Pada pemeriksaan ditemukan hlangnya persarafan sensoris
nervus ulnaris pada sebagian jari kelingking dan sebagian metakarpal serta
terdapat artrofi dan kelemahan otot-otot yang dipersarafi nervus ulnaris dan
keadaan kulit yang dilewati oleh nerevus ulnaris menjadi kering. Pemeriksaan
tambahan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan elektrodiagnostik.
Pengobatan : tindakan operatif biasanya merupakan jalan terbaik
dengan pembesaran atau transposisi nervus ulnaris pada tempat jepitan di
pergelangan tangan. Setelah melewati pergelangan tangan, nervus ulnaris
berjalan secara superfisial melewati ligamentum karpal transversa berjalan ke
lateral os pisifrom dan masuk kedalam kanalis.
(Sumber: Marko M. Pecina, Andrew D. Markiewitz, Jelena Krmpotic-Nemanic.
Penerbit : CRC PRESS)
8. DIAGNOSIS DIFERENSIAL (DD)
Pada kasus, nyeri terjadi pada daerah siku kanan menjalar ke bagian
bawah. Dari riwayat penyakit diketahui bahwa penderita pernah mengalami
fraktur supracondylar. Hal inilah yang kemungkinannya menimbulkan nyeri.
Maka dengan penekanan nervus yang terlihat dengan gejala pada pasien,
didapatkan diagnosis banding sebagai berikut
11. PENATALAKSAAN
a. Konservatif
1) Obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
2) Vit.B6 100 mg/hari, masih kontroversi
3) Membatasi aktivitas pasa siku, bila perlu mengunakan elbow pada
selama aktivitas untuk melindungi tekanan pada saraf.
b. Bedah ( tindakan operasi)
1) Ulnar,nervus transpusition: membentuk terowongan paru pada otot
flexor
2) Dekompresi ulnar: dengan memotong salah satu pada cubital tunnel
untuk membuka terowongan dan mengurangi tekanan pada nervus
3) Medial epicondeltomi: dapat membantu n.ulnaris didalam dan diluar
cubital tunnel
Sumber:
Sukandar, Elin Yulinah, et al. 2013. ISO Farmakoterapi, Buku 1. Jakarta: PT ISFI
Penerbitan.
Apley, A. Graham, Louis Solomon. 2013. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem
Apley edisi VII. Jakarta: WidyaMedika.
(sumber: Apley, A. Graham, Louis Solomon. 2013. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem
Apley edisi VII. Jakarta: WidyaMedika).
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham, Louis Solomon. 2013. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley
edisi VII. Jakarta: WidyaMedika
Suarjana, I Nyoman. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing
Sukandar, Elin Yulinah, et al. 2013. ISO Farmakoterapi, Buku 1. Jakarta: PT ISFI
Penerbitan.