Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Wardayani (11020170072)
2. Anisa Suryani (11020170074)
3. Rifka Yusraeni (11020170075)
4. A.Ayu Pratiwi NZ (11020170076)
5. Murni Aswiranti Putri (11020170077)
6. M. Avizena Ilhami.S (11020170078)
7. Andi Nurul Hikmah R (11020170079)
8. Nadya Nur Aqilah (11020170080)
9. Sri Ainun Zainal Siddiq (11020170081)
10. Pryantama Saputra Tuna (11020170082)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dengan baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang penuh
terima kasih kepada pihak yang telah membantu membuat laporan ini
serta kepada tutor yang telah membimbing kami selama proses tutorial
setiap pihak yang telah membaca laporan ini dan khusunya bagi tim
KULIT
Kelompok 6
SKENARIO 3 :
gatal di badan, di bawah lipatan payudara dan sekitar pantat sejak 1 bulan
bentuk seperti biang keringat, terasa agak basah. Karena merasa gatal
setelah diberi salep hidrocortisone, tapi dalam seminggu ini gatal dibagian
A. KATA KUNCI
1. Seorang perempuan.
kehitaman.
HISTOLOGI
1. Epidermis
yaitu:
d. Stratum lusidum, tampak lebih jelas pada kulit tebal, lapisan ini
e. Stratum korneum, lapisan ini terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng
dalam.
sel jaringan ikat lainnya terdapat di stratum ini seperti sel mast
(terutama kolagen tipe I), dan oleh karena itu memiliki lebih
daerah tubuh dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan status gizi
FISIOLOGI
1. Proteksi faktor yang berperan dalam fungsi ini yaitu keratin, lipid,
limfosit T.
air, materi larut lemak, obat dan gas tertentu (CO 2 dan O2).
mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini ion Na dan Cl
saraf.
vasokonstriksi.
A. ETIOLOGI GATAL
1. Faktor eksogen
2. Faktor endogan
diketahui.
B. PATOMEKANISME GATAL
Secara garis besar imunitas tubuh dibagi atas 2 yaitu sistem imun
histamin oleh sel mast di daerah jaringan yang rusak. Histamin yang
melawan infeksi.6
jamur berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal afinitas
b. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang
jamur.
perspirasi meningkat.
skenario?
radang rasa gatal, dan rasa sakit pada kulit. indikasi krim ini ,menekan
reaksi radang pada kulit yang bukan diseba kulit 2-3 kali sehari. 7
Menurut Barnez (2003), pemakaian steroid topikal pada kulit
steroid topikal pada dermatologi adalah efek anti inflamasi. Tetapi jika
1) Mikosis Superficialis
a) Tinea Corporis
kurap.
d) Tinea Favosa
a) Tinea Versicolor
pada kulit dada, punggung, axila leher dan perut bagian atas.
b) Piedra
c) Tinea nigra
2) Mikosis Intermediat
albicans.
3) Mikosis Profunda
SUBKUTIS
a) Sporotrichosis
mycetoma.
SISTEMIK
suhu 37°C
a) Blastomikosis
b) Kokodiodomikosis
c) Hitoplasmosis
1. Anamnesis
1) Identitas pasien : seorang wanita
a. Umur : -
b. Alamat :-
c. Pekerjaan :-
2) Keluhan Utama : gatal pada badan dibawah lipatan payudara
dan disekitar daerah bokong
a. Sifat lesi : Awalnya warna kemerahan setelah seminggu
lesi makin meluas dan kasar
b. Onset : 1 bulan
c. Lokasi : lipatan payudara dan disekitar bokong
d. Kualitas : Gatal hebat hingga mengganggu
aktivitas
e. Kuantitas : gatal semakin meluas
f. Faktor memperberat : jika berkeringat
g. Faktor memperingan : di berikan salep hidrocortisone
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
4) Riwayat Penyakit dalam Keluarga
5) Riwayat Sosial Ekonomi
2. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
2) Keadaan umum pasien
3) Status gizi (IMT)
4) Pemeriksaan Tanda-tanda vital ( tekanan
darah,suhu,pernapasan,denyut nadi )
5) Inspeksi, palpasi
a. Perhatikan seluruh tubuh pasien dari ubun-ubun sampai
kaki.
b. Periksa ada tidaknya pembesaran hati , edema kaki, luka
pada kaki.
6) Pemeriksaan bercak kulit :
a. makula hiperpigmentasi batas tegas dengan tepi aktif dan
skuama tipis, dan ditemukan central healing pada bagian
tengah serta dikelilingi oleh satelit.
b. Lokasi : bagian bawah payudara, dan sekitar daerah
bokong.
3. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan langsung
Pemeriksaan dengan kerokan kulit dengan penambahan KOH
10% akan memperlihatkan elemen candida berupa sel ragi,
balastospora , peudohifa atau hifa bersepta.
2) Pemeriksaan Biakan
Biakan merupakan pemeriksaan paling sensitive untuk
mendiagnosis infeksi Candida. Sabouraud Dextrose Agar
(SDA)merupakan media standar yang banyak digunakan
untuk pemeriksaan jamur. Penambahan antibiotika pada SDA
digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Biakan
diinkubasi pada suhu kamar yaitu 25-27 0 C dan diamati secara
berkala untuk melihat pertumbuhan koloni. Hasil biakan
dianggap negative bila tidak ditemukan pertumbuhan koloni
dalam waktu empat pekan.11
A. CANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
Definisi
diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang
Epidemiologi
Patogenesis
1. Faktor endogen
Perubahan fisiologik
c. Iatrogenik
d. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
2. Faktor eksogen
meningkat.
b. Kebersihan kulit.
balanopostitis
Manifestasi klinis
antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa
Pembantu Diagnosis
Pemeriksaan Langsung
larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi,
Pemeriksaan Biakan
disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 0C, koloni tumbuh
Diagnosis
Diagnosis banding
merah bata.
2. Dermatofitosis (tinea)
Penatalaksanaan
2. Topikal:
Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit,
Amfoterisin B
3. Sistemik:
Pencegahan
• Menjaga kebersihan.
Prognosis
predisposisi.12
B. Tinea Corporis
Definisi
(glabrous skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha.
Epidemiologi
daerah dengan iklim yang panas dan lembab. Seperti infeksi jamur yang
lain, kondisi hangat dan lembab membantu menyebarkan infeksi ini. Oleh
karena itu daerah tropis dan subtropics memiliki insiden yang tinggi
terhadap tinea korporis. Tinea korporis dapat terjadi pada semua usia bisa
infeksi kulit tersering. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat
superficial ini relative sering terkena pada negara tropis ( iklim panas dan
lain, sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit. Dan asam lemak yang
yang lebih cepat daripada proses deskuamasi. Penetrasi juga dibantu oleh
nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu penetrasi jamur
dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif dengan perkembangan kearah luar yang sering disebut dengan
ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul
atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. 13
terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Tinea korporis biasanya terjadi
terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersamaan timbul dengan kelainan
pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau
sebaliknya.13
Pemeriksaan Laboratorium
langsung dari kerokan kulit, kemudian sediaan dituangi larutan KOH 10%.
jamur. Spesies jamur dapat ditentukan melalui bentuk koloni, bentuk hifa
ini tidak dapat dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit yang mengalami
infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini akan berubah menjadi
T.schoenleinii.13
Diagnosa Banding
Pengobatan
Non Medikamentosa
c. Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas
dapat menyebabkan kulit selalu basah seperti bahan wool dan bahan
jamur. Gunakan sandal yang terbuat dari bahan kayu dan karet. 13
Medikamentosa
1. Pengobatan Topikal
tinea korporis ini. Efektivitas obat yang termasuk golongan imidaol kurang
lebih sama. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai
2. Pengobatan Sistemik
Griseofulvin
Ketokonazol
selama 3 minggu.
Pencegahan
lain seperti diabetes mellitus, kelianan endokrin yang lain, leukimia harus
lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari bahan karet atau
jamur.13
Prognosis
korporis merupakan salah satu penyakit kulit yang menular dan bisa
C. TINEA KRURIS
DEFINISI
(polimorfi). Bila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa bercak hitam
disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.
14
EPIDEMIOLOGI
penyakit ini.
ETIOLOGI
termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu
terjadi pada pria. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan
selain itu dapat pula terjadi akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh
lain,14.
rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya sinar UV,
terdalam epidermis.
jamur. Saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal
suatu penyakit. Peran faktor risiko itu dapat dikelompokkan dalam dua
tertentu oleh cairan yang menyebabkan pelunakan kulit, misalnya air pada
sela jari kaki, kencing pada pantat bayi, keringat pada daerah lipatan kulit,
berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia
b) Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil lebih susah untuk terserang
jamur.
jamur.
yang baik
GEJALA KLINIS
lesi yang beraneka ragam ini dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan
bulat atau lonjong, berbatas tegas, terdiri atas eritema, skuama, kadang-
biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif yang sering
kelainan kulit berupa lesi berbatas tegas dan peradangan dimana pada
pemeriksaan penunjang14.
ANAMNESIS
keluhan yang sama. Pasien berada pada tempat yang beriklim agak
lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif
pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko
terkena dermatophytosis14.
PEMERIKSAAN FISIK
Kelainan kulit yang tampak pada Tinea kruris pada sela paha
merupakan lesi berbatas tegas yang simetris pada lipat paha kiri dan
gluteal, bahkan sampai paha, bokong dan perut bawah. Tepi lesi aktif
(peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya), polisiklis,
disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.
timbul erosi dan infeksi sekunder. Pada infeksi akut, ruam biasanya basah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
tepi lesi dengan memakai scalpel , pinggir gelas, atau selotip → taruh di
obyek glass → tetesi KOH 10-20 % 1-2 tetes → tunggu 10-15 menit untuk
akan didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan
bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit yang
yang rendah, harga yang lebih mahal dan biasanya digunakan hanya
pada kasus yang berat dan tidak berespon pada pengobatan sistemik.
74,6%. Garg dkk. pada pada tahun 2009 di India melaporkan sensitivitas
kultur jamur pada dermatofitosis yang mengenai kulit dan rambut sebesar
pertumbuhan15.
c. Punch biopsy
pengecatan methenamin silver, jamur akan tampak coklat atau hitam 15.
PENATALAKSANAAN
sama terhadap terapi anti jamur sistemik dan topikal yang ada 15.
PENGOBATAN TOPIKAL
sel jamur.
bentuk salep.
PENGOBATAN SISTEMIK
dengan dosis 0,5 – 1 g untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk anak-
secara bertahap diganti dengan jaringan yang tidak terinfeksi dan sangat
dinding sel jamur. Obat antifungi ini telah banyak digunakan dan
untuk dewasa atau 3-6 mg/kgBB sehari untuk anak-anak lebih dari 2
tahun8.
NON-MEDIKAMENTOSA
dijaga agar tetap kering dan terhindar dari sumber-sumber infeksi serta
berbahan cotton.
paha (autoinokulasi).
PROGNOSIS
imunologis dan sosial budayanya, tetapi pada umumnya baik. Selain itu
prognosis14.
skenario?
Jawab :
Penatalaksanaan awal:
Non-Farmakoterapi.4
terinfeksi.4
2) Antibiotik
kepatuhan penderita.4
3) Antijamur
digunakan dalam 2 minggu.4
Pengobatan Awal
penderita.
mencegah komplikasi.
tubuh penderita.
Tindakan pencegahan:
tahun.
ketujuh.Jakarta : FKUI.
2. Bloom William, Don W. Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12.
the skin : clinical dermatology. 10th ed, New York: Mc Graw Hill.
Hal. 13-14
Hal. 1-5.
15. Wirya Duarsa. Dkk. 2010. Pedoman Diagnosi dan Terapi Penyakit
Udayana.