Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KELOMPOK PBL

“SISTEM IMUNOLOGI”

MODUL 2

BERCAK MERAH PADA KULIT

OLEH:

KELOMPOK 9

1. NUR AZIZAH AULIA (K1A1 15 097)


2. NURJANA (K1A1 15 098)
3. NURDIYANA SALIM (K1A1 15 099)
4. NURFADHILAH NGANI (K1A1 15 100)
5. NURLINA (K1A1 15 101)
6. NURMILA PURNAMA SARI (K1A1 15 103)
7. NURUL ANNISA MUHTAR (K1A1 15 104)
8. PRABOWO SAPUTRA Y. (K1A1 15 105)
9. PRICELLA MUTIARI (K1A1 15 106)
10. PUTRI MAHARANI (K1A1 15 107)
11. RAHMAT RAMADAN (K1A1 15 108)
12. RAYNHARD B. FANDRES (K1A1 15 109)
13. RIFA’ATUL MAHMUDAH (K1A1 15 110)
14. RINA CHARAMITA (K1A1 15 111)

PEMBIMBING : dr. MARIO POLO WIDJAYA , Sp.OT , M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dapat menyebutkan reaksi hipersensitif yang menyebabkan bercak merah pada
kulit dan menjelaskan tentang penyebab, patomekanisme reaksi yang
bersangkutan, terutama imunopatogenesis terjadinya reaksi ini, kerusakan
jaringan, tanda/gejala yang ditemukan, cara diagnosis penunjang, serta
penatalaksanaan kasus yang bersangkutan.
2. SKENARIO
Seorang ibu rumah tangga berumur 20 tahun datang ke Dokter Praktek Swasta
dengan keluhan bercak kemerahan berbatas tegas di pergelangan tangan, muncul 4
hari yang lalu. Bercak tersebut agak hangat pada perabaan, terasa gatal dan tidak
ada nyeri pada penekanan. Kelainan ini sifatnya kambuhan terutama setelah
mencuci. Lokasi kelainannya bias di sela-sela jari tangan atau di sela jari kaki.
3. KATA SULIT
1) Bercak kemerahan (eritema) : Kemerahan pada kulit yang dihasilkan oleh
kongesti pembuluh darah kapiler
4. KATA KUNCI
1) Ibu rumah tangga berusia 20 tahun
2) Bercak kemerahan berbatas tegas
3) Pada pergelangan tangan.
4) 4 hari yang lalu
5) Hangat pada perabaan
6) Gatal dan tidak nyeri
7) Kambuhan setelah mencuci
8) Lokasi di sela-sela jari tangan dan jari kaki
5. PERTANYAAN
1) Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi dari organ terkait!
2) Jelaskan patomekanisme yang berkaitan dengan kasus!
3) Jelaskan etiologi bercak merah pada kulit!
4) Sebutkan penyakit-penyakit berkaitan dengan bercak merah pada kulit!
5) Sebutkan reaksi hipersensitif bercak merah pada kulit!
6) Jelaskan hubungan setelah mencuci dengan bercak merah yang timbul!
7) Jelaskan keterkaitan antara beberapa gejala yang timbul!
8) Mengapa bercak merah timbul pada sela-sela jari tangan dan kaki?
9) Sebutkan beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan!
10) Jelaskan tata laksana penyembuhan berkaitan kasus!

6. JAWABAN PERTANYAAN

1) Jelaskan anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait skenario !


ANATOMI KULIT

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar, menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan
kelenjar sebacea. Kulit membentuk wadah untuk struktur tubuh (jaringan dan organ)
dan zat-zat penting (terutama cairan).
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan
epitel squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak
memiliki pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Epidermis terdiri dari
beberapa sel, yaitu:
a. Stratum Corneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan
mengandung zat keratin.
b. Stratum Lucidum, selnya pipih, perbedaannya dengan stratum
granulosum ialah sel-selnya sudah banyak kehilangan inti dan butir-butir
sel telah menjadi jernih sekali dan tembus cahaya. Dalam lapisan terlihat
seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat.
c. Stratum Granulosum, terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel
tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit.
Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohyalin yang
merupakan precursor dalam pembentukan keratin. Keratin ini merupakan
protein keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan kulit yang
terbuka.
d. Stratum Spinosum, lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan
dapat mencapai 0,2 mm. Lapisan ini terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya
disebut spinosum karena jika kita lihat dari mikroskop bahwa sel-selnya
terdiri dari sel yang bentuknya polygonal dan mempunyai tanduk (spina).
e. Startum Basalis, disebut demikian karena sel-selnya terletak di bagian
basal (dasar), startum ini merupakan sel-sel induk yang akan mengganti
sel-sel yang berada di atasnya. Bentuk silindris dengan inti yang lonjong.
Di dalamnya terdapat butir-butir halus yaitu melanin yang merupakan
pigmen untuk kulit.
2. Dermis
Terdiri dari 2 lapisan, yaitu bagian luar yang disebut Startum Papillaris dan
lapisan dalam disebut Stratum Reticularis. Kedua lapisan tersebut terdiri
dari jaringan ikat logger yang tersusun dari serabut kolagen, serabut elastis,
dan serabut retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda. Serabut kolagen berfungsi untuk
memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastic memberikan kelenturan pada
kulit, dan retikulus terdapat di sekitar kelenjar dan folikel rambut yang
berfungsi memberikan kekuatan pada alat tersebut.
3. Subkutis
Terdiri dari kumpulan sel-sel lemak dan di antaranya terdapat jaringan ikat
dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan inti terletak di tepi sehingga
membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut panniculus adiposum,
yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat dan terkait dengan jenis kelamin.
Lapisan ini berfungsi sebagai bantalan ketika kulit mendapat tekanan trauma
mekanis, selain itu juga berfungsi sebagai isolator panas atau
mempertahankan suhu tubuh dan penimbunan kalori.

KELENJAR KULIT
Kelenjar keringat ( glandula sudorifera) terbagi menjadi 2 berdasarkan
stuktur dan lokasinya, yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat
apokrin. Kelenjar keringat akrin adalah kelenjar tubukar dan berpilin serta tidak
mempunyai hubungan denga folikel rambut. Kelenjar ini menyebar di seluruh tubuh,
terutama pada telapak tangan dan kaki serta dahi. Sekresinya mengandung air dan
membantu pendinginan evaporative tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
Kelenjar keringat apokrin merupakan kelenjar keringat besar, terspesialisasi dan
bercabang dengan penyebaran terbatas. Kelenjar ini didapatkan pada ketiak, areola
mammae dan region anorectal.
Kelenjar minyak (glandula sebacea) mengeluarkan sebum yang biasanya
disalurkan ke folikel rambut. Kelenjar sebacea, rambut dan kelenjar keringat apokrin
membentuk polisebacea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir,
areola dan papilla mammae.
(Sumber : Diktat Anatomi Biomedik 2)

HISTOLOGI KULIT

Kulit menutupi seluruh permukaan luar tubuh. Struktur kulit terdiri dari 3 lapisan
yaitu :

1. EPIDERMIS
Di bentuk oleh epitel berlapis gepeng bertanduk yang bersifat avaskuler.
Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini mempunyai lapisan luar seperti
membran yang terdiri dari sel sel mati yang berisi kompleks keratin dan
campuran kompleks lipid.
Terdiri atas 5 lapisan.
a. Stratum korneum
Merupakan lapisan paling luar dari epidermis yang ketebalan nya
bervariasi. Stratum korneum terutama terdiri dari sel mati yang gepeng
berisi filamen keratin lunak. Sel berkeratin terus menerus di lepaskan atau
mengalami deskuamasi serta di ganti sel yang baru.
b. Stratum lucidum
Biasanya di temukan pada lapisan kulit yang tebal. Sel-selnya tersusun
rapat dan tidak memiliki nukleus.
c. Stratum granulosum
Dibentuk oleh 3-5 lapisan sel keratinosit. Sel selnya berbentuk gepeng.
d. Stratum spinosum
Terdiri dari 2-6 lapis sel,sel berbentuk kubis dan berinti bulat.
e. Stratum basalis
Lapisan paling dalam atau bawah dari epidermis. Sel selnya berbentuk
kolumnair yang terletak pada membrana baslis yang memisahkan
epidermis dengan dermis.
2. DERMIS
Dermis atau korium adalah lapisan tebal yang terdiri dari jaringan ikat tempat
epidermis melekat. Jaringan ikat dermis banyak mengandung pembuluh
darah. Pada lapisan dermis ditemukan folikel rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Dermis terdiri dari 2 lapisan :
a. Lapisan papillaris.
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung sel fibroblas,
makrofag, mast sel dan leukosit. Batasnya dengan epidermis tidak rata
tetapi bergelombang.
b. Lapisan retikularis
Merupakan lapisan dermis yang tebal dan mengandung serat kolagen.
3. SUBKUTIS
Disebut juga hipodermis, biasanya mempunyai sangat banyak lemak dan
kolagen dan menghubungkan kulit dengan struktur yang lebih dalam seperti
perikondrium, dll.
Kelenjar-kelenjar yang terdapat pada kulit manusia:
a. Kelenjar sebasea
Terdapat pada seluruh permukaan tubuh manusia kecuali pada telapak
tangan dan telapak kaki.
b. Kelenjar ekrin
Terdapat pada seluruh permukaan tubuh kecuali bibir, klitoris, labia
minor. Terdiri atas 3 jenis sel yaitu sel mioepitel, sel gelap dan sel jernih.
c. Kelenjar apokrin
Hanya terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti axilla, palpebra dan area
mammae. Kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon sex sehingga tidak
berkembang penuh sebelum pubertas.

FISIOLOGI KULIT
Fungsi spesifik kulit terbagi menjadi sejumlah kategori umum.
· Proktektif. Kulit menyediakan sawar fisis terhadap rangsang termal dan mekanis
seperti gaya gesekan dan kebanyakan patogen potensial dan materi lain.
Mikroorganisme yag mempenetrasi kulit memberi peringatan limfosit dan sel
penyaji-antigen di kulit dan respon imun meningkat. Pigmen melanin gelap di
epidermis melindungi sel dari radiasi ultraviolet. Kulit juga merupakan sawar
permeable terhadap kehilangan atau ambilan air yang berlebihan, yang
memungkinkan kehidupan di bumi. Permeabilitas kulit selektif memungkinkan
sejumlah obat lipofilik seperti hormone steroid tertentu dan obat-obatan yang
diberikan melalui koyo.
· Sensorik. Banyak tipe reseptor sensorik memungkinkan kulit memantau lingkungan
dan berbagai makroreseptor dengan lokasi spesifik di kulit penting untuk interaksi
tubuh dengan objek fisis.
· Termoregulator. Temperatur tubuh yang konstan normalnya lebih mudah
dipertahankan berkat komponen insulator kulit (misalnya, lapisan lemak dan
rambut di kepala) dan mekanismenya untuk mempercepat pengeluaran panas
(produksi keringat dan mikrovaskuler superfisial yang padat)
· Metabolik. Sel kulit menyintesis vitamin D3 yang diperlukan pada metabolisme
kalsium dan pembentukan tulang secara tepat melalui kerja sinar UV setempat
pada precursor vitamin ini. Kelebihan elektrolit dapat dihilangkan melalui keringat
dan lapisan subkutan menyimpan sejumlah energi dalam bentuk lemak.
· Sinyal seksual. Banyak gambaran kulit, seperti pigmentasi dan rambut, adalah
indikator visual kesehatan yang terlibat dalam ketertarikan antara jenis kelamin
pada semua spesies vertebra, termasuk manusia. Efek feromon seks yang
dihasilkan kelenjar keringat apokrin dan kelenjar lain di kulit juga penting untuk
ketertarikan tersebut.

2) Jelaskan patomekanisme terjadinya bercak merah!


Bahan iritan menyebabkan kerusakan lapisan tanduk melalui denaturasi
keratin dan perubahan daya ikat air terhadap kulit. Selain itu, bahan iritan juga
merusak membarn lipid keratinosit yang menginduksi pelepaan sitokin
proinflamsi (fosfolipase, asam arakidonat, diasilgliserida, platet activating factor,
inotisida) yang berujung kepada vasodilatasi dan peningkatan permeablitas
vaskuker. Serangkaian proses tersebut menimbulkan gejala inflamasi di tempat
terjadinya kontak di kulit.

DKA timbul akibat reaksi imunologi tip IV. Terdapat dua fase dalam reaksi
tersebut, yaitu fase sensitasi dan elitasi. Gejala dapat timbul setelah pasien
mengalami kedua fase tersebut. Fase senstiasi terjadi ketika hapten melewati
stratum korneum dan dan ditangkap oleh sel langerhans., kemudian di
konjugasikan dengan HLA-DR sehingga menjadi antigen lengkap. Proses-ptoses
tersebut berjsalan seiring aktivasi sebagai sitokin (IL-1 TNF alfa). Antigen lengap
akan di presentasikan kepada sel T spesifik yang keberadaannya di tentukan
secara genetik. Sel T spesifik akan terus berproliferasi dan menghasilkan turunan
set T memori. Sel T memori ini yang akan beredar lewat kelenjar getah bening
dan menyebar ke seluruh tubuh. Inilah yang di sebut sebagai senstilasi. Proses ini
berlangsung 2-3 minggu.
Semenatra itu, elisitasi terjadi padasaat pajanan ulang hapten atau alergen.
Prosesnya sama hingga terbentuk antigen lengkap. Antigen lengkap akan di
presentasikan kepada sel T memori, kemudian terjadi aktivasi. Set T teraktivasi
ini mengeluarkan IFN gamma untuk aktivasi keratinosit. Keratinosit akan
menghasulkan IL-1, IL-6, RNF-alfa, dan GMCSF. Semua sitokin tersebut dapat
mengaktivasi sel T lebih banyak. Selain itu, terjadi pula aktivasi sel mast dan
makrofag. Aktivasi sel mast akan menyebabkan vasodilatasi, aktivasi
komplemne, dan kinin masuk ke dalam epidermis dan dermis, aktivasi netrofil
dan monosit. Fase inilah yang di sebut elisitasi.

(Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran jilid 1)

3) Jelaskan etiologi bercak merah pada kulit!

1. Bahan iritan : pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk
gergaji

2. Faktor yang berpengaruh : lama kontak, frekuensi, gesekan trauma fisik,


suhu, kelembapan

(Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran jilid 1)

4) Sebutkan penyakit-penyakit berkaitan dengan bercak merah pada kulit!


Penyakit dengan bercak merah pada kulit adalah sebagai berikut:

1) Dermatitis Kontak Iritan


Dermatitis kontak iritan adalah reaksi peradangan kulit non-
imunologis (tanpa sensitasi) dan lebih sering dihubungkan dengan
pekerjaan (deterjen, bahan kimia, dll). Gejala yang timbul bergantung
terhadap sifat iritan. Gejala akut berupa kulit terasa pedih, panas dan
terbakar. Efloresensi bisa berupa eritema, edema, bula dan nekrosis,
biasanya berbatas tegas.
2) Dermatitis Numularis
Dermatitis numularis dicirikan dengan lesi bentuk mata uang (koin)
atau agak lonjong, batas tegas, dengan papulovesikel, mudah pecah
dan basah. Keluhan utama adalah gatal hebat. Lesi akut berbentuk
vesikel/papulovesikel, kemudian berkonfluens sehingga berbentuk
seperti koin, eritem, edem dan batas tegas.
3) Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi adalah reaksi peradangan kulit yang didahului
proses sensitasi. DKA lebih dihubungkan terhadap stigmata atopi
(asma, rinitis alergi, konjungtivitis alergi). Keluhan utama adalah
gatal, keluhan lain yaitu lesi akut berbentuk eritematosa batas tegas,
dengan edema, papul, vesikel, bula, erosi dan eksudasi. Lokasi DKA
tersering adalah tangan (mencuci, memasak), lengan, wajah
(kosmetik), telinga (anting, gagang telepon), leher (kalung, parfum),
badan, genitalia paha.
4) Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis dan residif, biasanya
terjadi selama masa bayi dan anak. DA sering dihubungkan dengan
peningkatan IgE dan riwayat atopi, dan cenderung diwariskan. Gejala
berupa kulit kering, pruritus hilang timbul, umumnya lebih gatal saat
malam hari, papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi dan
krusta.
5) Neurodermatitis Sirkumskripta
Radang kulit dengan gatal, kronis, sirkumskrip, disertai penebalan
kulit dan likenifikasi, akibat garukan berulang karena rangsangan
pruritogenik. Lesi soliter, diawali plak eritematosa dengan edema,
kemudian menjadi menebal, likenifikasi berskuama, ekskoriasi,
hiperpigmentasi, dan batas tidak jelas. Lokasi tersering adalah kulit
kepala, tengkuk, leher sisi lateral, ekstensor lengan, pubis, vulva,
skrotum, perineum, medial paha, lutut, lateral tungkai bawah, ventral
pergelangan tangan dan punggung kaki.
6) Dermatitis Seboroik
Adalah kelainan kulit yang didasari faktor konstitusi dan memiliki
predileksi di daerah seboroik. Penyakit ini sering dihubungkan dengan
peningkatan produksi sebum. Eritema dan skuama berminyak, agak
kekuningan, batas difus.
7) Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit autoimun, kronis, residif, yang ditandai
dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama
transparan berlapis. Penyakit ini juga diawali adanya fenomena tetesan
lilin, Auspitz dan Kobner, serta pitting nail.
a. Fenomena tetesan lilin:
skuama berubah menjadi warna putih setelah digores dengan
menggunakan tepi objek kaca (seperti lilin digores).
b. Fenomena Auspitz
titik-titik serum/perdarahan setelah pengerokan perlahan
dengan tepi kaca gelas objek.
c. Fenomena Kobner
kelainan yang sama dengan psoriasis, muncul di tempat dengan
riwayat trauma sebelumnya.
8) Pitiriasis Rosea
Pitiriasis rosea adalah erupsi kulit akut yang dapat sembuh sendiri,
dimulai dengan lesi inisial (mother patch) eritema berskuama halus,
diikuti munculnya lesi-lesi kecil generalisata di badan, lengan dan
tungkai atas. Lesi biasanya tersusun sesuai lipatan kulit.

(Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran Jilid I)

5) Jelaskan reaksi hipersensitivitas bercak merah pada kulit!


Reaksi hipersensitivitas pada kasus bercak merah pada kulit adalah Reaksi Tipe 4.

1. Reaksi Tipe 1
Reaksi anafilaksis, reaksi yang muncul segera setelah alergen masuk kedalam
tubuh. Antigen (alergen) yang memasuki tubuh akan segera ditangkap oleh
fagosit. setelah itu antigen tersebu akan diproses dan dipresentasikan pada sel
Th2. Sebagai responnya sel Th2 melepaskan sitokin yang menstimulasi sel B
untuk memproduksi igE. Nantinya IgE diikat oleh sel-sel yang memiliki
reseptor IgE spesifik, misalnya sel mast, basofil, dan eofinofil. Apabila tubuh
terpajan dengan alergen yang sama, IgE spesifik yang terdapat pada
permukaan sel mast akan langsung bereaksi mengikat alergen tersebut.
2. Reaksi Tpe 2
Reaksi sitototksik terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgM dan IgG terhadap
antigen yang merupakan bagian sel hospes. Akibatnya, terjadilah ikatan
antibodi-antigen yang mengaktivasi koplemen. Berikutnya, terjadi rekrutmen
dam aktivasi leukosit (neitrofil, makrofag) yang memicu lisis sel. Sel-sel
yang diapsonisasi oleh antibodi IgG dikenali oleh reseptor Fc pada Fagosit
yang apeaifik. Saat antibodi IgM atau IgG berada pada permukaan sel, sistem
komplemen akan teraktivasi menghaslkan produk, terutama C3b dan C4b.
3. Reaksi Tipe 3
Reaksi kompleks imun , terjadi karena penimbunan kompleks antigen-
antbodi IgM atau igG dalam jaringan atau pembulu darah memicu aktivasi
komplemen.
4. Reaksi Tipe 4
Reaksi hipersensitivitas lambat, yang timbul lebih dari 24 jam setelah pajanan
antigen.
 Sel CD4 melepaskan sitokin yang mengaktivas makrofag sehingga
timbul inflamasi.
 Sel CD8 langsung mendestruksi sel sasaran, terjadi inflamasi yang
diperantaral stokin.

(Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran jilid 2)

6) Jelaskan hubungan setelah mencuci dengan bercak merah yang timbul!


Mencuci baju adalah sebuah rutinitas yang sering kita lakukan, terutama para
ibu rumah tangga yang mungkin setiap harinya selalu berhadapat dengan cucian,
detergen, sabun, dll. Namun, kandungan tertentu yang terdapat didalam detergen
dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Alergi pada detergen dapat terjadi secara
tiba-tiba setelah penggunaannya yang sering. Sistem kekebalan tubuh
menganggap detergen sebagai salah satu komponen yang berbahaya, sehingga
memicu tubuh untuk melepaskan antibodi seperti histamin.

Penyebab utama dari alergi detergen ini yaitu bahan kimia yang terkandung di
dalam detergen yang bertindak sebagai iritan pada kulit. Pada umunya jenis bahan
kimia yang bertanggung jawab memicu alergi diantaranya adalah pewarna,
pewangi, dan agen pemutih. Residu bahan kimia tersebut akan tetap ada pada
pakaian setelah dicuci dan menyebabkan timbulnya reaksi alergi. Kulit mungkin
akan mengalami iritasi dan sesaat setelah beberapa waktu dapat menjadi kering
dan bersisik. Kulit yang terus terpapar alergen akan mengalami peradangan
berupa warna kemerahan dan ruam.

Hubungan setelah mencuci dengan timbulnya bercak merah adalah


kemungkinan ibu tersebut terkena Eksema eksogen yaitu Dermatitis iritan
primer. Yang termasuk iritan primer yang ecara fisik merusak kulit adalah asam,
basa, dan detergen. Beberapa iritan kuat akan dengan cepat menimbulkan efek,
sedangkan iritan yang lebih lemah akan menimbulkan efek kumulatif. Seseorang
yang menderita dermatitis atopik akan lebih mudah terkena iritan primer. Seperti
seorang ibu rumah tangga yang suaminya tidak peduli akan beratnya beban istri,
dengan delapan anak, tidak mempunyai mesin cuci dan mesin cuci piring,
merupakan sasaran yang mudah bagi iritan primer kumulatif , karena tangannya
terus menerus terendam dalam cairan pencuci, pakaian bayi kotor, dan bubuk
deterjen.

(Sumber : Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin)

7) Jelaskan keterkaitan antara beberapa gejala yang timbul!


Bahan iritan menyebabkan kerusakan lapisan tanduk melalui denaturasi
keratin dan perubahan daya ikat air terhadap kulit. Selain itu, bahan iritan itu juga
merusak membran lipid keratinosit yang menginduksi pelepasan sitokin
proinflamasi yang berujung kepada vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas
vaskular. Adanya rangsangan karena kerusakan membran lipid keratinosit oleh
bahan iritan menyebabkan terjadinya produksi prostaglandin. Prostaglandin
kemudian merangsang produksi substansi P, yang akan merangsang sel mast
untuk memproduksi histamin dan pembuluh darah untuk produksi bradikinin.
Histamin akan berakibat pada timbulnya rasa gatal. Sedangkan, terpicunya
bradikinin merangsang vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga timbul
kemerahan pada daerah lokal.

(Sumber : Buku Patofisiologi, Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit)

8) Mengapa bercak merah timbul pada sela-sela jari tangan dan kaki?
Pada beberapa kasus bercak merah pada kulit hanya mengenai beberapa bagian
tertentu ,dari tubuh seperti wajah, tangan dan kaki tetapi bercak merah juga bisa
mengenai dimana saja. Sifat bercak merah pada kulit dapat bervariasi tergantung
penyebabnya , antara lain :

ALERGI : bercak merah muncul pada kulit setelah memakai atau terkena bahan
tertentu bisa berupa kosmetik , pakaian ataupun yang lain atau kadang juga
muncul ketika setelah makan atau meminun obat yang memicu reaksi alergi. Jika
pemakaian bahan langsung pada kulit maka area kulit itu saja yang terkena.

BAHAN IRITAN: dapat merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,


menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengikat gaya lapisan kulit . Bahan-
bahan yang menfiritasi seperti bahan pelarut, detergen, minyak pelumas dan asam
alkali.

DERMATITIS KONTAK IRITAN: suatu dermatitis kontak yang disebabkan oeh


bahan yang bersifat iritan/kimia yang dapat merusak jaringan. Reaksinya dapat
berupa merah/coklat dan gatal. Salah satu penyebab dermatitis kontak iritan
adalah bahan kimia yang sering digunakan.

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA ( PKAK ) / occupation dermatoses : suatu


kelaian kulit yang terjadi karena pekerjaan seseorang. Penyakit akibat kerja ini
basanya terdapat pada di daerah industri, perkebunan, dll. Penyakit kulit yang
sering muncul pada PKAK adalah dermatitis kontak iritan.
Bagian kulit (sela jari tangan dan kaki) yang terus terpapar allergen akan
mengalami peradangan berupa warna kemerahan dan ruam.

(Sumber : Jurnal Pengaruh Riwayat Atopic Terhadap Timbulnya Dermatitis


Kontak Iritan)

9) Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan!


Untuk memastikan diagnosis maka diperlukan pemeriksaan penunjang, salah
satu pemeriksaan yang dilakukan yaitu Uji Tempel.
Untuk melakukan uji temple diperlukan antigen,biasanya antigen standar
buatan pabrik,misalnya finn chamber system kit dan.T.R.U.E.bahan yang
digunakan untuk uji tempel misalnya kosmetik pelembab, produk yang diketahui
bersifat iritan misalnya deterjen, hanya boleh diuji bila diduga keras penyebab
alergi perlu di ingat bahwa hasil positif dengan allergen bukan standar perlu
control (5-10 orang), untuk menyingkirkan kemungkinan karna iritasi.
Uji tempel biasa dilakukan selama 48 jam, setelah itu uji temple dilepas.
Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas, agar efek tekanan
bahan yang di uji telah menghilang atau minimal.hasilnya sebagai berikut:
1=reaksi lemah (non vesicular):eritema,infiltrate,papul(+)
2=reaksi kuat:edema atau vesikel(++)
3=reaksi sangat kuat (ekstrim):bula atau ulkus(+++)
4=meragukan:hanya macula eritematosa
5=iritasi:seperti terbakar,pustule atau purpura (ir)
6=reaksi negative(-)
7=excited skin
8=tidak di tes(NT=not tested)

Untuk menginterpretasi hasil uji temple tidak mudah. Respon alergi biasanya
menjadi lebih jelas antara pembacaan ke satu dan kedua, berawal dari +/- ke +
atau ++bahkan ke +++ sedangkan respon iritan cenderung menurun.
Reaksi positif palsu dapat terjadi bila konsentrasi terlalu tinggi, atau bahan
tersebut bersifat iritan bila dalam keadaan tertutup ini disebabkan karena efek
tekan, terjadi bila menggunakan bahan padat.

Reaksi negative palsu dapat terjadi misalnya konsentrasi terlalu rendah,


vehikulum tidak tepat, bahan uji tempel tidak melekat dengan baik, atau longgar
akibat pergerakan, kurang cukup waktu penghentian pemakaian kortikosteroid
sistemik atau topical poten yang lama dipakai pada area uji temple dilakukan.
(Sumber : Jurnal Bercak Merah Pada Kulit)

10) Jelaskan tatalaksana penyembuhan berkaitan kasus!


Tata laksana pada kasus yaitu :
1. Non farmakologis
Menghindari pajanan dan menggunakan alat pelindung saat bekerja
2. Farmakologis
- Topikal
Kronik : salep kortikosteroid potensi sangat kuat, seperti klobetasol
propionate 0,05%, betametaso dipropionat 0,05%
- Sistemik
Antihistamin generasi pertama atau kedua
Tambahkan prednisone 15-40 mg bila lesi luas
Tambahkan antibiotic bila ada infeksi sekunder.
Dapat menggunakan amoksisilin 3 X 500 mg.
Klindamisin 2 X 300 mg selama 5 -10 hari
(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Jilid I)
DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, dkk.2011.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Jakarta: FKUI


Chris Tanto, dkk.2014.Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta: Media Aesculapius
Chris Tanto, dkk.2014.Kapita Selekta Kedokteran Jilid II.Jakarta: Media Aesculapius
Price SA, Wilson.2015. Patofisiologi, Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit,Edisi 6.
Jakarta: EGC
Tim Penyusun.2015.Buku Ajar Biomedik 2. Makassar: Departemen Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Tury, Tuyii.2012.Jurnal Bercak Merah Pada Kulit.Jakarta

Sulistyani, dkk. Jurnal Pengaruh Riwayat Atopic Terhadap Timbulnya Dermatitis


Kontak Iritan. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai