Anda di halaman 1dari 32

Praktikum Penulisan Resep

Nur Illiyyin Akib, S.Si., M.Si., Apt.


Aspek Etika Mengenai Resep dan Obat
1. Rahasia antara dokter, apoteker & pasien.
2. Dokter tidak menjual obat kepada penderita
3. Dokter tidak menyarankan pasien mengambil obat
diapotek tertentu
4. Penulisan resep harus rasional - tidak banyak macam
obat dalam satu resep
Bahasa Resep = Bahasa Latin :
- Bahasa universal, bahasa mati, bahasa medical science
- Menjaga kerahasiaan  mempengaruhi psikologis
- Menyamakan persepsi (dokter dan apoteker)
PENULISAN JUMLAH OBAT
• Penulisan jumlah obat dinyatakan dalam
angka romawi :
I =1
V =5
X = 10
L = 50
C = 100
M = 1000
Singkatan Bahasa Latin: Waktu Pemberian Obat
• o.h.c  omni hora cochlear  setiap jam 1 sendok
makan
• o.b.h.c  omni bihora cochlear  setiap 2 jam 1
sendok makan
• a.c  ante coenam  sebelum makan
• p.c post coenam  sesudah makan
• d.c  durante coenam  sementara makan
• m  mane  pagi
• a.merid.  ante meridiem  sebelum tengah hari
• m.et.v  mane et vespere  pagi dan sore
• noct.  nocte malam
• o.m  omni mane  setiap pagi
Singkatan Bahasa Latin: Tempat Aplikasi Obat

• u.c  usus cognitus  pemakaian diketahui


• u.e  usus externus  pemakaian di luar badan
• u.i  usus internus pemakaian di dalam badan
• a.d  auri dextra  telinga kanan
• a.s  auri sinistra  telinga kiri
• m.f  misce fac  campur, buatlah
• f.l.a  fac lege artis  buatlah menurut seni
Singkatan Bahasa Latin: Lain-lain

• S  signa  tandai
• p.p  pro paupere  untuk orang miskin
• P.I.M  periculum in mora  bahaya jika ditunda
• u.p  usus propius  pemakaian diketahui
• u.n  usus notus  untuk dipakai sendiri
• cito  segera, mendesak
• Iter  iteratur
• N.I  ne iteratur  tidak diulang
Singkatan Bahasa Latin: Pemberian Obat

• bdd  bis de die  dua kali dalam sehari


• tdd  ter de die  tiga kali dalam sehari
• i.m.m  in manum medici  diserahkan kepada dokter
• gtt.  guttae  tetes
• d.t.d  da tales doses  berilah sekian takaran
• p.rn  pro renata  jika perlu
FORMULA
RESEP
FORMULA MAGISTRALIS
Resep yang obatnya
disusun sendiri oleh dokter
penulis resep  dosis dan
bentuk sediaan ditentukan
sesuai kondisi pasien
Contoh: Racikan
R/ Polaramine 1,0 mg
Doveri 50 mg
Prednison 4,0 mg
Sacch Lactis qs
m f pulv dtd N0. XX
S 3 dd I Pulv
FORMULA
RESEP
FORMULA
SPESIALITIS
Resep di mana obatnya
adalah buatan suatu
industri farmasi atau
komposisinya telah
ditentukan oleh industri
farmasi
R/ Mefinal tablet 500 mg No. X
S 3 dd I tablet
p.rn
FORMULA
RESEP
FORMULA OFFICINALIS
Resep dimana obatnya telah
tercantum dalam buku resmi ( Form.
Nasional, Form. Indonesia )
Contoh :
Lotio Kummerfeldi sf 60 ml
S UE
FUNGSI OBAT DALAM
RESEP
REMEDIA CARDINALE
Obat yang berfungsi menyembuhkan
penyebab terjadinya penyakit
( penyebab- kausal )
Contoh :
Amoksisilin  Infeksi
Chloroquin  Malaria
Insulin  Diabetes
REMEDIA ADJUVANTIA
Obat tambahan yang digunakan untuk
membantu kesembuhan (Gejala =
simtomatik )
Contoh :
Parasetamol Demam
Dekasametason Radang
REMEDIA CONSTITUEN
Obat yang berfungsi sebagai pelarut
Aquadest Melarutkan sirup
kering atau injeksi kering
REMEDIA CORRIGENTIA
Obat yang digunakan untuk memperbaiki obat
yang diberikan
RC Actionis memperbaiki kerja R Cardinale
(Vitamin B6 untuk INH)
RC Saporis memperbaiki rasa (Lactosum
dalam puyer)
RC Odoris memperbaiki/menutupi bau yang
tidak enak (minyak permen untuk sirup atau
suspensi, minyak mawar untuk salep)
RC Coloris memperbaiki warna sediaan/obat
menjadi menarik ( tartrazin)
DOSIS OBAT DALAM
RESEP
Dosis suatu obat : Dosis pemakaian untuk
sekali pakai peroral untuk orang dewasa,
kecuali bukan yang dimaksud di atas
harus dengan keterangan yang jelas,
misalnya pemakaian sehari, dosis untuk
anak, dosis perinjeksi dll.
Dosis Terapi (DT)
Dosis yang tertulis dalam resep digunakan
untuk menyembuhkan secara indivudual
Dosis Lazim (DL)
Dosis lazim yang dapat menyembuhkan,
tercantum dalam literatur
CARA PEMBERIAN
OBAT
Oral Melalui mulut masuk ke saluran
pencernaan
Parenteral Merobek jaringan masuk ke
pembuluh darah
(Intravena, Intramuskuler,
Intrakardial, Intraperitonial,
Intrarteri)
Aerosol Semprot
Rectal Masuk kedalam dubur
Vaginal Masuk kedalam vagina
Permukaan kulit Penetrasi kedalam jaringan
kulit
Sublingual Di bawah lidah
Catatan
• Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang
(iter), nama pasien ditulis, tidak boleh m.i = mihi ipsi
(untuk dipakai sendiri). Alamat dan aturan pakai (signa)
jelas, tidak boleh ditulis u.c = usus cognitus.
• Bahan obat/obat yang termasuk narkotika penulisan di
dalam resep harus diberi tanda garis bawah/tanda merah.
• Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang ditulis
di dalam resep dengan obat branded.
• Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter
menuliskan Cito (segera), Statim(penting), Urgent
(penting). P.I.M = periculum in mora = berbahaya bila
ditunda.
Aspek Etika
• 1.Rahasia R/, adl rahasia antara dr, farmasi & pasien.
• 2.Dokter tidak menjual obat kepada penderita
• 3.Dokter tidak menyarankan pasien mengambil obat
diapotek ttt
• 4.Penulisan resep harus rasional - tidak banyak
Macam obat dlm satu R/ - Jumlah obat dlm satu R/
tdk banyak
TATA CARA PENULISAN RESEP DOKTER
• Resep yang lengkap menurut SK MenKes RI No.
26/1981 (Bab III, pasal 10) memuat:
• Nama, alamat, NSIP dokter, tanggal penulisan R/
• Nama setiap obat/komponen obat
• Tanda R/, tanda tangan/paraf dokter
• Tanda seru dan paraf dokter untuk obat dengan
jumlah melebihi dosis maksimum
PEDOMAN BAKU DALAM PRESKRIPSI

1. Penulisan Nama Obat


• Nama generik
Acidum Mefenamic  Asam Mefenamat
• Paracetamolum  Asetaminofen
• Nama paten
Postan atau Panadol
• Nama standar
Potio Nigra Contra Tussim Obat Batuk Hitam
Oral Electrolyte  oralit
PEDOMAN BAKU
Pedoman DALAM PRESKRIPSI
Penulisan Resep
2. Penulisan kekuatan
Untuk sediaan jadi:
• Kapsul asam mefenamat 250 mg
• Kaplet asam mefenamat 500 mg
• Kaplet Ponstan 500 mg
3. Penulisan jumlah obat (satuan berat, volume,
unit/biji)
Nama generik  Amoxycillin mg 200, Alcohol 70 % ml 10, Ol.
minth. pip. gtt II, Paracetamol 500 mg no. X
Sediaan standard  Pot. nigr. c. tuss. ml 200
Sediaan paten
• Caps. Amoxsan 500 mg No. XX, Allerin expect. 120 ml lag. I
PEDOMAN BAKU DALAM PRESKRIPSI
Penulisan Alat Penakar
Dengan singkatan bahasa latin baku:
• C (cochlear) : sendok makan (15 ml)
• Cth (cochlear theae) : sendok teh (5 ml)
• Gtt (guttae) : tetes (1 tetes = 0,05 ml )
• Hindari penggunaan sendok makan dan sendok teh
rumah tangga, karena volumenya tidak selalu 15 ml
atau 5 ml.
• Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat lain (5, 10, 15
ml) yang disertakan dalam sediaan cair paten.
CITO dalam Resep
• Adanya tulisan CITO ! pada sebelah kanan atas
dari blanko berarti pembuatan/ pelayanannya
harus didahulukan dari resep-resep yang lain.
• Dokter bisa menuliskan CITO ! bila penderita
dalam keadaan gawat dan penundaan dalam
pemberian obatnya bisa membahayakan.
• Istilah lain dalam bahasa latin: Statim, Urgen,
P.I.M (amat segera, mendesak).
Iteretur (ITER) dan Ne Iteretur (N.I.)
dalam Resep
• ITER atau N.I. ditulis di bawah logo R/ bila hanya bagian
inscription ini yang dimaksud.
• Atau ditulis di bagian atas sebelah kiri, di atas cetakan logo R/,
bila semua obat dalam resep perlu diulang atau tidak boleh
diulang.
• ITER: boleh/ perlu diulang
• Contoh: ITER 3X, artinya pengulangan resep boleh dilakukan
sebanyak 3x
• N.I: obat yang tertulis dalam resep tidak boleh diulang, demi
keamanan pasien, artinya untuk menghindari efek samping
atau efek lain yang tidak diinginkan.
Dosis
• Dosis atau takaran adalah banyaknya suatu
obat yang dapat digunakan atau diberikan
kepada penderita untuk di dalam maupun luar
badan
• Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dosis
adalah dosis maksimum dewasa utuk
pemakaian melaui mulut, injeksi, subkutan,
atau rektal
Dosis
• Daftar dosis maksimum menurut FI edisi III digunakan untuk
orang dewasa usia 20-60 tahun dengan bobot badan 58-60kg
• Manula  kondisi fisiologis menurun
60-70 tahun 4/5 dosis dewasa
70-80 tahun ¾ dosis dewasa
80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
Di atas 90 tahun 1/2 dosis dewasa
• Ibu hamil  peka terhadap obat  dosis kecil. Beberapa obat
diekskresi ke plasenta  menyebabkan kontraksi uterus atau
menghambat pembelahan sel janin
• Anak dan bayi  fisiologis belum sempurna  dosis harus
lebih rendah daripada dewasa
Perhitungan Dosis Anak/Bayi
• Untuk anak di bawah 8 tahun:
Rumus Young dosis = (n/n+12) x dosis dewasa
n dalam tahun
• Untuk anak di atas 8 tahun:
Rumus Dilling dosis = (n/20 x dosis dewasa)
n dalam tahun
• Untuk bayi di bawah 1 tahun
Rumus Fried dosis = (m/150) x dosis dewasa
m dalam bulan
• Rumus Clark (Amerika):
(Bobot badan dalam pon / 150) x dosis dewasa
dr. Budiman
Sip: 77/d703/89
Alamat : Jl. Blabla No.1 Kendari
Tgl :
R/ Resorcini 1
Sulfur praecip 3
Cetylalkohol 6
Ol. Cacao 4
Ol.Sesami 4
Vaselin alb. 7
m.f.ungt. 15 gr
s.b.d.d.loc.aeg.

R/ Kloramphenikol 2%
Lanolin 8
Ol.Olivae 1
Vaselin Album 11
m.f.ungt da 15 gr
s.u.e

R/Amoxycillin IX
s.3.dd.1.cp

Pro : Bp. Basuki


Umur : 30 th
Alamat : Jl.Jalak 66, solo
S 1-0-1
s 1-1-1

Anda mungkin juga menyukai