Anda di halaman 1dari 16

RABIES

BAGIAN SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
DEFINISI
• Rabies adalah penyakit infeksi akut
sistem saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies yang termasuk
genus Lyssa-virus, family
Rhabdoviridae dan menginfeksi
manusia melalui gigitan hewan yang
terinfeksi (anjing, monyet, kucing,
serigala, kelelawar)

Date Your Footer Here 2


ETIOLOGI
• Agen penyebab rabies adalah virus
dari genus lyssa virus dan termasuk
ke dalam family Rhabdoviridae
KARAKTERISTIK VIRUS
• Virus ini bersifat neurotropic, berbentuk menyerupai peluru
dengan panjang 130 – 300 nm dan diameter 70 nm.
• Virus ini terdiri dari inti RNA (Ribo Nucleic Acid) rantai tunggal
diselubungi lipoprotein. Pada selubung luar terdapat tonjolan
yang terdiri dari glikoprotein G yang berperan penting dalam
timbulnya imunitas Virus rabies dapat bertahan pada
pemanasan dalam beberapa waktu lama. Pada pemanasan
kering mencapai suhu 1000C masih dapat bertahan selama 2-
3 menit
• Virus rabies mudah mati oleh sinar matahari dan sinar
ultraviolet, pengaruh keadaan asam dan basa, zat pelarut
lemak, misalnya ether dan kloroform, Na deoksikolat, dan air
sabun
PATOGENESIS
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis penderita terdapat riwayat tergigit, tercakar
atau kontak dengan anjing, kucing, atau binatang lainnya
yang :
1. Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka)
2. Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit (bukan
dibunuh)
3. Tak dapat diobservasi setelah menggigit (hilang,
dibunuh, lari, dll)
4. Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan,
dll)
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM PRODROMAL Sakit dan rasa
kesemutan disekitar luka gigitan, sakit kepala,
lemah, anoreksia, demam, rasa takut, cemas,
agitasi
STADIUM SENSORIS
Penderita merasa nyeri, merasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka kemudian
disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang
berlebihan terhadap rangsang sensoris.

Date Your Footer Here 7


STADIUM EKSITASI
Tonus otot dan aktivitas simpatis menjadi meninggi dan gejala
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil
dilatasiKontraksi otot faring dan otot pernapasan dapat
ditimbulkan oleh rangsangan sensoris misalnya dengan
meniupkan udara ke muka penderita Gejala eksitasi terus
berlangsung sampai penderita meninggal.

STADIUM PARALISIS
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium
sebelumnya, namun kadang ditemukan pasien yang tidak
menunjukkan gejala eksitasi melainkan paresis otot yang
terjadi secara progresif karena gangguan pada medulla
spinalis.
• Masa inkubasi : 10 hari sampai 1 tahun .umumnya
antara 1-3 bulan.
• Masa inkubasi lebih cepat jika terdapat banyak
gigitan, gigitan terdapat pada wajah (karena dekat
dengan m. oblongata dan banyak mengandung serat
saraf yang halus dan kecil), gigitan dalam.
• Masa inkubasi juga bergantung pada daya tahan
tubuh penderita dan virulensi virus rabies.
TATA
LAKSANA
• Isolasi pasien penting segera setelah diagnosa untuk menghindari rangsangan
yang dapat menimbulkan spasme otot atau yang mencegah penularan.

• Fase Awal : luka gigitan harus dicuci dengan deterjen 5-10 menit lalu dibilas
dengan air bersih, lakukan debridement dan desinfeksi dengan alkohol

• Fase Lanjut : Tidak ada terapi pada penderita yang sudah menunjukan gejala.
Hanya tidak suportif dalam menangani gagal jantung dan nafas.

• Pemberian SAR : serum heterolog dosis 40 IU/kgBB disuntikan infiltrasi pada


luka sebanyak-banyaknya lalu sisanya dimasukan IM. Bila serum homolog
diberikan 20 IU/kgBB dengan cara yang sama. Wajib dilakukan skin test

• Pemberian VAR dalam waktu 10 hari infeksi (post exposure prophylaxis/PEP)


diberi IM pada otot deltoid atau anterolateral dengan dosis 0,5 ml pada hari
0,7,21 (Rekomendasi Depkes)
• Pada pasien yang sudah mendapat vaksin rabies
dalam 5 tahun terakhir, bila digigit anjing tersangka
rabies,vaksis cukup diberikan 2 dosis pada hari 0
dan 3. namun bila gigitan berat berikan vaksin
lengkap.
• Pada luka gigitan yang parah, gigitan di leher ke atas,
pada jari tangan, genitalia berikan SAR 20 IU.kgBB
dosis tunggal. Diberikan setengah dosis disuntikan
pada sekitar luka dan setengah dosis disuntikan IM
pada tempat yang berlainan dengan suntikan SAR
EDUKASI
• Keluarga ikut membantu
dalam hal penderita rabies
yang sudah menunjukan
gejala rabies untuk segera
dibawa untuk penanganan
segera ke fasilitas kesehatan.
• Laporkan kasus Rabies ke
dinas kesehatan setempat.
PENCEGAHAN RABIES
1. Pencucian luka
2. Pemberian Antiseptik
3. Vaksin Anti Rabies (VAR)
DIAGNOSIS BANDING
• Tetanus
• Ensefalitis
• Intoksikasi obat-obat
• Japanese encephalitis
• Herpes simplex
PROGNOSIS
• Prognosis pada umumnya dapat buruk,
karena kematian dapat mencapai 100%
apabila virus rabies mencapai SSP. Prognosis
selalu fatal karena sekali gejala rabies terlihat,
hampir selalu kematian terjadi dalam 2-3 hari
sesudahnya sebagai akibat gagal napas/henti
jantung. Jika dilakukan perawatan awal
setelah digigit anjing pengidap rabies, seperti
pencucian luka, pemberian SAR, maka angka
survival mencapai 100%.
Thank You!

Date Your Footer Here 16

Anda mungkin juga menyukai