Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang

menganalisis hubungan antara derajat merokok dengan kadar

methemoglobin pada masyarakat pesisir. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah potong lintang (cross-sectional study). Pada

desain potong lintang, peneliti mencari hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan melakukan pengukuran sesaat,

setiap subyek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa ada tindak lanjut

(Saryono, 2011).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2018.

2. Lokasi Penelitian

Sampel penelitan akan dikumpulkan di Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli Kota Kendari dan pemeriksaan sampel darah akan

dilakukan di Laboratorium Forensik Fakultas MIPA Universitas Halu

Oleo.

29
30

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perokok pria yang

bertempat tinggal di Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari

dengan jumlah 141 orang. Data pria perokok diperoleh dari jumlah

penduduk pria di lokasi yaitu 645 orang dikali proporsi perokok di

Sulawesi Tenggara yaitu 21,8%.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteria inklusi. Penentuan

besarnya sampel untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat

ditentukan dengan menggunakan formula sederhana yaitu :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )

Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui besar sampel adalah :

141
𝑛=
1 + 141(0,12 )

141
𝑛=
2,41

𝑛 = 58,506

n = 58,506 dibulatkan 59 responden


31

3. Kriteria Sampel

a) Kriteria Inklusi

1) Usia 18 – 60 tahun.

2) Perokok aktif..

3) Bersedia menjadi responden.

b) Kriteria Eksklusi

1) Menderita penyakit kelainan darah (defisiensi enzim CB5R,

hemoglobin M).

2) Mengkonsumsi obat – obatan atau bahan kimia yang

meningkatkan kadar methemoglobin (Amil Nitrat nitrat,

Benzokain, Klorokuin, Dapson, Nitrogliserin, Fenacetin,

Fenazoperidin, Primakuin, Sulfonamid).

D. Prosedur Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian

a) Alat Penelitian

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner, tabung EDTA, spoit 3 cc, plester, tourniquet, tabung

reaksi, rak tabung, mikropipet (10 μl – 100 μl), mikropipet yellow

tip, kuvet dan spektrofotometer.

b) Bahan Penelitian

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kapas alkohol 70%, kapas kering, sarung tangan, sampel darah,

aquades, kalium ferisinida 4%, larutan fosfat buffer 0,1 M, larutan


32

fosfat buffer 40 mM, kalium sianida 5%, larutan krioprotektan

(gliserol 28%, manitol 3% dan NaCl 0,65%)

2. Cara Kerja

a) Prosedur Pengambilan Darah

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu kapas

alkohol 70%, tourniquet, plester, tabung EDTA dan sarung

tangan.

2) Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

3) Lakukan pendekatan terhadap pasien dengan tenang dan ramah

4) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar

identitas.

5) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang sering

melakukan aktivitas.

6) Minta pasien untuk mengepalkan tangan.

7) Pasang tuourniquet kira – kira 10 cm di atas lipat siku.

8) Pilih bagian vena medial cubital, basilica atau cephalica sebagai

tempat penusukan. Lakukan perabaan untuk memastikan posisi

vena.

9) Bersihkan kulit di daerah yang akan dilakukan pengambilan

darah dengan kapas alkohol 70%.

10) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke

atas (posisi 45) . Jika jarum telah dimasukkan ke dalam vena

akan terlihat darah masuk ke dalam spoit.


33

11) Letakkan kapas kering di tempat penyuntikan lalu lepaskan

tourniquet dan segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat

lalu kenakan plester.

12) Sampel darah disimpan dalam suhu -30C dengan penambahan

larutan krioprotektan dalam rasio 1:1.

b) Prosedur Pemeriksaan Methemoglobin

1) Masukkan 6 mL akuades ke dalam sebuah tabung tes. Pipetkan

0,2 mL sampel darah ke dalam tabung tes lalu campur dengan

baik.

2) Setelah tabung didiamkan selama 5 menit, tambahkan 4 mL

larutan buffer fosfat 0,1 M ke tabung lalu campur dengan baik.

3) Hemolisat disentrifus pada 3.000 rpm selama 10 menit,

kemudian supernatan dipindahkan ke tabung tes lain.

4) Bersihkan 4 buah kuvet volume 4 mL dengan akuades. Beri

label A, B, C dan D untuk setiap kuvet.

5) Tambahkan ke kuvet A dan B masing – masing 0,5 mL

akuades. Pada kuvet C dan D, tambahkan masing – masing 0,5

mL larutan kalium ferisianida 4%.

6) Pada kuvet A dan C, tambahkan masing – masing 3 mL larutan

buffer fosfat 40 mM. Pada kuvet B dan D, tambahkan masing –

masing 3 mL supernatan hasil hemolisat. Setiap kuvet dicampur

dengan baik.
34

7) Absorbansi kuvet B pada 630 nm dibaca dengan menggunakan

kuvet A sebagai acuan, hasil bacaan disebut A1. Setelah kuvet D

didiamkan selama 10 menit, absorbansi pada 630 nm dibaca

dengan menggunakan kuvet C sebagai acuan, hasil bacaan

disebut A3.

8) Pada seluruh kuvet, ditambahkan 30 μL larutan kalium sianida

5% kemudian dicampur dengan baik.

9) Setelah didiamkan selama 2 menit, absorbansi kuvet B pada

630 nm dibaca dengan menggunakan kuvet A sebagai acuan.

Hasil bacaan disebut A2. Sedangkan absorbansi kuvet D pada

630 nm dibaca dengan menggunakan kuvet C sebagai acuan.

Hasil bacaan disebut A4.

10) Persentase methemoglobin dihitung dengan persamaan berikut :

100 (𝐴1 − 𝐴2 )
𝑀𝑒𝑡 − 𝐻𝑏 % =
(𝐴3 − 𝐴4 )
35

Gambar 6. Prosedur Pemeriksaan Kadar Methemoglobin


Sumber: Evelyn dan Malloy, 1938.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Derajat Merokok

a) Definisi Operasional

Derajat merokok diukur dengan Indeks Brinkman yaitu

hasil perkalian antara lama merokok dalam tahun dengan jumlah

rata - rata rokok yang dihisap dalam satuan batang per hari

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003), yang dinyatakan oleh

responden berdasarkan wawancara langsung menggunakan

kuisioner.

b) Kriteria Objekif (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)

1) Perokok ringan : < 200

2) Perokok sedang : 200- 599

3) Perokok berat : > 600

c) Skala Pengukuran : Ordinal


36

2. Kadar Methemoglobin

a) Definisi Operasional

Kadar methemoglobin adalah banyaknya kandungan

methemoglobin dalam eritrosit pada subyek penelitian, yang

dianalisis dengan metode spektrofotometrik. Methemoglobin stabil

dalam suhu penyimpanan -30C dan penambahan larutan

krioprotektan.

b) Kriteria Objekif

1) Kadar Methemoglobin Normal : < 3%

2) Kadar Methemoglobin Abnormal :  3%

c) Skala Pengukuran : Nominal

F. Analisis Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis.

Pengolahan data dan analisis data statistik dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak pengolah statistik dengan analisis secara:

1. Analisis Univariat

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa

univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi dan derajat dari

masing – masing variabel yang diteliti. Dalam analisis ini, ditentukan

nilai rata – rata dan simpangan baku pada setiap variabel. Variabel

independen adalah derajat merokok dengan skala data ordinal dan


37

variabel dependen adalah kadar methemoglobin dengan skala data

nominal.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat berfungsi untuk menghubungkan antara

variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi-

Square. Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 5% ( = 0,05).

Panduan interpretasi hasil uji hipotesis bila nilai p < 0,05 (H0 ditolak,

Ha diterima) maka terdapat hubungan bermakna antar variabel, dengan

kriteria sebagai berikut:

a) Jika p < 0,05 maka H0 ditolak berarti ada hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen.

b) Jika p  0,05 maka H0 diterima berarti tidak ada hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen.


38

G. Alur Penelitian

Alur penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

Pengajuan surat permohonan izin penelitian

Studi pendahuluan lokasi penelitian

Penyusunan proposal

Melakukan penelitian

Populasi

Kriteria Inklusi Sampel Kriteria Eksklusi

Menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian

Sampel darah Pengambilan Data Derajat merokok

Pengolahan dan analisa data

Pembahasan dan hasil penelitian

Penyajian hasil akhir

Gambar 7. Alur Penelitian


39

H. Etika Penelitian

Izin etik penelitian diperoleh dengan melakukan permohonan izin

etik penelitian pada Departemen Dewan Kode Etik Universitas Halu Oleo.

Sebelum mengambil data, peneliti akan melakukan penjelasan mengenai

tujuan penelitian, prosedur pengambilan data, serta kemungkinan yang

dapat terjadi pada responden setelah pengambilan data. Apabila terjadi

komplikasi dari prosedur yang dilakukan, responden dapat segera menuju

fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas Nambo. Setelah penjelasan

diberikan untuk responden dan responden mengerti serta menyetujui, maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan.

Penelitian ini akan memenuhi beberapa prinsip etika penelitian,

yaitu :

1. Self determinant

Respoden diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa

paksaan apakah bersedia atau tidak bersedia untuk mengikuti kegiatan

penelitian, setelah semua informasi yang berhubungan dengan

penelitian dijelaskan, dengan menandatangani informed consent yang

disediakan.

2. Anonymity

Selama kegiatan penelitian kerahasiaan identitas responden

akan dijaga. Nama responden tidak akan dicantumkan dan peneliti

menggunakan inisial responden.


40

3. Confidentiality

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi

yang diperoleh. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai

dokumentasi penelitian.

4. Protection from Discomfort

Responden bebas dari rasa tidak nyaman selama penelitian ini

dilakukan terhadap responden.

Anda mungkin juga menyukai