Anda di halaman 1dari 2

Terdapat beberapa faktor meliputi faktor penyakit penyerta, depresi, gangguan gigi,

kunjungan, penggunaan obat, cita rasa makanan, serta jumlah gigi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terbukti berhubungan dengan asupan makanan
pada usia lanjut adalah penyakit penyerta, depresi, cita rasa makanan, dan jumlah gigi.
ahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti fungsi normal
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang
diderita. Berbagai kondisi medis umum pada usia lanjut seperti penyakit gastrointestinal,
sindrom malabsorbsi, infeksi akut dan kronis, seperti hipermetabolisme sering
menyebabkan anoreksia sehingga berpengaruh terhadap asupan makanan.
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.

PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA


Perencanaan makan secara umum
1) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang
kecil. Contoh menu : Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang
telur, sup, pepaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng,
pepes ikan, pisang.
3) Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.
5) Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
-Makanlah makanan yang mudah dicerna
-Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
-Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan
harus lunak/lembek atau dicincang
-Makan dalam porsi kecil tetapi sering
-Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
6) Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna
pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
7) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau
8) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng

CARA MEMBERI MAKAN MELALUI MULUT (ORAL)


1) Siapkan makanan dan minuman yang akan diberikan
2) Posisikan pasien duduk atau setengah duduk.
3) Berikan sedikit minum air hangat sebelum makan.
4) Biarkan pasien untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan.
5) Selaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan pasien, tanyakan
pemberian makan terlalu cepat atau lambat.
6) Perbolehkan pasien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan pasien
yang ingin dimakan.
7) Setelah selesai makan, posisi pasien tetap dipertahankan selama ± 30 menit

Referensi

1. Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical geriatris.
6th ed. New York, NY: McGraw-Hill.
2. Kubo H, Nakayama K, Ebihara S, Sasaki H. 2005. Medical treatments and cares for
geriatri syndrome: New strategies learned from frail elderly. Department of Geriatri
and Respiratory Medicine, Tohoku University School of Medicine, Sendai, Japan.
Tohoku J. Exp. Med. 205(3): 205-214.

Anda mungkin juga menyukai